KSAD Minta Investigasi soal Izin Penggunaan Tank yang Tenggelam di Purworejo
A
A
A
BANDUNG BARAT - Insiden kecelakaan Tank Yonif Mekanis 412 Kostrad yang tergelincir dan tenggelam di Sungai Bogowonto, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu 10 Maret 2018 lalu mendapatkan perhatian serius dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono.
Dia memastikan, tidak akan ada yang ditutup-tutupi dalam proses penyelidikan insiden ini karena merupakan bagian dari evaluasi ke dalam TNI AD. Pihaknya akan mencari tahu prosedur yang ditempuh apakah sudah benar atau tidak.
"Kami sedang dalami dan lakukan investigasi insiden itu, yang pasti tidak akan ditutup-tutupi," tegasnya saat ditemui di Rapat Pembinaan Teknis Kecabangan (Rabiniscab) TNI AD 2018 yang digelar di Pusat Pendidikan Kavaleri Kodiklat Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI AD (Pusdikkav Pussenkav Kodiklatad) Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (12/3/2018).
KSAD memastikan jika kondisi Tank jenis M113A1 itu tidak ada masalah. Apalagi tank itu merupakan alutsista baru yang sebagian alat kelengkapan lainnya belum datang dan masih ditunggu.
Sehingga yang akan didalami adalah kenapa tank tersebut sampai keluar markas karena kalau melakukan manuver cukup dilakukan di asrama atau markas.
Disinggung terkait prosedur dan izin penggunaan tank tersebut, dirinya sedang mencari tahu kenapa tank itu bisa keluar.
"Itu yang sedang didalami, kenapa sampai keluar ke sana. Prosedur izin minimal ke KSAD, karena izin untuk out bond iya tapi kalau izin pengerahan (tank) itu tidak ada," sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, tank jenis M113A1 milik TNI AD tenggelam di Sungai Bogowonto, Purworejo, Jawa Tengah. Kendaraan lapis baja itu sedang mengangkut puluhan pelajar PAUD (pendidikan anak usia dini) Ananda yang tengah mengikuti kegiatan outbond.
Tank dari Batalyon Infanteri Mekanis 412 Divisi Infanteri 2/Kostrad itu terlibat kecelakaan pada pukul 10.00 WIB. Tank itu diawaki lima personel TNI dengan 17 penumpang, yang terdiri 16 pelajar dan satu guru. Akibat insiden ini Ketua Yayasan PAUD Ananda, Iswandari, dan personel TNI Pratu Randi Suryadi meninggal dunia.
Dia memastikan, tidak akan ada yang ditutup-tutupi dalam proses penyelidikan insiden ini karena merupakan bagian dari evaluasi ke dalam TNI AD. Pihaknya akan mencari tahu prosedur yang ditempuh apakah sudah benar atau tidak.
"Kami sedang dalami dan lakukan investigasi insiden itu, yang pasti tidak akan ditutup-tutupi," tegasnya saat ditemui di Rapat Pembinaan Teknis Kecabangan (Rabiniscab) TNI AD 2018 yang digelar di Pusat Pendidikan Kavaleri Kodiklat Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI AD (Pusdikkav Pussenkav Kodiklatad) Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (12/3/2018).
KSAD memastikan jika kondisi Tank jenis M113A1 itu tidak ada masalah. Apalagi tank itu merupakan alutsista baru yang sebagian alat kelengkapan lainnya belum datang dan masih ditunggu.
Sehingga yang akan didalami adalah kenapa tank tersebut sampai keluar markas karena kalau melakukan manuver cukup dilakukan di asrama atau markas.
Disinggung terkait prosedur dan izin penggunaan tank tersebut, dirinya sedang mencari tahu kenapa tank itu bisa keluar.
"Itu yang sedang didalami, kenapa sampai keluar ke sana. Prosedur izin minimal ke KSAD, karena izin untuk out bond iya tapi kalau izin pengerahan (tank) itu tidak ada," sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, tank jenis M113A1 milik TNI AD tenggelam di Sungai Bogowonto, Purworejo, Jawa Tengah. Kendaraan lapis baja itu sedang mengangkut puluhan pelajar PAUD (pendidikan anak usia dini) Ananda yang tengah mengikuti kegiatan outbond.
Tank dari Batalyon Infanteri Mekanis 412 Divisi Infanteri 2/Kostrad itu terlibat kecelakaan pada pukul 10.00 WIB. Tank itu diawaki lima personel TNI dengan 17 penumpang, yang terdiri 16 pelajar dan satu guru. Akibat insiden ini Ketua Yayasan PAUD Ananda, Iswandari, dan personel TNI Pratu Randi Suryadi meninggal dunia.
(sms)