Puisi Kontroversial, Sukmawati Harus Minta Maaf ke Umat Muslim
A
A
A
JAKARTA - Kritikan terhadap puisi Sukmawati Soekarnoputri yang dianggap menistakan Islam terus bergulir, salah satunya oleh anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni. Sukmawati disarankannya meminta maaf pada publik, khususnya umat muslim karena dipandang telah melecehkan agama.
Sahroni berpendapat bahasa yang tidak pantas muncul akibat membandingkan syariat islam. Ia mengingatkan Sukmawati seharusnya melihat contoh nyata bagaimana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akhirnya divonis penjara karena dinyatakan hakim telah melakukan penistaan agama saat melakukan kunjungan ke Kepulauan Seribu.
“Kalimat seperti konde lebih baik dari cadar hingga suara yang lebih merdu dari lantunan adzan tentunya menyakiti umat muslim. Terlebih Indonesia berpenduduk mayoritas Islam,” kata Sahroni dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Rabu (4/4/2018).
Ia berpendapat puisi tersebut murni dilontarkan secara pribadi oleh Sukmawati dan tak menggambarkan sikap keluarga besar Presiden Soekarno. Terlebih hal itu telah ditegaskan oleh Guntur Soekarnoputra yang menceritakan sejak kecil seluruh anak Soekarno telah diajarkan agama sesuai syariat islam. (Baca juga: Puisi Sukmawati Bikin Politik Identitas Makin Terlihat )
“Sebagai tokoh yang seharusnya memberikan contoh dan panutan, Sukmawati harus meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim karena telah merendahkan syariat agama. Bahasa yang dikeluarkannya dalam puisi itu tidak pantas sebagai seorang tokoh. Sukmawati juga harus menjelaskan maksud dari puisi itu,” ujarnya. (Baca juga: Bela Sukmawati, Guruh Nilai Puisi Kakaknya Tak Menyinggung SARA )
Diketahui, puisi Sukmawati Soekarnoputri dibacakan saat pagelaran Indonesia Fashion Week, dalam momen 29 tahun Anne Avantie Berkarya. Ketika itu Sukmawati diberi kesempatan untuk maju ke atas panggung dan membacakan puisinya yang berjudul Ibu Indonesia.
Sahroni berpendapat bahasa yang tidak pantas muncul akibat membandingkan syariat islam. Ia mengingatkan Sukmawati seharusnya melihat contoh nyata bagaimana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akhirnya divonis penjara karena dinyatakan hakim telah melakukan penistaan agama saat melakukan kunjungan ke Kepulauan Seribu.
“Kalimat seperti konde lebih baik dari cadar hingga suara yang lebih merdu dari lantunan adzan tentunya menyakiti umat muslim. Terlebih Indonesia berpenduduk mayoritas Islam,” kata Sahroni dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Rabu (4/4/2018).
Ia berpendapat puisi tersebut murni dilontarkan secara pribadi oleh Sukmawati dan tak menggambarkan sikap keluarga besar Presiden Soekarno. Terlebih hal itu telah ditegaskan oleh Guntur Soekarnoputra yang menceritakan sejak kecil seluruh anak Soekarno telah diajarkan agama sesuai syariat islam. (Baca juga: Puisi Sukmawati Bikin Politik Identitas Makin Terlihat )
“Sebagai tokoh yang seharusnya memberikan contoh dan panutan, Sukmawati harus meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim karena telah merendahkan syariat agama. Bahasa yang dikeluarkannya dalam puisi itu tidak pantas sebagai seorang tokoh. Sukmawati juga harus menjelaskan maksud dari puisi itu,” ujarnya. (Baca juga: Bela Sukmawati, Guruh Nilai Puisi Kakaknya Tak Menyinggung SARA )
Diketahui, puisi Sukmawati Soekarnoputri dibacakan saat pagelaran Indonesia Fashion Week, dalam momen 29 tahun Anne Avantie Berkarya. Ketika itu Sukmawati diberi kesempatan untuk maju ke atas panggung dan membacakan puisinya yang berjudul Ibu Indonesia.
(poe)