Kunjungi Balai Rehabilitasi Sosial, Mensos Diajari Menjahit
A
A
A
JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) Kartini, Temanggung, Jawa Tengah.
Dalam kunjungan kerja pada Selasa 29 Mei 2018, Idrus juga menjajal keterampilan menjahit bersama penyandang disabilitas intelektula, selain meninjau beragam fasilitas dan layanna.
Melati Amelia Putri, salah satu penyandang disabilitas intelektual berkesempatan membimbing Mensos menjahit.
Mensos pun tidak ragu-ragu menjajal kesempatan ini. Secara spontan gadis penyandang disabilitas itu berteriak riang ketika Mensos mampu menjahit beberapa bagian.
"Hore, aku berhasil ngajarin bapak," serunya riang disambut disambut tawa Mensos dan rombongan lainnya, seperti ditulis dalam siaran pers Kemensos.
Idrus mengatakan kemampuan anak-anak di balai sungguh luar biasa. "Saya punya keyakinan Putri bisa sampai hari ini adalah melalui proses yang panjang. Tidak serta merta. Ini sungguh luar biasa," tutur Mensos disambut tepuk tangan hadirin.
Usai berdialog dengan anak-anak balai, Mensos juga melihat langsung berbagai fasilitas pelayanan rehabilitasi sosial di antaranya asrama penerima manfaat, gedung Instalasi Terapi Khusus (ITK) untuk melihat bagaimana penerima manfaat mendapatkan fisioterapi, terapi wicara, terapi perilaku, dan juga okupasi terapi.
Dalam kunjungan kerja ini, Mensos didampingi Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial (Dirjen Rehsos) Edi Suharto dan Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Rachmat Koesnaedi.
Mensos mengatakan, negara Hadir ditengah masyarakat melalui Nawacita terutama ke-5, yakni Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Melalui Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung, Negara memberikan pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas.
BBRSBG Kartini Temanggung adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Sosial yang berada di bawah dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.
Tugas balai besar ini adalah melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial, resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut bagi penyandang disabilitas intelektual agar mampu berperan dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sesuai dengan misi BBRSBG, yaitu Mengantar Menuju Kemandirian.
Istilah penyandang disabilitas intelektual (PDI) digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai daya intelektual di bawah rata-rata. PDI mengalami hambatan perkembangan kecerdasan sehingga tidak mencapai tahap yang optimal.
Pada tahun ini BBRSBG melayani 150 penerima manfaat di dalam panti dan 490 penerima manfaat luar panti, yaitu program daycare sebanyak 10 orang, pelayanan Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga (RSBK) sebanyak 355 penerima manfaat, dan Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat atau Sheltered Workshop "Peduli" sebanyak 125 penerima manfaat.
Selain bertemu penerima manfaat menteri sosial juga akan melihat langsung kegiatan pelayanan rehabilitasi Sosial bagi penyandang disabilitas intelektual di BBRSBG serta ke unit kerja pendukung.
Pelayanan rehabilitasi sosial di dalam panti meliputi kegiatan bimbingan fisik, bimbingan sosial, bimbingan keterampilan, bimbingan mental spiritual.
Keberhasilan para penerima manfaat setelah mereka kembali ke keluarga dan berada di tengah masyarakat sangat ditentukan oleh peran serta keluarga, penerimaan masyarakat, pendampingan dari dinas terkait dan peran aktif dunia usaha dalam memberikan kesempatan kerja sesuai potensi mereka.
Dalam kunjungan kerja pada Selasa 29 Mei 2018, Idrus juga menjajal keterampilan menjahit bersama penyandang disabilitas intelektula, selain meninjau beragam fasilitas dan layanna.
Melati Amelia Putri, salah satu penyandang disabilitas intelektual berkesempatan membimbing Mensos menjahit.
Mensos pun tidak ragu-ragu menjajal kesempatan ini. Secara spontan gadis penyandang disabilitas itu berteriak riang ketika Mensos mampu menjahit beberapa bagian.
"Hore, aku berhasil ngajarin bapak," serunya riang disambut disambut tawa Mensos dan rombongan lainnya, seperti ditulis dalam siaran pers Kemensos.
Idrus mengatakan kemampuan anak-anak di balai sungguh luar biasa. "Saya punya keyakinan Putri bisa sampai hari ini adalah melalui proses yang panjang. Tidak serta merta. Ini sungguh luar biasa," tutur Mensos disambut tepuk tangan hadirin.
Usai berdialog dengan anak-anak balai, Mensos juga melihat langsung berbagai fasilitas pelayanan rehabilitasi sosial di antaranya asrama penerima manfaat, gedung Instalasi Terapi Khusus (ITK) untuk melihat bagaimana penerima manfaat mendapatkan fisioterapi, terapi wicara, terapi perilaku, dan juga okupasi terapi.
Dalam kunjungan kerja ini, Mensos didampingi Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial (Dirjen Rehsos) Edi Suharto dan Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Rachmat Koesnaedi.
Mensos mengatakan, negara Hadir ditengah masyarakat melalui Nawacita terutama ke-5, yakni Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Melalui Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung, Negara memberikan pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas.
BBRSBG Kartini Temanggung adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Sosial yang berada di bawah dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.
Tugas balai besar ini adalah melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial, resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut bagi penyandang disabilitas intelektual agar mampu berperan dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sesuai dengan misi BBRSBG, yaitu Mengantar Menuju Kemandirian.
Istilah penyandang disabilitas intelektual (PDI) digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai daya intelektual di bawah rata-rata. PDI mengalami hambatan perkembangan kecerdasan sehingga tidak mencapai tahap yang optimal.
Pada tahun ini BBRSBG melayani 150 penerima manfaat di dalam panti dan 490 penerima manfaat luar panti, yaitu program daycare sebanyak 10 orang, pelayanan Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga (RSBK) sebanyak 355 penerima manfaat, dan Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat atau Sheltered Workshop "Peduli" sebanyak 125 penerima manfaat.
Selain bertemu penerima manfaat menteri sosial juga akan melihat langsung kegiatan pelayanan rehabilitasi Sosial bagi penyandang disabilitas intelektual di BBRSBG serta ke unit kerja pendukung.
Pelayanan rehabilitasi sosial di dalam panti meliputi kegiatan bimbingan fisik, bimbingan sosial, bimbingan keterampilan, bimbingan mental spiritual.
Keberhasilan para penerima manfaat setelah mereka kembali ke keluarga dan berada di tengah masyarakat sangat ditentukan oleh peran serta keluarga, penerimaan masyarakat, pendampingan dari dinas terkait dan peran aktif dunia usaha dalam memberikan kesempatan kerja sesuai potensi mereka.
(dam)