PDIP: Semangat Kebangkitan Nasional Relevan Sepanjang Massa
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempertegas sikap politiknya, yakni memperkuat narasi cinta Tanah Air. Bagi PDIP, peringatan Kebangkitan Nasional mengajarkan suatu kesadaran baru untuk berjuang dengan cara modern yang bersumber dari kemampuan bangsa dengan mempercayai kekuatan sendiri.
Hal itu ditegaskan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto terkait Peringatan 110 tahun Kebangkitan Nasional dan 20 Tahun Reformasi. “Semangat berdikari inilah yang meluntur sehingga kita menjadi begitu mudah mengadopsi adat dan kebudayaan bangsa lain, termasuk dalam hal makanan dan pakaian sekalipun. Karena itulah jangan angap remeh ekspresi kebudayaan bangsa," tutur Hasto dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/5/2018).
Menurut dia, semangat Kebangkitan Nasional selalu relevan sepanjang massa. Pada tahun 1998, semangat Kebangkitan Nasional mampu menumbangkan kekuasaan otoriter 32 tahun Orde Baru.
“Kebangkitan Nasional dalam era sekarang menggelorakan kembali nasionalisme, membangun optimisme untuk hadir sebagai bangsa berdikari dan bangsa pemenang. Terbukti, optimisme dan semangat berdikari itu telah melahirkan terobosan dan prestasi yang telah dilakukan oleh anak muda Indonesia," tutur Hasto.
Dia pun mencontohkan prestasi juara ganda Kevin-Marcus pada All Angland 2018, prestasi di bidang pertahanan seperti kemampuan putra putri bangsa yang mampu menghasilkan pesawat N219, panser Anoa, tank KAPLAN, serta kemampuan di bidang rekayasa dan industri perkapalan.
"Prestasi hasil riset dan perekayasa anak negeri seperti benih unggul Inpari-42, Nila Larasati (Nila Merah strain Janti), Nila Gesit (Genetically Supermale Indonesian Tilapia) atau nila jantan super, yang memerkuat kedaulatan Indonesia di bidang pangan dan sederet prestasi lain seperti yang ditunjukkan oleh dua anak muda, Belva Devara dan Iman Usman yang menghadirkan pendidikan untuk semua melalui ruangguru.com menggambarkan optimisme bahwa Indonesia bisa hadir sebagai bangsa berdikari dan bangsa pemenang," tutur Hasto.
Dia mengatakan, Kebangkitan Nasional adalah nasionalisme yang percaya pada kekuatan sendiri, yang menghadirkan optimisme. PDIP, kata dia, mengajak segenap komponen bangsa untuk mengobarkan semangat kebangkitan nasional sebagai momentum untuk menjadi bangsa pemenang.
"Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018, dengan semangat Kebangkitan Nasional, jadikan Asian Games sebagai ajang menunjukkan sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi," tandasnya.
Kini setelah 20 tahun era reformasi, kata dia, PDIP menekankan pentingnya merajut persatuan dan kesatuan bangsa, yang saat ini terkoyak oleh berbagai tindakan intoleransi dan radikalisme.
Terorisme dikatakannya sebagai ideologi kegelapan harus dihadapi dengan narasi rasa Cinta Tanah Air, dan menggelorakan kembali kebanggaan pada kebudayaan bangsa. Sebab keadaban sebuah bangsa sangat ditentukan oleh ekspresi kebudayaannya.
"Presiden Jokowi dengan optimisme dan semangat kerja, kerja, kerja, adalah implementasi dari semangat Kebangkitan Nasional sehingga terbukti berbagai prestasi telah dicapainya. Sejumlah indikator menunjukkan Indonesia secara umum mengalami perbaikan, baik dari sisi sosial, politik, maupun ekonomi, " katanya.
Hal itu ditegaskan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto terkait Peringatan 110 tahun Kebangkitan Nasional dan 20 Tahun Reformasi. “Semangat berdikari inilah yang meluntur sehingga kita menjadi begitu mudah mengadopsi adat dan kebudayaan bangsa lain, termasuk dalam hal makanan dan pakaian sekalipun. Karena itulah jangan angap remeh ekspresi kebudayaan bangsa," tutur Hasto dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/5/2018).
Menurut dia, semangat Kebangkitan Nasional selalu relevan sepanjang massa. Pada tahun 1998, semangat Kebangkitan Nasional mampu menumbangkan kekuasaan otoriter 32 tahun Orde Baru.
“Kebangkitan Nasional dalam era sekarang menggelorakan kembali nasionalisme, membangun optimisme untuk hadir sebagai bangsa berdikari dan bangsa pemenang. Terbukti, optimisme dan semangat berdikari itu telah melahirkan terobosan dan prestasi yang telah dilakukan oleh anak muda Indonesia," tutur Hasto.
Dia pun mencontohkan prestasi juara ganda Kevin-Marcus pada All Angland 2018, prestasi di bidang pertahanan seperti kemampuan putra putri bangsa yang mampu menghasilkan pesawat N219, panser Anoa, tank KAPLAN, serta kemampuan di bidang rekayasa dan industri perkapalan.
"Prestasi hasil riset dan perekayasa anak negeri seperti benih unggul Inpari-42, Nila Larasati (Nila Merah strain Janti), Nila Gesit (Genetically Supermale Indonesian Tilapia) atau nila jantan super, yang memerkuat kedaulatan Indonesia di bidang pangan dan sederet prestasi lain seperti yang ditunjukkan oleh dua anak muda, Belva Devara dan Iman Usman yang menghadirkan pendidikan untuk semua melalui ruangguru.com menggambarkan optimisme bahwa Indonesia bisa hadir sebagai bangsa berdikari dan bangsa pemenang," tutur Hasto.
Dia mengatakan, Kebangkitan Nasional adalah nasionalisme yang percaya pada kekuatan sendiri, yang menghadirkan optimisme. PDIP, kata dia, mengajak segenap komponen bangsa untuk mengobarkan semangat kebangkitan nasional sebagai momentum untuk menjadi bangsa pemenang.
"Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018, dengan semangat Kebangkitan Nasional, jadikan Asian Games sebagai ajang menunjukkan sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi," tandasnya.
Kini setelah 20 tahun era reformasi, kata dia, PDIP menekankan pentingnya merajut persatuan dan kesatuan bangsa, yang saat ini terkoyak oleh berbagai tindakan intoleransi dan radikalisme.
Terorisme dikatakannya sebagai ideologi kegelapan harus dihadapi dengan narasi rasa Cinta Tanah Air, dan menggelorakan kembali kebanggaan pada kebudayaan bangsa. Sebab keadaban sebuah bangsa sangat ditentukan oleh ekspresi kebudayaannya.
"Presiden Jokowi dengan optimisme dan semangat kerja, kerja, kerja, adalah implementasi dari semangat Kebangkitan Nasional sehingga terbukti berbagai prestasi telah dicapainya. Sejumlah indikator menunjukkan Indonesia secara umum mengalami perbaikan, baik dari sisi sosial, politik, maupun ekonomi, " katanya.
(dam)