Penjelasan Terkait Anak-anak dan Wanita Dilibatkan Jadi Bomber
A
A
A
JAKARTA - Mantan terpidana teroris Yudi Zulfachri menyatakan, ideologi yang dianut oleh para pelaku teroris beberapa hari ini sangat berbahaya. Hal itu dikatakan Yudi saat menghadiri Polemik Talkshow oleh MNC Trijaya Network.
"Kita lihat sendiri bagaimana di Mako Brimob, Polisi yang menjaga itu dibunuh secara sadis," kata Yudi di Jakarta, Sabtu (19/5/2018).
"Ketika Kadiv Humas kebingungan negosiasi ini mereka maunya apa enggak ada. Maunya mereka ya hanya membunuh itu saja maunya," imbuhnya.
Yudi menjelaskan, perbedaan peran wanita dulu pada saat JI masih berdiri, wanita tidak ada yang ikut suaminya melakukan aksi. Sedangkan JAD memperbolekan wanita ikut karena sebagai syarat keimanannya.
"Karena kebencian dan permusuhan terhadap pemerintah dimasukkan menjadi syarat keimanan. Sehingga masing masing orang berlomba untuk membuktikan keimanannya baik itu laki-laki maupun perempuan," ungkap Yudi.
Sisi lainnya lanjut Yudi, dengan keterlibatan wanita itu akan memompa semangat laki-laki untuk beraksi. Ini masuk juga selain dalam pembuktian keimanan masuk juga strategi.
Sedangkan keterlibatan anak-anak, Yudi menambahkan, bila berumur 9 tahunan alasannya bukan karena didoktrin namun ajakan orang tua saja. Namun bila sudah remaja seperti pelaku pengeboman di Surabaya itu sangat bisa.
"Apalagi kemarin umur 18 tahun pelakunya, itu sudah bisa masuk doktrin. Artinya kalau orang tuanya melakukan aksi, anaknya ditinggal dalam kondisi negara kafir nah mereka mikir anaknya jadi kafir nanti, maka lebih baik diikutsertakan sama-sama masuk surga," tuturnya.
"Kita lihat sendiri bagaimana di Mako Brimob, Polisi yang menjaga itu dibunuh secara sadis," kata Yudi di Jakarta, Sabtu (19/5/2018).
"Ketika Kadiv Humas kebingungan negosiasi ini mereka maunya apa enggak ada. Maunya mereka ya hanya membunuh itu saja maunya," imbuhnya.
Yudi menjelaskan, perbedaan peran wanita dulu pada saat JI masih berdiri, wanita tidak ada yang ikut suaminya melakukan aksi. Sedangkan JAD memperbolekan wanita ikut karena sebagai syarat keimanannya.
"Karena kebencian dan permusuhan terhadap pemerintah dimasukkan menjadi syarat keimanan. Sehingga masing masing orang berlomba untuk membuktikan keimanannya baik itu laki-laki maupun perempuan," ungkap Yudi.
Sisi lainnya lanjut Yudi, dengan keterlibatan wanita itu akan memompa semangat laki-laki untuk beraksi. Ini masuk juga selain dalam pembuktian keimanan masuk juga strategi.
Sedangkan keterlibatan anak-anak, Yudi menambahkan, bila berumur 9 tahunan alasannya bukan karena didoktrin namun ajakan orang tua saja. Namun bila sudah remaja seperti pelaku pengeboman di Surabaya itu sangat bisa.
"Apalagi kemarin umur 18 tahun pelakunya, itu sudah bisa masuk doktrin. Artinya kalau orang tuanya melakukan aksi, anaknya ditinggal dalam kondisi negara kafir nah mereka mikir anaknya jadi kafir nanti, maka lebih baik diikutsertakan sama-sama masuk surga," tuturnya.
(maf)