Gerkindo dan Al-Ittihad Minta Umat Menahan Diri
A
A
A
JAKARTA - Aksi kekerasan kepada sejumlah tokoh agama dalam beberapa pekan terakhir mengundang keprihatinan banyak kalangan.
Organisasi sayap Partai Perindo Majelis Zikir Al-Ittihad dan Gerakan Kasih Sayang Perindo (Gerkindo) meminta kepada semua umat beragama di Indonesia untuk menahan diri dan menyerahkan penyelesaian kasus tersebut kepada aparat penegak hukum.
“Masyarakat Indonesia sejak dulu telah menjaga kerukunan dan toleransi antar agama. Warga dapat hidup berdampingan, baik antara agama satu dengan lainnya. Untuk itu, melihat fenomena tersebut, pimpinan Gerkindo bersama Majelis Zikir Al-Ittihad menyerukan kepada umat beragama untuk tidak terprovokasi dan menyerahkan penyelesaian kepada pihak berwajib,” ujar Ketua Gerkindo Efraim Yerry Tawalujan di Jakarta kemarin.
Efraim menilai, peristiwa yang terjadi bukan cerminan bangsa Indonesia. Karena Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, hidup rukun dari ratusan tahun lalu. Saat ini situasi kerukunan sudah kondusif. Namun ada pihak tertentu memakai alasan agama sebagai tunggangan untuk masuk ke ranah politik.
“Ini yang harus kita jaga jangan sampai agama jadi kuda troya untuk kepentingan politik sesaat,” katanya. Begitu pun dengan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Perindo Bidang Keagamaan Perkasa Alam. Menurutnya, peristiwa seperti yang belakangan banyak terjadi, yaitu menyerang para tokoh agama, tidak dapat dibenarkan.
Aparat penegak hukum harus segera menyelesaikan kasus tersebut. “Kejadian penyerangan terhadap tokoh agama di beberapa tempat tentu harus dicari sampai ke akarnya karena ini bukan main-main. Peristiwa tersebut terjadi secara masif dan terstruktur karena banyak melibatkan tokoh agama, ada biksu, tokoh Kristen, dan ustaz di Jawa Barat turut menjadi korban.
Untuk itu kami memohon kepada aparat untuk menuntaskan ini dengan segera. Ini bisa menimbulkan prasangka buruk, maka yang harus bisa menyikapi adalah pihak keamanan,” ungkapnya dalam agenda yang sama.
Ketua Majelis Zikir Al-Ittihad Habib Achmad Jin dan meminta aparat penegak hukum dapat menindak pelaku penyerangan terhadap tokoh agama di Indonesia secara adil.
Hal ini, menurut dia, diperlukan untuk menjaga kerukunan antar umat be ragama.“Bangsa kita ini bangsa yang bermoral. Imbauan saya selaku majelis zikir, khususnya aparat dalam menindak sesuatu peristiwa, untuk disamaratakan sejajar,” ucapnya. (Mula Akmal)
Organisasi sayap Partai Perindo Majelis Zikir Al-Ittihad dan Gerakan Kasih Sayang Perindo (Gerkindo) meminta kepada semua umat beragama di Indonesia untuk menahan diri dan menyerahkan penyelesaian kasus tersebut kepada aparat penegak hukum.
“Masyarakat Indonesia sejak dulu telah menjaga kerukunan dan toleransi antar agama. Warga dapat hidup berdampingan, baik antara agama satu dengan lainnya. Untuk itu, melihat fenomena tersebut, pimpinan Gerkindo bersama Majelis Zikir Al-Ittihad menyerukan kepada umat beragama untuk tidak terprovokasi dan menyerahkan penyelesaian kepada pihak berwajib,” ujar Ketua Gerkindo Efraim Yerry Tawalujan di Jakarta kemarin.
Efraim menilai, peristiwa yang terjadi bukan cerminan bangsa Indonesia. Karena Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, hidup rukun dari ratusan tahun lalu. Saat ini situasi kerukunan sudah kondusif. Namun ada pihak tertentu memakai alasan agama sebagai tunggangan untuk masuk ke ranah politik.
“Ini yang harus kita jaga jangan sampai agama jadi kuda troya untuk kepentingan politik sesaat,” katanya. Begitu pun dengan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Perindo Bidang Keagamaan Perkasa Alam. Menurutnya, peristiwa seperti yang belakangan banyak terjadi, yaitu menyerang para tokoh agama, tidak dapat dibenarkan.
Aparat penegak hukum harus segera menyelesaikan kasus tersebut. “Kejadian penyerangan terhadap tokoh agama di beberapa tempat tentu harus dicari sampai ke akarnya karena ini bukan main-main. Peristiwa tersebut terjadi secara masif dan terstruktur karena banyak melibatkan tokoh agama, ada biksu, tokoh Kristen, dan ustaz di Jawa Barat turut menjadi korban.
Untuk itu kami memohon kepada aparat untuk menuntaskan ini dengan segera. Ini bisa menimbulkan prasangka buruk, maka yang harus bisa menyikapi adalah pihak keamanan,” ungkapnya dalam agenda yang sama.
Ketua Majelis Zikir Al-Ittihad Habib Achmad Jin dan meminta aparat penegak hukum dapat menindak pelaku penyerangan terhadap tokoh agama di Indonesia secara adil.
Hal ini, menurut dia, diperlukan untuk menjaga kerukunan antar umat be ragama.“Bangsa kita ini bangsa yang bermoral. Imbauan saya selaku majelis zikir, khususnya aparat dalam menindak sesuatu peristiwa, untuk disamaratakan sejajar,” ucapnya. (Mula Akmal)
(nfl)