Kemenag Klaim Perbaikan Pelayanan Haji On The Track
A
A
A
JAKARTA - Pihak Kementerian Agama (Kemenag) optimistis pelaksanaan ibadah haji bagi jamaah dari Indonesia tahun ini akan lebih baik. Sejauh ini, menurut Sekjen Kemenag, Nur Syam, seluruh persiapan menuju capaian itu sudah pada jalannya.
"Kalau melihat persiapan-persiapan sejauh ini sudah on the track, bukan off the track," ujarnya saat memaparkan program-program prioritas Kementerian Agama dalam penyelenggaraan haji 2018 di Asrama Haji Pondok Gede, Minggu (27/5/2018).
Untuk soal pemondokan, menurut Nur Syam sudah dibereskan. Tahun ini seluruh hotel diupayakan minimal berbintang tiga atau empat dan tak sebegitu jauh dari lokasi-lokasi ibadah haji. "Hotel yang dipilih yang luar biasa," kata dia.
Terkait administrasi, menurutnya data jamaah tahun ini sudah lebih terintegrasi melalui sistem e-hajj. Hal tersebut diharapkan bisa meminimkan kesalahan-kesalahan administratif serta penempatan jamaah. Nantinya saat masa pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci, akan diterapkan juga monitoring berbasis teknologi informasi guna memantau jamaah dan petugas.
Sementara terkait layanan makanan alias katering, ia mengatakan tahun ini dipastikan jamaah akan mendapat makanan bercitarasa Indonesia. Meski tak ada makanan-makanan spesifik, namun rasa yang disajikan bakal sesuai lidah orang Indonesia. "Misalnya tak pakai minyak unta dan rasanya lebih pedas," kata Nur Syam.
Guna memastikan hal itu, penyedia katering diwajibkan memekerjakan chef dari indonesia agar rasa masakannya bisa sesuai lidah indonesia.
Menurutnya, pemerintah juga telah mengupayakan layanan lebih baik di Arafah, Mina, dan Musdalifah. "Water cooler-nya semoga bagus, tenda juga bagus, sudah antiterbakar," ucap dia.
Selain itu, salah satu kelebihan pelayanan haji tahun ini adalah penerapan pemeriksaan biometrik di sebagian asrama haji Tanah Air.
Sebelumnya pemeriksaan biometrik di lokasi kedatangan di Arab Saudi mencapai empat jam. Dengan pemeriksaan biometrik di Tanah Air, kata Nur Syam bisa mencapai dua jam saja.
Dari seluruh peningkatan pelayanan tersebut, menurut Nur Syam, yang problematik dari segi transportasi. Salah satu persoalannya, karena pada waktu tertentu perjalanan ke Masjidil Haram ditutup dan ada sejumlah layanan yang kendaraannya dipilihkan pengelola dari Arab Saudi. Kemudian soal supir-supir dari luar Arab Saudi yang berpotensi tersesat.
Bagaimanapun, ia berharap dengan seluruh upaya pengelola dan penyelenggara ibadah haji tahun ini, indeks kepuasan haji yang disigi BPS bisa meningkat.
Indeks kepuasan haji tahun 2016 senilai 83,83. Tahun lalu, mencapai 84,85%. "Tinggal 0,15% posisi indeks kepuasan mencapai tingkat sangat memuaskan. Mudah-mudahan kita bisa mencapai skor ini," tandas Nur Syam.
"Kalau melihat persiapan-persiapan sejauh ini sudah on the track, bukan off the track," ujarnya saat memaparkan program-program prioritas Kementerian Agama dalam penyelenggaraan haji 2018 di Asrama Haji Pondok Gede, Minggu (27/5/2018).
Untuk soal pemondokan, menurut Nur Syam sudah dibereskan. Tahun ini seluruh hotel diupayakan minimal berbintang tiga atau empat dan tak sebegitu jauh dari lokasi-lokasi ibadah haji. "Hotel yang dipilih yang luar biasa," kata dia.
Terkait administrasi, menurutnya data jamaah tahun ini sudah lebih terintegrasi melalui sistem e-hajj. Hal tersebut diharapkan bisa meminimkan kesalahan-kesalahan administratif serta penempatan jamaah. Nantinya saat masa pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci, akan diterapkan juga monitoring berbasis teknologi informasi guna memantau jamaah dan petugas.
Sementara terkait layanan makanan alias katering, ia mengatakan tahun ini dipastikan jamaah akan mendapat makanan bercitarasa Indonesia. Meski tak ada makanan-makanan spesifik, namun rasa yang disajikan bakal sesuai lidah orang Indonesia. "Misalnya tak pakai minyak unta dan rasanya lebih pedas," kata Nur Syam.
Guna memastikan hal itu, penyedia katering diwajibkan memekerjakan chef dari indonesia agar rasa masakannya bisa sesuai lidah indonesia.
Menurutnya, pemerintah juga telah mengupayakan layanan lebih baik di Arafah, Mina, dan Musdalifah. "Water cooler-nya semoga bagus, tenda juga bagus, sudah antiterbakar," ucap dia.
Selain itu, salah satu kelebihan pelayanan haji tahun ini adalah penerapan pemeriksaan biometrik di sebagian asrama haji Tanah Air.
Sebelumnya pemeriksaan biometrik di lokasi kedatangan di Arab Saudi mencapai empat jam. Dengan pemeriksaan biometrik di Tanah Air, kata Nur Syam bisa mencapai dua jam saja.
Dari seluruh peningkatan pelayanan tersebut, menurut Nur Syam, yang problematik dari segi transportasi. Salah satu persoalannya, karena pada waktu tertentu perjalanan ke Masjidil Haram ditutup dan ada sejumlah layanan yang kendaraannya dipilihkan pengelola dari Arab Saudi. Kemudian soal supir-supir dari luar Arab Saudi yang berpotensi tersesat.
Bagaimanapun, ia berharap dengan seluruh upaya pengelola dan penyelenggara ibadah haji tahun ini, indeks kepuasan haji yang disigi BPS bisa meningkat.
Indeks kepuasan haji tahun 2016 senilai 83,83. Tahun lalu, mencapai 84,85%. "Tinggal 0,15% posisi indeks kepuasan mencapai tingkat sangat memuaskan. Mudah-mudahan kita bisa mencapai skor ini," tandas Nur Syam.
(maf)