Pergantian Pengurus Golkar Diharapkan Sesuai Kompetensi

JAKARTA - Tekad Ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membuat pembaruan di tubuh partai politik berlambang pohon beringin itu mendapatkan dukungan.

Kendati demikian, Airlangga diingatkan agar pembaruan itu tidak sekadar mengganti "gerbong". "Jika revitalisasi hanya mengubah wajah baru dari wajah lama, itu bukan pembaruan, itu justru tradisi lama di Golkar bahwa setiap munas ada ganti ‘gerbong," ujar Ketua DPP Partai Golkar Meutya Hafid di lokasi Munaslub Jakarta, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (20/12/2017). (Baca juga: AMPG Berharap Perolehan Sura Golkar di Pemilu 2019 Tetap Tinggi )

Meutya mengatakan, salah satu pembaruan yang harus dilakukan Partai Golkar adalah pelibatan kaum perempuan di bidang bidang strategis.

"Revitalisasi kepengurusan harus diikuti semangat revitalisasi representasi Perempuan di kepengurusan. Ciri khas partai modern adalah partai yang gender sensitif," katanya.

Bahkan, lanjut dia, di negara-negara maju justru ketua umum perempuan adalah hal lazim. Dia menambahkan, saat ini Partai Golkar sudah memenuhi 30% kuota perempuan di pengurusan DPP.

Meutya mengaku mendukung semangat pembaruan yang digaungkan. Tapi, kata dia, pembaruan yang bukan asal memilih wajah baru versus wajah lama.

"Pembaruan yang dimaksud adalah berdasarkan kompetensi, bukan hanya berdasar pertimbangan faksi-faksi," tuturnya.

Meutya juga sepakat dengan formatur tunggal dan diserahkan langsung kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.