IWD Siap Jadi Fasilitator Debat Raja Juli dengan Fadli Zon
A
A
A
JAKARTA - Indonesia Watch for Democracy (IWD) siap menjadi fasilitator debat antara Sekjen PSI Raja Juli Antoni dan Waketum Gerindra Fadli Zon. Hal itu disampaikan Peneliti IWD Abi Rekso dalam diskusi media bertajuk “Hoax Tumbuh Subur Karena Partai Oposisi Tidak Kredibel?” yang diselenggarakan IWD di Bakoel Koffie, kemarin.
“IWD siap memfasilitasi diskusi atau bahkan debat terbuka yang konstruktif antara oposisi dan pemerintah. Bahkan debat lanjutan antara Raja Juli Antoni dan Fadli Zon” ungkap Abi di hadapan warwatan pada Jumat, 9 Maret 2018 kemarin.
Abi menjelaskan, perdebatan itu sebagai sebagai pintu masuk untuk memulai diskusi mendalam dalam rangka pembangunan kualitas demokrasi kita. “Oposisi itu penting dalam penguatan demokrasi dan Sekjen PSI Raja Juli Antoni sudah memulai itu dalam acara ILC belum lama ini” ujar Abi.
Selain Abi Rekso, dalam diskusi tersebut hadir aktivis Lingkar Madani, Ray Rangkuti. Menurut Ray, hampir semua parpol permisif terhadap hoax, mereka berteriak ketika menjadi korban. “Reaksi Fadli Zon terhadap MCA misalnya, bukannya mendorong kepolisian untuk mengungkap siapa di belakang MCA, malah muncul dengan wacana MCA asli dan palsu. Harusnya Fadli Zon tahu betapa sakitnya menjadi korban. Minimal tunjukkan empati” kata Ray.
Soal hoax yang marak, Ray menilai persoalannya hoax sudah masuk menjadi bagian integral sebagai strategi pemenangan untuk meraih kekuasaan tanpa memikirkan daya rusak terhadap demokrasi itu sendiri. “Di satu sisi oposisi tidak membangun tradisi kritik yang sehat. Ini menyumbang tumbuh suburnya hoax. Hoax menajdi penyakit sosial, dan harus ada parpol yang tegas menolak cara-cara hoax. Sehingga ada suara yang sama menolak penyakit sosial ini. Sisakan juga ruang publik untuk memfasilitasi jembatan penyelesaian” ujar Ray.
“IWD siap memfasilitasi diskusi atau bahkan debat terbuka yang konstruktif antara oposisi dan pemerintah. Bahkan debat lanjutan antara Raja Juli Antoni dan Fadli Zon” ungkap Abi di hadapan warwatan pada Jumat, 9 Maret 2018 kemarin.
Abi menjelaskan, perdebatan itu sebagai sebagai pintu masuk untuk memulai diskusi mendalam dalam rangka pembangunan kualitas demokrasi kita. “Oposisi itu penting dalam penguatan demokrasi dan Sekjen PSI Raja Juli Antoni sudah memulai itu dalam acara ILC belum lama ini” ujar Abi.
Selain Abi Rekso, dalam diskusi tersebut hadir aktivis Lingkar Madani, Ray Rangkuti. Menurut Ray, hampir semua parpol permisif terhadap hoax, mereka berteriak ketika menjadi korban. “Reaksi Fadli Zon terhadap MCA misalnya, bukannya mendorong kepolisian untuk mengungkap siapa di belakang MCA, malah muncul dengan wacana MCA asli dan palsu. Harusnya Fadli Zon tahu betapa sakitnya menjadi korban. Minimal tunjukkan empati” kata Ray.
Soal hoax yang marak, Ray menilai persoalannya hoax sudah masuk menjadi bagian integral sebagai strategi pemenangan untuk meraih kekuasaan tanpa memikirkan daya rusak terhadap demokrasi itu sendiri. “Di satu sisi oposisi tidak membangun tradisi kritik yang sehat. Ini menyumbang tumbuh suburnya hoax. Hoax menajdi penyakit sosial, dan harus ada parpol yang tegas menolak cara-cara hoax. Sehingga ada suara yang sama menolak penyakit sosial ini. Sisakan juga ruang publik untuk memfasilitasi jembatan penyelesaian” ujar Ray.
(whb)