Pemerintah Tanggung Seluruh Biaya Pengobatan Korban Bom Surabaya

Selasa, 15 Mei 2018 - 13:30 WIB
Pemerintah Tanggung Seluruh Biaya Pengobatan Korban Bom Surabaya
Pemerintah Tanggung Seluruh Biaya Pengobatan Korban Bom Surabaya
A A A
JAKARTA - Pemerintah akan menanggung seluruh biaya pengobatan korban ledakan bom di Surabaya, Jawa Timur. Bukan hanya untuk korban yang mengalami luka fisik, pemerintah juga berencana memberikan trauma healing bagi mereka yang mengalami trauma psikis.

Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Djuwita Anfasa Moeloek mengatakan, sebagian besar korban mengalami luka bakar serius mencapai 90%. "Luka yang diderita para korban beragam, mengingat bahan peledak yang digunakan menggunakan campuran bensin. Jadi yang paling parah adalah luka bakar. Korban mengalami luka bakar hampir 90%. Jika kita mengalami luka bakar maka cairan kita akan keluar," ungkap Nila di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (14/5/2018).

Untuk semua biaya, ungkap Menkes, pemerintah akan menanggung mulai awal hingga akhir pengobatan, sedangkan trauma healing untuk membantu para korban yang trauma atau frustrasi karena kehilangan anggota keluarganya. "Kemarin kami juga telah membicarakan dan melihat bahwa beberapa korban yang terluka sudah pulang. Yang jelas, baik mereka yang luka maupun tidak terluka, pasti mengalami trauma psikis. Jadi, hal tersebut akan kami pikirkan, terutama bagi korban yang kehilangan keluarganya. Jadi yang jelas, akan ada trauma healing yang dilakukan pemerintah kepada para korban," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyetujui perpanjangan libur sekolah sampai suasana Surabaya aman. "Kami berdiskusi untuk memulihkan keadaan proses belajar-mengajar terutama masalah psikis siswa, makanya Ibu Wali Kota tadi memberi masukan kepada saya untuk memperpanjang masa liburan sekolah. Kami sudah mempersilakan untuk memperpanjang liburan sekolah di Surabaya," ungkap Muhadjir ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Senin (14/5/2018).

Menurut dia, perpanjangan liburan hingga Ramadan. Harapannya, dengan adanya perpanjangan liburan ini maka para siswa bisa lebih tenang dan tidak stres menjalani proses belajar-mengajar di sekolah. "Untuk teknisnya nanti, kami pasrahkan langsung kepada Ibu Wali Kota," ungkapnya.

Adapun Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, sekolah memang sudah diliburkan sehari yaitu 14 Mei 2018. Namun setelah pertemuan dengan Mendikbud, pihaknya langsung meminta Kepala Dinas Pendidikan Surabaya M Ikhsan untuk memperpanjang masa liburan sekolah siswa. "Jadi, setelah diskusi dengan Pak Menteri, ternyata tidak masalah sehingga nanti akan saya liburkan dan akan digandeng dengan liburan puasa," kata Risma.

Dia berharap, dengan diliburkannya sekolah ini maka traumatik dan stres di tengah anak-anak bisa sedikit teratasi. "Mudah-mudahan anak-anak bisa mengatasi traumatiknya," paparnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5850 seconds (0.1#10.140)