Gelar Munas, PPP Ingin Buktikan Tetap Bersama Ulama
A
A
A
SEMARANG - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar musyawarah nasional (munas) alim ulama di Hotel Patrajasa, Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat-Sabtu (13-14 April). Selain itu juga digelar puncak peringatan Harlah ke 45 PPP.
Adapun peserta Munas adalah para pimpinan Majelis Syariah DPP, pimpinan Majelis Syariah DPW serta utusan pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam dari seluruh Indonesia. Munas ini ditargetkan dihadiri 190 ulama dari perwakilan 34 provinsi. Namun hingga malam ini baru 160 ulama yang mengkonfirmasi kehadiran.
Bagi PPP, moment munas ini sangat penting untuk mengembalikan citra partai yang sempat dicap tidak pro ulama. Diketahui, kebijakan PPP mendukung pasangan Basuki Tjahana Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu mendapat reaksi negatif dari sebagiam masyarakat. Partai berlambang kabah ini dinila keluar dari rohnya dan dicap anti ulama.
"Sejak Pilkada DKI, PPP dianggap tidak pro ulama. Hari ini, PPP ingin menunjukkan bahwa PPP merupakan bagian dari ulama," ujar Koordinator Acara Munas Alim Ulama PPP, Muhalim Djafar, kepada wartawan, di Semarang, Kamis (12/4/2018) malam.
Atas dasar itu pula, kata dia, Munas Alim Ulama PPP yang kedua ini sengaja mengangkat tema: Mempertegas Peran Ulama untuk Memperkuat NKRI Dalam Bingkai Islam Rahmatan Lil Alamin.
"Dengan tema itu sudah clear. Di tema itu sudah sangat tegas sekali karena mempertegas peran ulama memperkuat NKRI untuk membingkai Islam Rahmatan Lil Alamin. Itu sudah clear, bagaimana PPP menghadirkan ulama, fakih, dalam proses penegakan NKRI," katanya.
Munas Alim Ulama ini dipimpin oleh Ketua Majelis Syariah DPP PPP KH Maimoen Zubair dan Pelakasana Harian KH Syukron Makmun. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin juga dijadwalkan hadir pada kegiatan ini.
Pada kegiatan ini akan dibahas isu-isu kebangsaan termasuk tentang kepemimpinan nasional. Di antaranya terkait dengan konfigurasi Pilpres 2019.
Adapun peserta Munas adalah para pimpinan Majelis Syariah DPP, pimpinan Majelis Syariah DPW serta utusan pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam dari seluruh Indonesia. Munas ini ditargetkan dihadiri 190 ulama dari perwakilan 34 provinsi. Namun hingga malam ini baru 160 ulama yang mengkonfirmasi kehadiran.
Bagi PPP, moment munas ini sangat penting untuk mengembalikan citra partai yang sempat dicap tidak pro ulama. Diketahui, kebijakan PPP mendukung pasangan Basuki Tjahana Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu mendapat reaksi negatif dari sebagiam masyarakat. Partai berlambang kabah ini dinila keluar dari rohnya dan dicap anti ulama.
"Sejak Pilkada DKI, PPP dianggap tidak pro ulama. Hari ini, PPP ingin menunjukkan bahwa PPP merupakan bagian dari ulama," ujar Koordinator Acara Munas Alim Ulama PPP, Muhalim Djafar, kepada wartawan, di Semarang, Kamis (12/4/2018) malam.
Atas dasar itu pula, kata dia, Munas Alim Ulama PPP yang kedua ini sengaja mengangkat tema: Mempertegas Peran Ulama untuk Memperkuat NKRI Dalam Bingkai Islam Rahmatan Lil Alamin.
"Dengan tema itu sudah clear. Di tema itu sudah sangat tegas sekali karena mempertegas peran ulama memperkuat NKRI untuk membingkai Islam Rahmatan Lil Alamin. Itu sudah clear, bagaimana PPP menghadirkan ulama, fakih, dalam proses penegakan NKRI," katanya.
Munas Alim Ulama ini dipimpin oleh Ketua Majelis Syariah DPP PPP KH Maimoen Zubair dan Pelakasana Harian KH Syukron Makmun. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin juga dijadwalkan hadir pada kegiatan ini.
Pada kegiatan ini akan dibahas isu-isu kebangsaan termasuk tentang kepemimpinan nasional. Di antaranya terkait dengan konfigurasi Pilpres 2019.
(pur)