Fahmi Idris: Komunisme Akan Selalu Hidup Mengikuti Pola Zaman Terkini
A
A
A
JAKARTA - Aktivis Angkatan 66 dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia, Fahmi Idris mengatakan, komunisme di Indonesia dalam hal ini isu kebangkitan PKI memang tidak muncul dalam bentuk dan format seperti di zaman dulu di tahun 60-an dengan agitasi dan propaganda untuk merebut kekuasaan negara.
"Tetapi motif, metode gerakan dan perilaku politiknya bisa saja masih tetap sama di era kebebasan informasi, demokratisasi dan era reformasi ini," ujar Fahmi di Jakarta, Senin (15/1/2018).
Dia memberi contoh, dengan melakukan ujaran kebencian pada pemerintahan yang sah, mengadu domba antar ormas, anti terhadap agama, menolak kebhinekaan dan lain sebagainya.
"Kemudian kalau bicara soal ideologi komunisme itu memang akan selalu hidup dengan mengikuti perkembangan dengan pola dan gerakan zaman terkini, istilahnya sekarang adalah 'zaman now' semisal dengan pola 'pertentangan kelas' antara kaya dan miskin," sambungnya.
Dia menambahkan, seperti perkembangan terbaru di Banyuwangi Jawa Timur dengan adanya kasus 'palu arit' dalam aksi dan demo warga di sana, sebenarnya warga tak sadar telah disusupi dan terinfiltrasi dengan simbol-simbol itu serta karena ketidaktahuan.
"Berawal dari kejadian seperti di Banyuwangi inilah cara komunisme mencoba memperkenal dirinya dan menunjukkan eksistensi keberadaannya," pungkasnya.
"Tetapi motif, metode gerakan dan perilaku politiknya bisa saja masih tetap sama di era kebebasan informasi, demokratisasi dan era reformasi ini," ujar Fahmi di Jakarta, Senin (15/1/2018).
Dia memberi contoh, dengan melakukan ujaran kebencian pada pemerintahan yang sah, mengadu domba antar ormas, anti terhadap agama, menolak kebhinekaan dan lain sebagainya.
"Kemudian kalau bicara soal ideologi komunisme itu memang akan selalu hidup dengan mengikuti perkembangan dengan pola dan gerakan zaman terkini, istilahnya sekarang adalah 'zaman now' semisal dengan pola 'pertentangan kelas' antara kaya dan miskin," sambungnya.
Dia menambahkan, seperti perkembangan terbaru di Banyuwangi Jawa Timur dengan adanya kasus 'palu arit' dalam aksi dan demo warga di sana, sebenarnya warga tak sadar telah disusupi dan terinfiltrasi dengan simbol-simbol itu serta karena ketidaktahuan.
"Berawal dari kejadian seperti di Banyuwangi inilah cara komunisme mencoba memperkenal dirinya dan menunjukkan eksistensi keberadaannya," pungkasnya.
(kri)