Koalisi Pemerintah Bakal Bertambah

Rabu, 30 Mei 2018 - 13:41 WIB
Koalisi Pemerintah Bakal Bertambah
Koalisi Pemerintah Bakal Bertambah
A A A
JAKARTA - Kekuatan koalisi partai politik (parpol) pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan bakal semakin kuat. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, kedepan kemungkinan akan ada satu hingga dua parpol lagi yang bergabung dengan koalisi pemerintah.

“Dengan kondisi sekarang, sebetulnya relatif sudah terbentuk strukturnya. Jadi tinggal mungkin tambah satu-duapartai lagi,” ujar Airlangga di rumah dinas Ketua DPR Bambang Soesatyo, Jalan Widya Chandra III, Jakarta Selatan, Senin (28/5).

Sayangnya Airlangga tidak menyebutkan parpol mana saja yang akan merapat. Dia hanya menjelaskan bahwa saat inikomunikasi antarparpol masih sangat dinamis menjelang Pilpres 2019. “Antarpartai masih berkomunikasi secara lancar. Jadi tidak yang perlu dikhawatirkan karena seluruh komunikasi itu cair,” ujarnya.

Menurut Airlangga, bagi pemerintah, semakin banyak parpol yang bergabung dalam koalisi pendukung tentu akan semakin baik karena pemerintahan bisa semakin kuat. “Tapi ya tidak usah terlalu dipaksakan. Kalau sudah memenuhi persyaratan ya sudah bisa untuk berlanjut ke tahap berikutnya,” tuturnya.

Mengenai posisi calon wakil presiden (cawapres), Airlangga mengatakan bahwa ketika Partai Golkar memutuskan untuk
mengusung kembali Jokowi sebagai capres 2019, partainya memang tidak menyertakan klausul atau persyaratan Jokowi harus menggandeng cawapres dari Partai Golkar.

Namun, Airlangga mengakui, seiring perjalanan waktu dinamika politik terus berkembang, termasuk muncul keinginan dari Golkar agar Jokowi menggandeng dirinya sebagai calon wapres. “Aspirasi yang berkembang dari berbagai pihak tentu harus didengar dan saya yakin Pak Presiden memperhatikan hal tersebut,” tuturnya.

Selain Airlangga Hartarto sejumlah ketua umum parpol pendukung pemerintah juga berambisi untuk digandeng sebagai calon wakil presiden untuk calon presiden Jokowi. Ada Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romy) dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Dari hasil survei sejumlah lembaga survei, langkah agresif Cak Imin yang terus menyosialisasikan dirinya sebagai cawapres Jokowi ternyata cukup ampuh dalam mendongkrak elektabilitas PKB di lima besar parpol.

Meski bagi Cak Imin sendiri, elektabilitasnya sebagai cawapres belum cukup menonjol. Sekjen PPP Asrul Sani mengatakan, dinamika internal parpol koalisi pasti akan terus bergerak hingga masa pencapresan berakhir. Itu sesuatu yang sangat wajar.

Meski begitu, Asrul mengatakan bahwa parpol koalisi akan tetap solid. Ketika saat ini PAN dan PKB mulai dikait-kaitkan dengan
kubu oposisi pun dia menilai itu sebatas dinamika politik. “Tapi saya yakin PAN dan PKB masih ada di (koalisi) Pak Jokowi, kecuali ada keadaan ekonomi yang luar biasa, misalnya (nilai tukar) rupiah sampai Rp18.000 (per 1USD), dan tentu isu keamanan,” katanya.

PPP, kata Asrul, juga terus berusaha agar ketua umumnya bisa digandeng sebagai cawapres. Saat ini PPP terus menggencarkan sosialisasi diantaranya dengan mendekati kalangan muda.

“Kami tidak harus mengikuti cara Cak Imin. Kami punya cara lain, misalnya sekarang Ketua Umum (Romy) semakin sering tampil di ruang publik, di televisi, ngeband. Itu hasilnya akan kelihatan enam bulan nanti,” tuturnya.

Saat ini, meski hasil sejumlah survei elektabilitas PPP tergolong masih rendah, hanya berkisar 2%, partainya akan lolos parliamentary threshold (PT). (Abdul Rochim)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4417 seconds (0.1#10.140)