Inovasi Kunci Percepatan Pembangunan Desa
A
A
A
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) terus mendorong lahirnya inovasi dalam percepatan pembangunan desa. Inovasi dinilai akan menjadi kunci lahirnya berbagai terobosan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat desa.
"Kami memandang inovasi sangat penting bagi percepatan pembangunan desa. Saking pentingnya kami memandang perlu jika upaya lahirnya inovasi desa menjadi gerakan bersama," ujar Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kemendesa PDTT Taufik Madjid, dalam acara Bursa Inovasi Desa sebagai bagian dari kegiatan Program Inovasi Desa di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, Kamis (28/12/2017).
Taufik menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir pembangunan desa sangat masif seiring penyaluran dana desa. Hanya saja jika dicermati fokus pembangunan yang bersumber dari dana desa masih terpaku pada infrastruktur. Menurutnya, waktu tiga tahun sudah cukup untuk memperbaiki berbagai infrastruktur dasar yang dibutuhkan oleh warga desa.
"Saat ini dibutuhkan terobosan sehingga fokus pembangunan desa menyentuh sektor-sektor lain seperti perbaikan kualitas ekonomi dan kualitas sumber daya manusia (SDM)," katanya.
Dia mengungkapkan, di berbagai desa di Indonesia sebenarnya telah lahir berbagai inovasi pembangunan yang berdampak secara langsung terhadap perbaikan kualitas ekonomi masyarakat. Hanya saja, inovasi-inovasi pembangunan tersebut masih terbatas di wilayah-wilayah tertentu.
"Diperlukan upaya untuk mendorong terjadinya pertukaran pengetahuan dan inovasi antar-desa, sehingga desa dapat saling belajar. Bursa Inovasi Desa seperti ini bisa menjembatani berbagai kisah sukses di satu desa untuk direplikasi di desa lain," katanya.
Taufik mengatakan, inovasi desa tidak harus lahir dari teknologi tinggi. Menurutnya, pengembangan inovasi desa bisa lahir dari upaya-upaya masyarakat atau pemerintah desa sendiri dalam menjawab berbagai tantangan lokal baik di bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Solusi terhadap berbagai tantangan tersebut merupakan langkah terobosan yang mampu menciptakan kemajuan dan kemandirian dari warga desa.
"Program Inovasi Desa akan terus kami dorong sehingga desa-desa di seluruh Indonesia mampu menyelesaikan berbagai tantangan di lokal masing-masing," katanya.
Taufik menegaskan, mulai tahun depan akan dimulai Gerakan Inovasi Desa sebagai bagian dari Program Inovasi Desa. Gerakan ini fokus pada upaya mendorong lahirnya berbagai inovasi melalui berbagai kegiatan salah satunya Bursa Inovasi Desa. "Jadi kegiatan seperti BID ini akan kita gelar di berbagai daerah di Indonesia. Dengan demikian masyarakat desa terus tertantang melahirkan berbagai inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka," ujarnya.
Ketua Panitia Bursa Inovasi Desa (BID) Nyoter J Koenaey mengatakan, BID dilakukan dalam rangka transformasi pengetahuan praktik inovasi pembangunan desa dari satu pemangku desa ke pemangku desa yang lain. Diharapkan dengan kegiatan ini para pemangku kepentingan desa memiliki kreativitas dan berfikir inovatif dalam melaksanakan pembangunan desa terutama yang bersumber dari dana desa.
"Jadi nantinya dengan program inovasi desa, pembangunan kawasan perdesaan yang bersumber dari dana desa tidak hanya fokus pada persoalan infrastruktur semata," katanya.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Halmahera Utara ini mengungkapkan, dalam BID kali ini diikuti ratusan pemangku kepentingan desa bagi 197 desa di Maluku Utara. Selain itu juga hadir perwakilan SKPD, kecamatan, pendamping desa, dan sejumlah perwakilan organisasi masyarakat sipil.
"Dalam kesempatan BID ini juga menjadi ajang pertukaran pemikiran dari pemerintah desa dalam menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Desa) tahun 2018, tentu nanti harus dibahas lagi dalam musyawarah desa untuk bisa memasukkan inovasi tersebut dalam dokumen perencanaan desa," katanya.
"Kami memandang inovasi sangat penting bagi percepatan pembangunan desa. Saking pentingnya kami memandang perlu jika upaya lahirnya inovasi desa menjadi gerakan bersama," ujar Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kemendesa PDTT Taufik Madjid, dalam acara Bursa Inovasi Desa sebagai bagian dari kegiatan Program Inovasi Desa di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, Kamis (28/12/2017).
Taufik menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir pembangunan desa sangat masif seiring penyaluran dana desa. Hanya saja jika dicermati fokus pembangunan yang bersumber dari dana desa masih terpaku pada infrastruktur. Menurutnya, waktu tiga tahun sudah cukup untuk memperbaiki berbagai infrastruktur dasar yang dibutuhkan oleh warga desa.
"Saat ini dibutuhkan terobosan sehingga fokus pembangunan desa menyentuh sektor-sektor lain seperti perbaikan kualitas ekonomi dan kualitas sumber daya manusia (SDM)," katanya.
Dia mengungkapkan, di berbagai desa di Indonesia sebenarnya telah lahir berbagai inovasi pembangunan yang berdampak secara langsung terhadap perbaikan kualitas ekonomi masyarakat. Hanya saja, inovasi-inovasi pembangunan tersebut masih terbatas di wilayah-wilayah tertentu.
"Diperlukan upaya untuk mendorong terjadinya pertukaran pengetahuan dan inovasi antar-desa, sehingga desa dapat saling belajar. Bursa Inovasi Desa seperti ini bisa menjembatani berbagai kisah sukses di satu desa untuk direplikasi di desa lain," katanya.
Taufik mengatakan, inovasi desa tidak harus lahir dari teknologi tinggi. Menurutnya, pengembangan inovasi desa bisa lahir dari upaya-upaya masyarakat atau pemerintah desa sendiri dalam menjawab berbagai tantangan lokal baik di bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Solusi terhadap berbagai tantangan tersebut merupakan langkah terobosan yang mampu menciptakan kemajuan dan kemandirian dari warga desa.
"Program Inovasi Desa akan terus kami dorong sehingga desa-desa di seluruh Indonesia mampu menyelesaikan berbagai tantangan di lokal masing-masing," katanya.
Taufik menegaskan, mulai tahun depan akan dimulai Gerakan Inovasi Desa sebagai bagian dari Program Inovasi Desa. Gerakan ini fokus pada upaya mendorong lahirnya berbagai inovasi melalui berbagai kegiatan salah satunya Bursa Inovasi Desa. "Jadi kegiatan seperti BID ini akan kita gelar di berbagai daerah di Indonesia. Dengan demikian masyarakat desa terus tertantang melahirkan berbagai inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka," ujarnya.
Ketua Panitia Bursa Inovasi Desa (BID) Nyoter J Koenaey mengatakan, BID dilakukan dalam rangka transformasi pengetahuan praktik inovasi pembangunan desa dari satu pemangku desa ke pemangku desa yang lain. Diharapkan dengan kegiatan ini para pemangku kepentingan desa memiliki kreativitas dan berfikir inovatif dalam melaksanakan pembangunan desa terutama yang bersumber dari dana desa.
"Jadi nantinya dengan program inovasi desa, pembangunan kawasan perdesaan yang bersumber dari dana desa tidak hanya fokus pada persoalan infrastruktur semata," katanya.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Halmahera Utara ini mengungkapkan, dalam BID kali ini diikuti ratusan pemangku kepentingan desa bagi 197 desa di Maluku Utara. Selain itu juga hadir perwakilan SKPD, kecamatan, pendamping desa, dan sejumlah perwakilan organisasi masyarakat sipil.
"Dalam kesempatan BID ini juga menjadi ajang pertukaran pemikiran dari pemerintah desa dalam menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Desa) tahun 2018, tentu nanti harus dibahas lagi dalam musyawarah desa untuk bisa memasukkan inovasi tersebut dalam dokumen perencanaan desa," katanya.
(zik)