Kartu Kuning, Upaya Ingatkan Jokowi untuk Selesaikan Persoalan
A
A
A
JAKARTA - Publik diminta tidak berlebihan menyikapi aksi Kartu Kuning Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa kepada Presiden Joko Widodo di acara Dies Natalis ke-68 UI, Depok, Jawa Barat, Jumat 2 Februari 2018.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan, tidak ada muatan yang subtansial dalam protes yang disampaikan Zaadit terhadap Jokowi.
Pasalnya kata Adi, Presiden telah melakukan langkah preventif untuk menghadapi persoalan gizi buruk di Asmat, Papua, yang menjadi salah satu poin yang dikritisi BEM UI.
"Pak Jokowi sudah kirim menteri ke Asmat untuk tanggulangi gizi buruk. Protes itu tak lebih dari upaya mengingatkan Jokowi bahwa persoalan Asmat harus segera ditangani hingga tuntas," kata Adi kepada SINDOnews, Senin (5/2/2018).
Adi menilai, kritik yang disampaikan BEM UI ini akan menemukan relevansinya bila persoalan Asmat belum ditangani oleh pemerintah. "Dan memang tidak bisa ditangani secepat kilat, karena memang infrastruktur yang sulit," ucap Adi.
Dia pun menyoroti komentar publik yang justru mempersoalkan etika menyampaikan kritik yang dilakukan Zaadit. Banyak pihak memandang Zaadit tak miliki etika dan menodai kehormatan forum yang dihadiri petinggi kampus dan juga Presiden.
Adi mengatakan, protes yang dilakukan Zaadit dan BEM UI menemukan momentumnya di acara Dies Natalis ke-68 UI tersebut. Serta dilakukan tanpa kekerasan dan tidak gaduh.
"Soal pilihan strategi gerakan itu ada banyak pilihan. Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi," ungkap Adi.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan, tidak ada muatan yang subtansial dalam protes yang disampaikan Zaadit terhadap Jokowi.
Pasalnya kata Adi, Presiden telah melakukan langkah preventif untuk menghadapi persoalan gizi buruk di Asmat, Papua, yang menjadi salah satu poin yang dikritisi BEM UI.
"Pak Jokowi sudah kirim menteri ke Asmat untuk tanggulangi gizi buruk. Protes itu tak lebih dari upaya mengingatkan Jokowi bahwa persoalan Asmat harus segera ditangani hingga tuntas," kata Adi kepada SINDOnews, Senin (5/2/2018).
Adi menilai, kritik yang disampaikan BEM UI ini akan menemukan relevansinya bila persoalan Asmat belum ditangani oleh pemerintah. "Dan memang tidak bisa ditangani secepat kilat, karena memang infrastruktur yang sulit," ucap Adi.
Dia pun menyoroti komentar publik yang justru mempersoalkan etika menyampaikan kritik yang dilakukan Zaadit. Banyak pihak memandang Zaadit tak miliki etika dan menodai kehormatan forum yang dihadiri petinggi kampus dan juga Presiden.
Adi mengatakan, protes yang dilakukan Zaadit dan BEM UI menemukan momentumnya di acara Dies Natalis ke-68 UI tersebut. Serta dilakukan tanpa kekerasan dan tidak gaduh.
"Soal pilihan strategi gerakan itu ada banyak pilihan. Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi," ungkap Adi.
(maf)