NU-AS Diskusikan Radikalisme
A
A
A
JAKARTA - Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dan Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS) Mike Pence menegaskan komitmen untuk kebebasan beragama dan melawan radikalisme.
Komitmen itu diungkapkan saat pertemuan di Gedung Putih pada Kamis (17/5) siang waktu setempat. Pertemuan itu terjadi setelah berbagai serangan teror di Indonesia. Pertemuan itu pun menegaskan solidaritas dan komitmen untuk mendorong kebebasan beragama dan hidup berdampingan secara damai di tengah berbagai ancaman teror.
Dua tokoh itu pun berdiskusi tentang upaya mendorong perdamaian dan komitmen bersama memerangi ekstremisme. ”Sangat luar biasa menyaksikan wakil presiden Amerika Serikat dan pemimpin organisasi muslim terbesar di dunia yang sangat intensif mempromosikan kebebasan beragama dan memerangi ekstremisme,” ungkap Johnnie Moore, eksekutif komunikasi evangelis dan advokat kebebasan beragama internasional yang mengikuti pertemuan tersebut, pada The Christian Post.
Pertemuan dua tokoh berlangsung selama 20 menit dan melibatkan Moore, Wapres AS Pence, Yahya, dan seorang penasihat senior Pence. Pertemuan sebelumnya termasuk dengan staf lain. Moore menyatakan, Pence menyambut Yahya dengan ucapan selamat Ramadan Karim.
Moore merupakan juru bicara untuk kelompok pemimpin evangelis konservatif yang menjadi penasihat informal pemerintahan Donald Trump. Moore menjelaskan, pertemuan itu berlangsung saat Yahya berkunjung ke AS untuk sejumlah pertemuan. Pertemuan dengan Pence awalnya tidak ada dalam rencana perjalanan.
”Wapres mengetahui dia di kota dan meminta bertemu dia. Pence tahu Yahya dari acara multikeyakinan yang dihadiri keduanya di Indonesia tahun lalu.” tutur Moore. Dalam pertemuan itu, Pence mengungkapkan duka citanya kepada Yahya atas tragedi teror di Indonesia.
Meski umat Kristiani menjadi target dalam serangan itu, dia menyatakan bahwa mayoritas muslim juga menjadi target serangan.
”Sangat jelas dukungan Wapres (Mike Pence) dan Yahya untuk kebebasan religius dimulai di Ruang Oval. Ini prioritas bagi Presiden (Donald Trump). Dan, AS menjadi teman bagi organisasi ini dan upayanya memerangi ekstremisme,” papar Moore. (Syarifudin)
Komitmen itu diungkapkan saat pertemuan di Gedung Putih pada Kamis (17/5) siang waktu setempat. Pertemuan itu terjadi setelah berbagai serangan teror di Indonesia. Pertemuan itu pun menegaskan solidaritas dan komitmen untuk mendorong kebebasan beragama dan hidup berdampingan secara damai di tengah berbagai ancaman teror.
Dua tokoh itu pun berdiskusi tentang upaya mendorong perdamaian dan komitmen bersama memerangi ekstremisme. ”Sangat luar biasa menyaksikan wakil presiden Amerika Serikat dan pemimpin organisasi muslim terbesar di dunia yang sangat intensif mempromosikan kebebasan beragama dan memerangi ekstremisme,” ungkap Johnnie Moore, eksekutif komunikasi evangelis dan advokat kebebasan beragama internasional yang mengikuti pertemuan tersebut, pada The Christian Post.
Pertemuan dua tokoh berlangsung selama 20 menit dan melibatkan Moore, Wapres AS Pence, Yahya, dan seorang penasihat senior Pence. Pertemuan sebelumnya termasuk dengan staf lain. Moore menyatakan, Pence menyambut Yahya dengan ucapan selamat Ramadan Karim.
Moore merupakan juru bicara untuk kelompok pemimpin evangelis konservatif yang menjadi penasihat informal pemerintahan Donald Trump. Moore menjelaskan, pertemuan itu berlangsung saat Yahya berkunjung ke AS untuk sejumlah pertemuan. Pertemuan dengan Pence awalnya tidak ada dalam rencana perjalanan.
”Wapres mengetahui dia di kota dan meminta bertemu dia. Pence tahu Yahya dari acara multikeyakinan yang dihadiri keduanya di Indonesia tahun lalu.” tutur Moore. Dalam pertemuan itu, Pence mengungkapkan duka citanya kepada Yahya atas tragedi teror di Indonesia.
Meski umat Kristiani menjadi target dalam serangan itu, dia menyatakan bahwa mayoritas muslim juga menjadi target serangan.
”Sangat jelas dukungan Wapres (Mike Pence) dan Yahya untuk kebebasan religius dimulai di Ruang Oval. Ini prioritas bagi Presiden (Donald Trump). Dan, AS menjadi teman bagi organisasi ini dan upayanya memerangi ekstremisme,” papar Moore. (Syarifudin)
(nfl)