Sempat Berhenti, IHA Kembali Distribusikan Bantuan ke Myanmar
A
A
A
RAKHINE - Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) beberapa hari yang lalu telah berhasil menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa bahan pangan dan kebutuhan non-pangan kepada 658 kepala keluarga di Camp Mour Tin Nya, Sittwe, Rakhine State, Myanmar. Bantuan kemanusiaan tersebut berasal dari masyarakat Indonesia yang disalurkan melalui sejumlah anggota IHA, di antaranya PKPU Human Initiative dan LAZ Nurul Hayat serta juga didukung oleh BUMN.
Pemberian bantuan ini merupakan langkah awal dimulainya program kemanusiaan IHA di Rakhine State. Bantuan sempat terhenti akibat konflik yang kembali memanas pada akhir Agustus 2017 hingga menyebabkan lebih dari 671.000 etnis Rohingya di kawasan utara Rakhine State mengungsi ke Bangladesh.
Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan langsung oleh Program Manager IHA, Surya Rahman bersama tim IHA di sela-sela kunjungannya ke dalam kamp sekaligus melakukan kajian di sejumlah township di Rakhine State. Pemberian bantuan tersebut difasilitasi oleh lembaga MAUK Myanmar.
Selama kunjungannya di sejumlah township, di antaranya Kyauk Taw Township dan Mrauk U, Surya Rahman bersama tim IHA melihat sejumlah fasilitas pendidikan dan pasar rakyat di beberapa kampung muslim. Surya Rahman melihat kondisi sekolah di kampung muslim sangat memprihatinkan.
“Konflik di Rakhine State pada 2012 berdampak pada pembatasan akses bagi kelompok muslim termasuk ditutupnya akses layanan pendidikan bagi kelompok muslim oleh pemerintah. Masyarakat di kampung tersebut harus mendirikan fasilitas pendidikan sendiri,” kata Surya.
Pembatasan akses tersebut berdampak pada gerak dan langkah masyarakat di kampung tersebut untuk memperoleh kebutuhan pokok. Untuk menunjang kebutuhan mereka, masyarakat mendirikan pasar penghubung yang menjadi tempat berinteraksi dan bertransaksi antara komunitas muslim dan budhis.
IHA yang merupakan kolaborasi organisasi dan lembaga masyarakat sipil Indonesia telah berkomitmen untuk melaksanakan program di Rakhine State selama 2 tahun. Bantuan Rp26 miliar akan difokuskan pada sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, pangan dan non-pangan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak konflik. Program IHA diharapkan berdampak jangka panjang dan mendukung proses rekonsiliasi antarkomunitas di Rakhine State. (IHA/PKPU-HI)
Pemberian bantuan ini merupakan langkah awal dimulainya program kemanusiaan IHA di Rakhine State. Bantuan sempat terhenti akibat konflik yang kembali memanas pada akhir Agustus 2017 hingga menyebabkan lebih dari 671.000 etnis Rohingya di kawasan utara Rakhine State mengungsi ke Bangladesh.
Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan langsung oleh Program Manager IHA, Surya Rahman bersama tim IHA di sela-sela kunjungannya ke dalam kamp sekaligus melakukan kajian di sejumlah township di Rakhine State. Pemberian bantuan tersebut difasilitasi oleh lembaga MAUK Myanmar.
Selama kunjungannya di sejumlah township, di antaranya Kyauk Taw Township dan Mrauk U, Surya Rahman bersama tim IHA melihat sejumlah fasilitas pendidikan dan pasar rakyat di beberapa kampung muslim. Surya Rahman melihat kondisi sekolah di kampung muslim sangat memprihatinkan.
“Konflik di Rakhine State pada 2012 berdampak pada pembatasan akses bagi kelompok muslim termasuk ditutupnya akses layanan pendidikan bagi kelompok muslim oleh pemerintah. Masyarakat di kampung tersebut harus mendirikan fasilitas pendidikan sendiri,” kata Surya.
Pembatasan akses tersebut berdampak pada gerak dan langkah masyarakat di kampung tersebut untuk memperoleh kebutuhan pokok. Untuk menunjang kebutuhan mereka, masyarakat mendirikan pasar penghubung yang menjadi tempat berinteraksi dan bertransaksi antara komunitas muslim dan budhis.
IHA yang merupakan kolaborasi organisasi dan lembaga masyarakat sipil Indonesia telah berkomitmen untuk melaksanakan program di Rakhine State selama 2 tahun. Bantuan Rp26 miliar akan difokuskan pada sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, pangan dan non-pangan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak konflik. Program IHA diharapkan berdampak jangka panjang dan mendukung proses rekonsiliasi antarkomunitas di Rakhine State. (IHA/PKPU-HI)
(poe)