Doli Beberkan Enam Indikator Menuju Golkar Bersih
A
A
A
JAKARTA - Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dinilai menjadi harapan bagi kader, simpatisan dan masyarakat umum yang menginginkan pembaruan di tubuh Golkar.
Menurut Fungsionaris Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, munaslub yang didorong dengan desakan perubahan dan pembaharuan dalam tubuh Golkar melahirkan optimisme baru untuk kebangkitan Golkar.
Namun, kata dia, tidak sedikit sebagian kalangan yang skeptis bahkan pesimistis. Terutama dengan dipilihnya diksi "Golkar Bersih" menjadi tagline kampanye Airlangga Hartarto yang terpilih menjadi Ketua Umum yang kemudian juga menjadi bagian tema utama dari Munaslub.
"Banyak yang bertanya, apakah Golkar benar-benar serius dan mampu mewujudkan diksi itu dalam perjalanannya ke depan. Bahkan tidak sedikit yang sinis dengan pilihan Golkar itu," tutur Doli, Kamis (21/12/2017).
Dalam politik, kata dia, sah-sah saja bila setiap kekuatan politik melakukan pentapan slogan, kampanye, bahkan menjual visi, ide, gagasan, konsep.
"Penetapan jargon, slogan, tagline apa pun itu harus juga dapat disesuaikan dengan kemampuan mengukur untuk mengaplikasikannya. Buat sebuah partai politik, tentu ukurannya adalah persepsi publik dan yang lebih konkret lagi adalah dukungan pada pemilu," tutur Doli.
Mengenai slogan Golkar Bersih, Doli berkeyakinan dapat terwujud. Hal itu akan diuji dengan kebijakan, sikap, program, agenda-agenda partai berlambang pohon beringin itu ke depan.
Menurut dia, ada enam indikator sekaligus ujian yang harus dilewati Golkar dalam sebulan ke depan pada awal masa kepemimpinan Airlangga Hartarto ini.
Pertama, figur kepemimpinan Airlangga Hartarto (AH) sebagai Ketua Umum itu sendiri. Doli mengapresiasi keberanian Airlangga mengusung slogan Golkar Bersih.
"Walaupun saya tahu tidak sedikit yang menentangnya dan berusaha menggeser dengan tema yang lain, tapi Airlangga tetap bersikukuh dan konsisten dengan diksi itu," tandasnya.
Menurut dia, slogan itu menunjukkan Airlangga figur bersih dan tidak punya potensi masalah hukum, dan bebas dari isu korupsi.
"Oleh karena itu, kita harus mendukung dan mendorong agar karakter dan visi Airlangga dapat menjadi karakter dan visi institusi partai," ucapnya.
Kedua, proses dan hasil Munaslub. Doli menilai seluruh peserta membuktikan mampu dan ternyata bisa melaksanakan munaslub yang sama sekali clean and clear dari praktik money politics dan transaksi jual beli suara.
"Indikator pertama dan kedua di atas yang sudah terlampaui itu adalah modal yang cukup kuat untuk mengawali menuju Golkar Bersih," kata Doli.
Ketiga, kata dia, sejauh mana Airlangga memiliki kemauan keras, konsistensi, dan dukungan kuat dari semua stake holder untuk mampu menyusun kepengurusan yang sama sekali berwajah baru dan kontras dengan yang lama.
Dia menegaskan mandat penuh yang diberikan oleh munaslub kepada Airlangga merupakan modal kekuatan untuk melakukan perubahan dan pembaharuan.
"Isu generasi milenial dan zaman now pun harus diikutkan menjadi variabel dalam mengisi etalase kepengurusan," tandasnya.
Keempat, lanjut dia, situasi pada rapat pertama kepengurusan baru nanti, saat DPP mengambil kebijakan akan menarik semua kadernya dan mendorong pembubaran Pansus Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kelima, sambung dia, sosok yang akan ditempatkan Golkar menjadi Ketua DPR menggantikan Setya Novanto.
"Figur yang akan ditempatkan itu adalah figur yang harus dikenal sebagai figur yang bersih, tidak punya track record berpotensi masalah hukum serta tidak pernah, sedang, dan akan tersangkut isu korupsi," tutur Doli.
Keenam, kata dia, pada saat Golkar menghadapi tahap akhir penetapan calon-calon kepala daerah awal Januari nanti.
Menurut dia, Golkar bersama partai politik lain akan masuk pada tahap finalisasi penentuan calon yang akan diusung.
Dia berharap tidak ada lagi isu kontroversial tentang adanya mahar politik atau surat penetapan yang bernilai tinggi dari calon-calon yang diusung.
"Yang harus dikedepankan adalah bagaimana event pilkada itu harus menjadi wahana munculnya kader-kader terbaik Golkar menjadi tokoh publik sekaligus juga menjadi konsolidasi 'warming up' kekuatan mesin partai menuju pileg dan pilpres," tuturnya.
Menurut Doli, apabila Golkar mampu melewati empat ujian itu dan meneruskan dua ujian yang sudah dilampaui sebelumnya maka Golkar akan memiliki indikasi sangat kuat dapat mewujudkan Golkar Bersih.
"Keberhasilan enam indikator itu akan memudahkan Golkar untuk 'take off ' menuju Golkar Baru, Golkar Bersih, dan Golkar Bangkit, memenangkan hati rakyat serta Pemilu 2019," kata Doli.
Menurut Fungsionaris Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, munaslub yang didorong dengan desakan perubahan dan pembaharuan dalam tubuh Golkar melahirkan optimisme baru untuk kebangkitan Golkar.
Namun, kata dia, tidak sedikit sebagian kalangan yang skeptis bahkan pesimistis. Terutama dengan dipilihnya diksi "Golkar Bersih" menjadi tagline kampanye Airlangga Hartarto yang terpilih menjadi Ketua Umum yang kemudian juga menjadi bagian tema utama dari Munaslub.
"Banyak yang bertanya, apakah Golkar benar-benar serius dan mampu mewujudkan diksi itu dalam perjalanannya ke depan. Bahkan tidak sedikit yang sinis dengan pilihan Golkar itu," tutur Doli, Kamis (21/12/2017).
Dalam politik, kata dia, sah-sah saja bila setiap kekuatan politik melakukan pentapan slogan, kampanye, bahkan menjual visi, ide, gagasan, konsep.
"Penetapan jargon, slogan, tagline apa pun itu harus juga dapat disesuaikan dengan kemampuan mengukur untuk mengaplikasikannya. Buat sebuah partai politik, tentu ukurannya adalah persepsi publik dan yang lebih konkret lagi adalah dukungan pada pemilu," tutur Doli.
Mengenai slogan Golkar Bersih, Doli berkeyakinan dapat terwujud. Hal itu akan diuji dengan kebijakan, sikap, program, agenda-agenda partai berlambang pohon beringin itu ke depan.
Menurut dia, ada enam indikator sekaligus ujian yang harus dilewati Golkar dalam sebulan ke depan pada awal masa kepemimpinan Airlangga Hartarto ini.
Pertama, figur kepemimpinan Airlangga Hartarto (AH) sebagai Ketua Umum itu sendiri. Doli mengapresiasi keberanian Airlangga mengusung slogan Golkar Bersih.
"Walaupun saya tahu tidak sedikit yang menentangnya dan berusaha menggeser dengan tema yang lain, tapi Airlangga tetap bersikukuh dan konsisten dengan diksi itu," tandasnya.
Menurut dia, slogan itu menunjukkan Airlangga figur bersih dan tidak punya potensi masalah hukum, dan bebas dari isu korupsi.
"Oleh karena itu, kita harus mendukung dan mendorong agar karakter dan visi Airlangga dapat menjadi karakter dan visi institusi partai," ucapnya.
Kedua, proses dan hasil Munaslub. Doli menilai seluruh peserta membuktikan mampu dan ternyata bisa melaksanakan munaslub yang sama sekali clean and clear dari praktik money politics dan transaksi jual beli suara.
"Indikator pertama dan kedua di atas yang sudah terlampaui itu adalah modal yang cukup kuat untuk mengawali menuju Golkar Bersih," kata Doli.
Ketiga, kata dia, sejauh mana Airlangga memiliki kemauan keras, konsistensi, dan dukungan kuat dari semua stake holder untuk mampu menyusun kepengurusan yang sama sekali berwajah baru dan kontras dengan yang lama.
Dia menegaskan mandat penuh yang diberikan oleh munaslub kepada Airlangga merupakan modal kekuatan untuk melakukan perubahan dan pembaharuan.
"Isu generasi milenial dan zaman now pun harus diikutkan menjadi variabel dalam mengisi etalase kepengurusan," tandasnya.
Keempat, lanjut dia, situasi pada rapat pertama kepengurusan baru nanti, saat DPP mengambil kebijakan akan menarik semua kadernya dan mendorong pembubaran Pansus Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kelima, sambung dia, sosok yang akan ditempatkan Golkar menjadi Ketua DPR menggantikan Setya Novanto.
"Figur yang akan ditempatkan itu adalah figur yang harus dikenal sebagai figur yang bersih, tidak punya track record berpotensi masalah hukum serta tidak pernah, sedang, dan akan tersangkut isu korupsi," tutur Doli.
Keenam, kata dia, pada saat Golkar menghadapi tahap akhir penetapan calon-calon kepala daerah awal Januari nanti.
Menurut dia, Golkar bersama partai politik lain akan masuk pada tahap finalisasi penentuan calon yang akan diusung.
Dia berharap tidak ada lagi isu kontroversial tentang adanya mahar politik atau surat penetapan yang bernilai tinggi dari calon-calon yang diusung.
"Yang harus dikedepankan adalah bagaimana event pilkada itu harus menjadi wahana munculnya kader-kader terbaik Golkar menjadi tokoh publik sekaligus juga menjadi konsolidasi 'warming up' kekuatan mesin partai menuju pileg dan pilpres," tuturnya.
Menurut Doli, apabila Golkar mampu melewati empat ujian itu dan meneruskan dua ujian yang sudah dilampaui sebelumnya maka Golkar akan memiliki indikasi sangat kuat dapat mewujudkan Golkar Bersih.
"Keberhasilan enam indikator itu akan memudahkan Golkar untuk 'take off ' menuju Golkar Baru, Golkar Bersih, dan Golkar Bangkit, memenangkan hati rakyat serta Pemilu 2019," kata Doli.
(dam)