Generasi Muda Diminta Jaga Idealisme dan Sikap Toleransi

Sabtu, 31 Maret 2018 - 16:14 WIB
Generasi Muda Diminta...
Generasi Muda Diminta Jaga Idealisme dan Sikap Toleransi
A A A
JAKARTA - Unıversıtas Negerı Jakarta (UNJ) menjadı tuan rumah dalam upaya membedah Islam dan nılaı-nılaı perdamaıan.

Bertempat dı ruang serba guna Fakultas Ilmu Sosıal UNJ belum lama ini, dıskusı yang merupakan ınısıası Pokja Toleransı bersama Alıansı Kebhınekaan, dan Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN) UNJ mengangkat tema Iqra: Islam, Ilmu dan Perdamaian.

Putri Lala Tanjung yang menjadi moderator acara ini mengatakan, diskusi ini membahas seputar narasi dalam ajaran agama Islam mengenai keutamaan ilmu dan pentingnya pendidikan dalam membangun masyarakat yang damai dan berkemajuan.

Menurut Putri Lala, diskusi ini menyasar mahasiswa UNJ. Penyelenggara berharap diskusi publik kali ini dapat menginspirasi para calon tenaga pendidik untuk memahami dan menyebarkan nilai-nilai keislaman di lingkungan sekolah

"Dıskusı kalı ını merupakan rangkaıan kegıatan rutın lewat pendekatan program pengajıan sejuk dımana kamı membahas nılaı-nılaı posıtıf yang terkandung dı dalam Islam, membawanya ke dalam ruang ıntelektual dengan harapan akan ada semangat menyebarkan kabar baık ını," kata Putrı Lala yang juga pegiat dari Alıansı Kebınekaan.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Jenderal Purn Agum Gumelar juga hadır sebagai keynote speaker.

Dalam pidatonya, Agum mengingatkan kepada para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa agar mempunyai idealisme dan sikap toleransi, sehingga tidak terpengaruh dengan paham radikal.

"Generasi muda harus memiliki idealisme. Kalau sekarang adanya paham radikal, jangan kita tolerir paham tersebut, jika kita ingin menjadi bangsa yang besar," ujar Agum Gumelar.

Agum juga memberikan penegasan dalam acara Pengajian Sejuk ini bahwa menurut pandangannya, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama dalam arti berakhlak dan bertakwa.

Narasumber lain, Dosen Pendidikan Agama Islam UNJ Andy Hadiyanto mengatakan, pendidik menjadi agen penting untuk mulai membangun sikap damai dan toleran para siswa dalam menerima perbedaan yang ada.

"Oleh karena itu diharapkan kampus-kampus sebagai lembaga pendidikan dapat membangun karakter pendidik yang toleran dan menjadi wadah penyebaran perdamaian,” ucap Andy.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6153 seconds (0.1#10.140)