Rekrutmen Petugas Haji 2018 Berbasis Online dan Sistem CAT
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) segera melakukan rekrutmen petugas haji tahun 1439H/2018M. Rekrutmen akan dilakukan untuk petugas kloter yang menyertai jamaah dan petugas non-kloter yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi.
Direktur Bina Haji Kemenag, Khoirizi mengatakan, pola rekrutmen tahun ini akan dilakukan secara online dan menggunakan sistem Computer Assisted Tes (CAT).
"Dengan menggunakan smartphone berbasis Android, peserta langsung mengerjakan soal ujiannya di layar handphone masing-masing," kata Khoirizi saat Rapat Teknis dan Pemantapan Rekrutmen Petugas Haji tahun 2018 di Jakarta, Selasa 27 Februari 2018.
Dibuka oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali, rapat ini diikuti para Kepala Bidang dan Kepala Seksi Bina Haji kanwil Kemenag provinsi seluruh Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan menyamakan presepsi dan menyiapkan petugas lebih awal sehingga diharapkan dapat menjaring petugas yang memiliki komitmen Pembinaan, Pelayanan dan Perlindungan kepada jamaah sebagai tugas utamanya selama operasional haji.
Petugas yang demikian nantinya diharapkan dapat memenuhi harapan jamaah untuk dapat menjalankan ibadahnya secara baik dan benar guna mengapai haji mabrur.
Menurut Khoirizi, rekrutmen secara online dan mengunakan sistem CAT menjadi salah satu cara menjaring petugas-petugas yang memiliki kompetensi, baik dari sisi ibadah maupun dari sisi regulasi secara transparan dan akuntabel.
Berdasarkan hasil CAT, peserta akan disaring lagi untuk mengukur pemahaman dan pengalaman sesuai bidang tugas yang dilamarnya melalui wawancara.
Khoirizi menambahkan, jumlah kloter tahun ini diperkirakan mencapai 511 kloter. Artinya, diperlukan sebanyak 1.022 petugas untuk menyertai jemaah dari unsur Kemenag.
Mereka adalah Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) dan Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI). Selain itu, dibutuhkan 1.533 petugas dari unsur Kemenkes yang tergabung dalam Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).
Sementara untuk petugas non-kloter yang tergabung dalam PPIH Arab Saudi, kuotanya berjumlah 836 petugas. Jumlah ini meliputi 530 petugas dari unsur Kemenag dan istansi terkait, termasuk media dan TNI/Polri, serta 306 petugas dari unsur Kemenkes.
Seluruh petugas akan dibagi ke dalam tiga wilayah kerja, yakni Mekkah, Jeddah, dan Madinah.
"Kami perkirakan rekrutmen akan mulai dilakukan pada akhir Maret atau awal April. Rekrutmen akan dimulai berjenjang dari kantor Kemenag kabupaten/kota dan internal instansi terkait," ujarnya.
Menurut Khoirizi, rekrutmen petugas haji non-kloter bidang kesehatan sedang dilakukan oleh tim Kemenkes dan sudah masuk tahap pendalaman kompetensi.
"Kami berharap seluruh petugas haji dari instansi terkait tahun ini termasuk dari dari Kemenkes, TNI/Polri, dan media berada dalam satu koordinasi ketua PPIH dalam gerak dan langkah," tandasnya.
Direktur Bina Haji Kemenag, Khoirizi mengatakan, pola rekrutmen tahun ini akan dilakukan secara online dan menggunakan sistem Computer Assisted Tes (CAT).
"Dengan menggunakan smartphone berbasis Android, peserta langsung mengerjakan soal ujiannya di layar handphone masing-masing," kata Khoirizi saat Rapat Teknis dan Pemantapan Rekrutmen Petugas Haji tahun 2018 di Jakarta, Selasa 27 Februari 2018.
Dibuka oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali, rapat ini diikuti para Kepala Bidang dan Kepala Seksi Bina Haji kanwil Kemenag provinsi seluruh Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan menyamakan presepsi dan menyiapkan petugas lebih awal sehingga diharapkan dapat menjaring petugas yang memiliki komitmen Pembinaan, Pelayanan dan Perlindungan kepada jamaah sebagai tugas utamanya selama operasional haji.
Petugas yang demikian nantinya diharapkan dapat memenuhi harapan jamaah untuk dapat menjalankan ibadahnya secara baik dan benar guna mengapai haji mabrur.
Menurut Khoirizi, rekrutmen secara online dan mengunakan sistem CAT menjadi salah satu cara menjaring petugas-petugas yang memiliki kompetensi, baik dari sisi ibadah maupun dari sisi regulasi secara transparan dan akuntabel.
Berdasarkan hasil CAT, peserta akan disaring lagi untuk mengukur pemahaman dan pengalaman sesuai bidang tugas yang dilamarnya melalui wawancara.
Khoirizi menambahkan, jumlah kloter tahun ini diperkirakan mencapai 511 kloter. Artinya, diperlukan sebanyak 1.022 petugas untuk menyertai jemaah dari unsur Kemenag.
Mereka adalah Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) dan Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI). Selain itu, dibutuhkan 1.533 petugas dari unsur Kemenkes yang tergabung dalam Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).
Sementara untuk petugas non-kloter yang tergabung dalam PPIH Arab Saudi, kuotanya berjumlah 836 petugas. Jumlah ini meliputi 530 petugas dari unsur Kemenag dan istansi terkait, termasuk media dan TNI/Polri, serta 306 petugas dari unsur Kemenkes.
Seluruh petugas akan dibagi ke dalam tiga wilayah kerja, yakni Mekkah, Jeddah, dan Madinah.
"Kami perkirakan rekrutmen akan mulai dilakukan pada akhir Maret atau awal April. Rekrutmen akan dimulai berjenjang dari kantor Kemenag kabupaten/kota dan internal instansi terkait," ujarnya.
Menurut Khoirizi, rekrutmen petugas haji non-kloter bidang kesehatan sedang dilakukan oleh tim Kemenkes dan sudah masuk tahap pendalaman kompetensi.
"Kami berharap seluruh petugas haji dari instansi terkait tahun ini termasuk dari dari Kemenkes, TNI/Polri, dan media berada dalam satu koordinasi ketua PPIH dalam gerak dan langkah," tandasnya.
(dam)