Presiden Jokowi Bilang Agama dan Negara Harus Beriringan

Sabtu, 14 April 2018 - 19:28 WIB
Presiden Jokowi Bilang...
Presiden Jokowi Bilang Agama dan Negara Harus Beriringan
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Silaturahmi Penyuluh Agama se-Jawa Tengah yang digelar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang.

Dalam kesempatan itu dia mengatakan, agama dan negara harus dapat berjalan beriringan dan saling memperkukuh, bukan untuk saling dipertentangkan.

"Negara memberikan perlindungan dalam berkeyakinan dan agama memberikan panduan ilahiah bagi masyarakat dalam berperilaku dan bermasyarakat," kata Jokowi dalam keterangan resmi Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Sabtu (14/4/2018).

Menurut dia, peran penyuluh agama menjadi sangat penting untuk menghadirkan agama yang ramah untuk umatnya dan antarumat beragama. Penyuluh agama, lanjut Jokowi, harus memberikan contoh dan teladan berbudi pekerti luhur, teladan untuk saling berinteraksi dengan penuh empati dan saling menghormati.

Kepala Negara mengingatkan bahwa penyuluh agama adalah pemandu umat yang harus dapat menumbuhkan motivasi, harapan dan optimisme. Bukan pemandu yang menakut-nakuti dan menumbuhkan pesimisme.

"Pikiran positif akan memancarkan aura semangat untuk seluruh umat kita," ucapnya.

Jokowi mengatakan, bahwa aparat pemerintah dan para pemuka agama harus selalu bekerja sama untuk membangun Indonesia yang kokoh. Selain toleran dan saling pengertian, juga harus terus bersinergi dan bekerja sama, menjaga sikap umatnya masing-masing.

"Dan bekerja sama untuk meningkatkan saling pengertian antaragama, antaretnis dan antarstatus sosial," ujar Presiden.

Sebanyak 5.711 orang penyuluh agama se-Jawa Tengah, baik dari perwakilan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu yang hadir dalam acara tersebut.

"Terima kasih atas partisipasinya, kerelaannya dan keikhlasannya. Bapak, ibu, saudara sekalian telah ikut berperan menjaga persatuan dan kesatuan," kata Jokowi.

Jokowi juga mengapresiasi para penyuluh agama. Menurutnya, apa yang dilakukan penyuluh agama merupakan hal yang luar biasa dalam memperkokoh Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

"Luar biasa, karena saudara-saudara telah memberikan pengorbanan kepada negara, bangsa dan agama. Luar biasa atas komitmen Saudara memperkuat kerukunan bangsa serta luar biasa atas komitmen Saudara untuk memperkokoh NKRI memperkokoh Pancasila serta memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika," ucapnya.

Dia menambahkan bahwa, peran agama dalam kehidupan masyarakat Indonesia sangat sentral. Jokowi menyebut, bahwa dalam Pancasila, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa menjiwai keempat sila lainnya.

"Bahwa kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan semuanya dibangun dalam kerangka ketuhanan. Harus kita pahami dan sadari bersama," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Berbagai hasil penelitian, lanjut Presiden, selalu menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Indonesia di atas 80 persen menganggap agama merupakan hal yang sangat penting.

"Namun, di saat yang sama juga terpotret bahwa konflik sosial dengan akar agama harus tetap terus diwaspadai, terus diantisipasi. Hal ini lah yang harus menjadi perhatian kita bersama," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Dia berpesan agar masyarakat tidak menghabiskan energi untuk mempertajam perbedaan. Terutama perbedaan yang terkait dengan pilihan dalam pemilihan bupati/wali kota, pemilihan gubernur, maupun pemilihan presiden.

"Nah ini urusan perbedaan, sekarang di Jawa Tengah ada pilgub dan ada pilihan bupati wali kota ada tujuh. Nanti 2019 ada pilpres, sampaikan kepada masyarakat bahwa pilihan berbeda dalam demokrasi itu biasa. Pilih pemimpin yang paling baik. Setelah coblos rukun kembali sebagai saudara sebangsa dan setanah air, bersama-sama membangun negara ini," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7242 seconds (0.1#10.140)