PDIP: NU Perekat Persahabatan Kebangsaan
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun ke-92 kepada Nahdatul Ulama (NU).
Menurut PDIP, NU lahir membawa keselamatan bangsa, dan dengan tekadnya mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil’alamin. "NU berhasil membuktikan jati dirinya sebagai perekat persahabatan kebangsaan yang begitu penting bagi kokohnya Pancasila dan NKRI," kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Rabu (31/1/2018).
Hasto menegaskan PDIP terus meletakkan kesadaran peran penting NU di dalam pendidikan politik dan kaderisasi kepemimpinan internal partai. Menurut dia, peran strategis NU di dalam proses berbangsa dan bernegara terus kami tanamkan di dalam kaderisasi Partai.
Hal ini tidak terlepas dari kedekatan Bung Karno dengan tokoh-tokoh NU seperti KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah. "Bahkan Bung Karno mendapat gelar dari NU: Waliyyul Amri ad-Dharuri bi al-Syaukah (pemimpin umat yang berkuasa secara de facto yang harus dipatuhi berkaitan dengan suatu hal yang dianggap darurat atau penting),” tuturnya.
Menurut dia, kesadaran tentang pentingnya NU juga ditunjukkan oleh realitas sejarah reformasi, yakni bagaimana Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur bahu membahu berjuang memerjuangkan kedaulatan rakyat melalui tatanan kehidupan politik yang lebih demokratis.
“Ketika Bapak Jokowi meminta pertimbangan Ibu Megawati terhadap susunan kabinet pun, Ibu Megawati menegaskan peran sentral NU tersebut sehingga Beliau mengusulkan beberapa pos strategis kerakyatan ditempati oleh representasi NU,” tuturnya.
Menurut dia, kesadaran sejarah dan kultural juga dijalankan oleh PDIP dalam menjaring calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Tercatat, kata dia, representasi NU hadir di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sekurang-kurangnya 61 daerah lainnya di tingkat kabupaten/kota dalam rangka Pilkada Serentak tahun 2018.
"Selamat Harlah NU yang terus memerkokoh ukhuwah wathoniyah untuk Indonesia Raya," tutur Hasto.
Menurut PDIP, NU lahir membawa keselamatan bangsa, dan dengan tekadnya mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil’alamin. "NU berhasil membuktikan jati dirinya sebagai perekat persahabatan kebangsaan yang begitu penting bagi kokohnya Pancasila dan NKRI," kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Rabu (31/1/2018).
Hasto menegaskan PDIP terus meletakkan kesadaran peran penting NU di dalam pendidikan politik dan kaderisasi kepemimpinan internal partai. Menurut dia, peran strategis NU di dalam proses berbangsa dan bernegara terus kami tanamkan di dalam kaderisasi Partai.
Hal ini tidak terlepas dari kedekatan Bung Karno dengan tokoh-tokoh NU seperti KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah. "Bahkan Bung Karno mendapat gelar dari NU: Waliyyul Amri ad-Dharuri bi al-Syaukah (pemimpin umat yang berkuasa secara de facto yang harus dipatuhi berkaitan dengan suatu hal yang dianggap darurat atau penting),” tuturnya.
Menurut dia, kesadaran tentang pentingnya NU juga ditunjukkan oleh realitas sejarah reformasi, yakni bagaimana Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur bahu membahu berjuang memerjuangkan kedaulatan rakyat melalui tatanan kehidupan politik yang lebih demokratis.
“Ketika Bapak Jokowi meminta pertimbangan Ibu Megawati terhadap susunan kabinet pun, Ibu Megawati menegaskan peran sentral NU tersebut sehingga Beliau mengusulkan beberapa pos strategis kerakyatan ditempati oleh representasi NU,” tuturnya.
Menurut dia, kesadaran sejarah dan kultural juga dijalankan oleh PDIP dalam menjaring calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Tercatat, kata dia, representasi NU hadir di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sekurang-kurangnya 61 daerah lainnya di tingkat kabupaten/kota dalam rangka Pilkada Serentak tahun 2018.
"Selamat Harlah NU yang terus memerkokoh ukhuwah wathoniyah untuk Indonesia Raya," tutur Hasto.
(dam)