Anggota DPR: Lacak Jaringan Komunikasi Napi Teroris!
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Charles Honoris meminta pemerintah melacak dan memonitor jaringan komunikasi para pelaku teror.
Hal itu diungkapkan Charles menyikapi adanya komunikasi live broadcast di media sosial yang sempat dilakukan para napi kasus terorisme dari dalam Mako Brimob Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat.
"Pemerintah harus melacak dan memonitor jaringan komunikasi para pelaku teror baik di media sosial maupun jaringan komunikasi lainnya," katanya, Kamis (10/5/2018).
Dia juga mengusulkan penanganan napi terorisme harus segera dilakukan untuk mencegah terulangnya kasus kerusuhan di Mako Brimob.
"Napi kasus terorisme sebaiknya ditempatkan di lapas dengan maximum security, seperti Lapas Batu dan Nusakambangan. Ini untuk membatasi ruang gerak dan ruang komunikasi mereka," tandas anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Tidak hanya itu, Charles juga mengusulkan adanya penguatan pengamanan di tempat-tempat strategis negara, termasuk kantor kepolisian. Upaya itu perlu dilakukan untuk mencegah kemungkinan serangan susulan oleh kelompok pelaku teror.
Charles mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya lima anggota polisi dalam insiden tersebut. "Mereka adalah putra-putra terbaik bangsa yang gugur menjalankan tugas," katanya.
Dia juga mengapresi langkah Polri yang sudah melakukan proses penegakan hukum dengan benar dan intensif dalam waktu tidak kurang dari 30 jam.
Dalam situasi penyanderaan, kata dia, proses negosiasi dan keselamatan nyawa sandera harus dikedepankan. "Salut untuk tim negosiator yang sudah berhasil melepaskan sandera Bripda Iwan Sarjana tanpa ada satu pun senjata yang menyalak," tuturnya.
Hal itu diungkapkan Charles menyikapi adanya komunikasi live broadcast di media sosial yang sempat dilakukan para napi kasus terorisme dari dalam Mako Brimob Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat.
"Pemerintah harus melacak dan memonitor jaringan komunikasi para pelaku teror baik di media sosial maupun jaringan komunikasi lainnya," katanya, Kamis (10/5/2018).
Dia juga mengusulkan penanganan napi terorisme harus segera dilakukan untuk mencegah terulangnya kasus kerusuhan di Mako Brimob.
"Napi kasus terorisme sebaiknya ditempatkan di lapas dengan maximum security, seperti Lapas Batu dan Nusakambangan. Ini untuk membatasi ruang gerak dan ruang komunikasi mereka," tandas anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Tidak hanya itu, Charles juga mengusulkan adanya penguatan pengamanan di tempat-tempat strategis negara, termasuk kantor kepolisian. Upaya itu perlu dilakukan untuk mencegah kemungkinan serangan susulan oleh kelompok pelaku teror.
Charles mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya lima anggota polisi dalam insiden tersebut. "Mereka adalah putra-putra terbaik bangsa yang gugur menjalankan tugas," katanya.
Dia juga mengapresi langkah Polri yang sudah melakukan proses penegakan hukum dengan benar dan intensif dalam waktu tidak kurang dari 30 jam.
Dalam situasi penyanderaan, kata dia, proses negosiasi dan keselamatan nyawa sandera harus dikedepankan. "Salut untuk tim negosiator yang sudah berhasil melepaskan sandera Bripda Iwan Sarjana tanpa ada satu pun senjata yang menyalak," tuturnya.
(dam)