Perbincangan Seru Jokowi dengan Mahasiswa Papua di Selandia Baru

Kamis, 29 Maret 2018 - 00:40 WIB
Perbincangan Seru Jokowi dengan Mahasiswa Papua di Selandia Baru
Perbincangan Seru Jokowi dengan Mahasiswa Papua di Selandia Baru
A A A
JAKARTA - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Selandia Baru memang telah berlangsung sepekan yang lalu. Namun, kunjungan Presiden yang didampingi Ibu negara, Iriana Joko Widodo masih menyisakan cerita seru. Salah satunya saat Jokowi bertemu dengan belasan mahasiswa asal Papua.

Publik di Tanah air mungkin penasaran, apa saja yang diperbincangkan antara Jokowi dan putra putri terbaik bangsa asal Papua tersebut. Duta Besar (Dubes) RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya yang mau berbagi cerita mengenai 'obrolan' seru mantan Walikota Solo dengan para mahasiswa sambil menikmati udara pagi nan cerah di kota Wellington.

"Interaksi Presiden dengan mahasiswa tersebut menjadi menarik karena belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Tantowi memulai ceritanya kepada SINDOnews, Rabu (28/3/2018).

Tantowi menggambarkan bahwa udara pagi Wellington cukup cerah saat Jokowi dan Ibu Iriana mengajak para mahasiswa berjalan kaki. Hadir 40 orang termasuk 18 mahasiswa asal Papua yang sedang menuntut ilmu di sana ikut jalan santai menikmati keindahan teluk Wellington sembari berbincang tentang berbagai hal.

Di tengah perjalanan, Presiden memilih untuk berhenti dan duduk santai sejenak. 18 mahasiswa Papua duduk mengelilingi Presiden dan Ibu negara. Mahasiswa dari daerah-daerah lain duduk diantara saudara-saudara mereka dari timur tersebut.

Perbincanganpun berlangsung dalam suasana santai, akrab dan penuh canda tawa. Kata Tantowi, Presiden memposisikan dirinya lebih sebagai kakak atau ayah dibanding sebagai kepala negara.

"Presiden memulai perbincangan dengan mengatakan bahwa Indonesia itu negara besar dengan beragam suku, tradisi dan kekayaan. Kepada mereka, Presiden berpesan untuk belajar dengan baik dalam rangka membangun negara ketika kelak kembali," tutur dia.

Menurut Tantowi, di Selandia Baru setiap tahunnya ada sekitar 150 pelajar dan mahasiswa asal Papua yang melanjutkan studinya di berbagai sekolah dan perguruan tinggi di berbagai kota. Mereka adalah penerima beasiswa dari pemerintah Provinsi.

Mereka selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh KBRI. Seperti halnya dalam upacara peringatan HUT ke 72 Kemerdekaan RI tahun lalu, 3 dari 4 petugas upacara adalah mahasiswa dari Papua.

Dalam kesempatan itu, lanjut Tantowi, Presiden seperti biasanya dalam setiap kunjungannya di dalam negeri maupun luar negeri selalu membuka diri kepada rakyatnya untuk menyampaikan pertanyaan dan unek-unek mereka. Momen langka seperti ini pun dimanfaatkan oleh sebagian mahasiswa untuk bertanya secara antusias.

Salah satunya, Marvey Ajoomi yang berasal dari Jayapura dan saat ini mengajar di International Pacific University (IPU) di Palmerston North yang bertanya tentang masa depan para mahasiswa setelah menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke Papua.

"Presiden menyampaikan bahwa mereka bisa bekerja baik di BUMN, kantor-kantor pemerintah maupun swasta. Jangan pernah ragu mengenai itu," kata Politisi Partai Golkar ini.

Tantowi yang juga mantan anggota DPR ini ikut menjelaskan sekaligus menginformasikan kepada Presiden bahwa KBRI Wellington menjalin kerja sama dengan berbagai pihak di Tanah Air dalam rangka penyaluran ke tempat-tempat kerja. Dengan Garuda Indonesia sudah ada kesepakatan untuk menerima dua puteri Papua lulusan sekolah penerbangan di Nelson untuk menjadi pilot maskapai penerbangan nasional tersebut.

Kemudian, dengan lembaga penyiaran, saat ini 4 lembaga penyiaran swasta di Indonesia tengah menantikan putera-puteri terbaik Papua untuk diterima sebagai pembaca berita, pembawa acara dan reporter di stasiun televisi mereka.

Pertanyaan pun berlanjut dilontarkan oleh mahasiswa lainnya. Kali ini, salah satu mahasiswa bertanya kepada presiden mengapa Raja Ampat dan obyek-obyek wisata di Papua tidak dipromosikan secara besar-besaran dan on line seperti obyek wisata di Bali dan Lombok.

Presiden merespons pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa, Pemerintah sengaja tidak melakukan itu agar sektor wisata di Papua tetap alami, terjaga keasliannya dan terhindar dari kerusakan lingkungan seperti batu karang, tumbuhan laut dan lain sebagainya. "Pemerintah tidak menginginkan terjadinya eksploitasi berlebihan," ucap Tantowi meniru Presiden.

Pembicaraan tentang pariwisata dan konektivitas menjadi semakin menarik ketika ada yang bertanya tentang kapan adanya penerbangan langsung dari Auckland/Sydney ke Jayapura atau Biak. Presiden mengatakan bahwa hal itu sedang direncanakan tapi jalurnya ke Biak, bukan Jayapura.

Freeport dan isu yang ada di dalamnya juga tak luput dari pertanyaan mahasiswa kepada Presiden. Mahasiswa bertanya kapan disahkannya pembagian hasil pendapatan dari Freeport.

"Presiden yang sudah 7 kali berkunjung ke Papua ini mengatakan pengesahannya direncanakan bulan depan. Dari hasil 51%, 10% akan diberikan kepada Pemprov Papua," kata Tantowi. Obrolan mengenai Freeport menjadi penutup perbincangan antara Jokowi dengan mahasiswa Papua yang kemudian melanjutkan kembali jalan santainya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3808 seconds (0.1#10.140)