Pemerintah Fokus Turunkan Angka Stunting
A
A
A
SUKABUMI - Stunting menjadi perhatian besar pemerintah. Bahkan, Presiden Jokowi sangat fokus untuk mengurangi angka stunting di 100 kabupaten/kota di Indonesia.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Puskesmas Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, pada Minggu (8/4). Dalam kunjungannya, Presiden membagikan makanan tambahan dan obat cacing bagi balita, menu bergizi untuk ibu hamil, serta menggalakkan pentingnya cuci tangan.
Kegiatan tersebut dilakukan guna mengurangi angka stunting dan melakukan perbaikan gizi di 100 kabupaten/kota. Makanan tambahan yang diberikan kepada balita berupa nasi, omelet, sayur, buah, serta bubur kacang hijau dan telur rebus kepada balita. Sementara untuk ibu hamil, dibagikan menu nasi, ikan goreng, sayur, dan buah.
Jokowi yang hadir pada pukul 09.30 WIB beserta rombongan dan didampingi Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan itu langsung disambut meriah warga desa sekitar. Dia sempat bersalaman dengan warga.
Anak-anak yang hadir pun dengan semangat bernyanyi bersama menyambut kedatangan Presiden. Dalam sambutannya, Presiden menegaskan pentingnya peranan posyandu dan ibu-ibu Tim Penggerak PKK dalam rangka pemberian gizi kepada anak-anak, sekaligus kampanye pemberian makanan tambahan.
“Saya minta agar secara rutin seminggu sekali atau paling tidak sebulan dua kali anak ditimbang agar terlihat gizinya, berat badannya, lalu dicatat secara rutin, agar kita tahu anak itu stunting atau tidak,” ucap Presiden Jokowi.
Dia meminta Tim PKK dan posyandu memberikan konseling kepada ibu hamil dan anak-anak balita, juga edukasi pentingnya pemberian ASI. “Kunci kesehatan, kecerdasan, masa depan anak-anak kita ada sejak dalam kandungan dan saat anak berusia 1-2 tahun, itu masa emas, jangan sampai dilewatkan, jangan sampai anak kita kekurangan gizi. Saya minta kampanye ini terus disampaikan,” ujar Jokowi.
Selain menekankan pentingnya peran PKK dan posyandu, Jokowi juga fokus terhadap pemberian makanan tambahan dan mendahulukan makanan lokal berupa telur, ikan, kacang hijau, susu, juga biskuit.
“Yang paling penting adalah menyiapkan makanan ini agar anak selalu makan setiap hari, terutama pada ibu hamil dan anak usia 1-2 tahun. Perkembangan sel otak juga berkembang 80% saat dalam kandungan dan jangan lupa pentingnya pemberian ASI,” paparnya.
Stunting kini menjadi perhatian besar pemerintah. Telah dilakukan beragam upaya pencegahan permasalahan stunting dan gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai tinggi badan anak lebih pendek daripada anak-anak lain dalam rentang usia yang sama.
Stunting juga merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia dan kemampuan daya saing bangsa. Hal ini karena anak stunted tidak hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil), tetapi juga perkembangan otaknya, yang akan sangat memengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Presiden Jokowi juga sebelumnya menekankan bahwa masalah stunting perlu menjadi perhatian bersama. Karena itu, upaya penurunan angka stunting membutuhkan kerja bersama yang harus melibatkan lintas sektor dan semua elemen masyarakat.
“Sebetulnya sudah dimulai tiga tahun lalu dengan pemberian makanan tambahan atau PMT. Namun, tahun ini kami akan lebih menyasar dan fokus,” ujar Presiden.
Selain itu, Presiden mengarahkan sebagian program padat karya tunai untuk kesehatan, misalnya perbaikan sanitasi atau gizi anak di daerah-daerah yang saat ini menjadi fokus perhatian utama. “Karena stunting ini bukan hanya masalah makanan, melainkan juga berkaitan dengan kesehatan lingkungan, baik sanitasi, infrastruktur air bersih, semuanya. Ini sebuah kerja yang harusnya sangat terintegrasi,” papar Presiden Jokowi.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menegaskan, mencegah stunting penting dan posyandu memang harus dioptimalkan. Masyarakat juga harus mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, buah dan sayur, cuci tangan, dan olahraga.
“Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih,” tutur Nila.
Menurutnya, masalah stunting dipengaruhi rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi serta sering kali tidak beragam.
Selanjutnya, dipengaruhi juga oleh pola asuh yang kurang baik, terutama pada aspek perilaku dan praktik pemberian makan bagi bayi dan balita. Selain itu, stunting dipengaruhi rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya akses sanitasi dan air bersih.
“Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi pemahaman orang tua dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi atau ibu dan anaknya,” kata Nila.
Salah satu warga, Nonim, mengaku sangat senang dan warga antusias terhadap kunjungan Presiden Jokowi. Dia berterima kasih kepada Presiden karena telah memberikan pesan yang sangat penting bagi warga.
“Pak Jokowi tadi berpesan agar terus memperhatikan anak-anak, peran posyandu terus ditingkatkan, harus rutin, makan. Posyandu sebelumnya sudah sering memberikan pemberian makan tambahan untuk anak, sangat bermanfaat bagi anak-anak. Harapannya semoga Indonesia lebih baik dan masyarakatnya lebih sejahtera,” ungkap Nonim. (Iman Firmansyah)
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Puskesmas Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, pada Minggu (8/4). Dalam kunjungannya, Presiden membagikan makanan tambahan dan obat cacing bagi balita, menu bergizi untuk ibu hamil, serta menggalakkan pentingnya cuci tangan.
Kegiatan tersebut dilakukan guna mengurangi angka stunting dan melakukan perbaikan gizi di 100 kabupaten/kota. Makanan tambahan yang diberikan kepada balita berupa nasi, omelet, sayur, buah, serta bubur kacang hijau dan telur rebus kepada balita. Sementara untuk ibu hamil, dibagikan menu nasi, ikan goreng, sayur, dan buah.
Jokowi yang hadir pada pukul 09.30 WIB beserta rombongan dan didampingi Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan itu langsung disambut meriah warga desa sekitar. Dia sempat bersalaman dengan warga.
Anak-anak yang hadir pun dengan semangat bernyanyi bersama menyambut kedatangan Presiden. Dalam sambutannya, Presiden menegaskan pentingnya peranan posyandu dan ibu-ibu Tim Penggerak PKK dalam rangka pemberian gizi kepada anak-anak, sekaligus kampanye pemberian makanan tambahan.
“Saya minta agar secara rutin seminggu sekali atau paling tidak sebulan dua kali anak ditimbang agar terlihat gizinya, berat badannya, lalu dicatat secara rutin, agar kita tahu anak itu stunting atau tidak,” ucap Presiden Jokowi.
Dia meminta Tim PKK dan posyandu memberikan konseling kepada ibu hamil dan anak-anak balita, juga edukasi pentingnya pemberian ASI. “Kunci kesehatan, kecerdasan, masa depan anak-anak kita ada sejak dalam kandungan dan saat anak berusia 1-2 tahun, itu masa emas, jangan sampai dilewatkan, jangan sampai anak kita kekurangan gizi. Saya minta kampanye ini terus disampaikan,” ujar Jokowi.
Selain menekankan pentingnya peran PKK dan posyandu, Jokowi juga fokus terhadap pemberian makanan tambahan dan mendahulukan makanan lokal berupa telur, ikan, kacang hijau, susu, juga biskuit.
“Yang paling penting adalah menyiapkan makanan ini agar anak selalu makan setiap hari, terutama pada ibu hamil dan anak usia 1-2 tahun. Perkembangan sel otak juga berkembang 80% saat dalam kandungan dan jangan lupa pentingnya pemberian ASI,” paparnya.
Stunting kini menjadi perhatian besar pemerintah. Telah dilakukan beragam upaya pencegahan permasalahan stunting dan gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai tinggi badan anak lebih pendek daripada anak-anak lain dalam rentang usia yang sama.
Stunting juga merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia dan kemampuan daya saing bangsa. Hal ini karena anak stunted tidak hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil), tetapi juga perkembangan otaknya, yang akan sangat memengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Presiden Jokowi juga sebelumnya menekankan bahwa masalah stunting perlu menjadi perhatian bersama. Karena itu, upaya penurunan angka stunting membutuhkan kerja bersama yang harus melibatkan lintas sektor dan semua elemen masyarakat.
“Sebetulnya sudah dimulai tiga tahun lalu dengan pemberian makanan tambahan atau PMT. Namun, tahun ini kami akan lebih menyasar dan fokus,” ujar Presiden.
Selain itu, Presiden mengarahkan sebagian program padat karya tunai untuk kesehatan, misalnya perbaikan sanitasi atau gizi anak di daerah-daerah yang saat ini menjadi fokus perhatian utama. “Karena stunting ini bukan hanya masalah makanan, melainkan juga berkaitan dengan kesehatan lingkungan, baik sanitasi, infrastruktur air bersih, semuanya. Ini sebuah kerja yang harusnya sangat terintegrasi,” papar Presiden Jokowi.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menegaskan, mencegah stunting penting dan posyandu memang harus dioptimalkan. Masyarakat juga harus mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, buah dan sayur, cuci tangan, dan olahraga.
“Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih,” tutur Nila.
Menurutnya, masalah stunting dipengaruhi rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi serta sering kali tidak beragam.
Selanjutnya, dipengaruhi juga oleh pola asuh yang kurang baik, terutama pada aspek perilaku dan praktik pemberian makan bagi bayi dan balita. Selain itu, stunting dipengaruhi rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya akses sanitasi dan air bersih.
“Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi pemahaman orang tua dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi atau ibu dan anaknya,” kata Nila.
Salah satu warga, Nonim, mengaku sangat senang dan warga antusias terhadap kunjungan Presiden Jokowi. Dia berterima kasih kepada Presiden karena telah memberikan pesan yang sangat penting bagi warga.
“Pak Jokowi tadi berpesan agar terus memperhatikan anak-anak, peran posyandu terus ditingkatkan, harus rutin, makan. Posyandu sebelumnya sudah sering memberikan pemberian makan tambahan untuk anak, sangat bermanfaat bagi anak-anak. Harapannya semoga Indonesia lebih baik dan masyarakatnya lebih sejahtera,” ungkap Nonim. (Iman Firmansyah)
(nfl)