Pahami Sejarah dan Falsafah Bangsa agar Tak Mudah Diadu Domba
A
A
A
JAKARTA - Untuk menjadi bangsa besar dan kuat diperlukan pemahaman dan penghayatan tentang hakikat bangsa Indonesia dengan falsafah dan budaya yang dimilikinya.
Pemahaman tersebut dinilai penting agar bangsa Indonesia selalu bersatu dan tidak mudah diadu domba.
Direktur Indonesia Institute for Society Empowerment Ahmad Syafii Mufid mengungkapkan, bangsa Indonesia memiliki warisan besar berupa Pancasila sebagai pandangan dan filsafat hidup bangsa Indonesia.
“Hayati dan amalkan nilai Pancasila sila demi sila. Selain itu juga harus menjiwai watak manusia Indonesia seperti kepercayaan dengan adanya Tuhan, kesadaran kekeluargaan, musyawarah mufakat, gotong royong dan tepo seliro (tenggang rasa)," katanya di Jakarta, Selasa 10 Desember 2017.
Menurut dia, nilai dasar ini telah mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa sepanjang sejarah bangsa Indonesia, demi terciptanya persatuan antarumat manusia agar tidak mudah dipecah belah.
Dia mengungkapkan Indonesia adalah negara yang dibangun oleh orang-orang yang mengerti tentang bangsanya, agama yang dianut serta kekuatan dan kelemahannya.
Untuk itu, kata dia, disepakatilah dasar negara dan filosofi negara sampai dengan simbol-simbol negara yang sesuai keyakinan agama yang dianut masyarakat Indonesia
“Dengan landasan dasar yang sangat religius, nasionalis dan juga sekaligus mempertimbangkan kearifan lokal, itu menjadi garansi buat bangsa Indonesia untuk melawan berbagai ancaman, baik itu disintegrasi, radikalisme, dan bahaya narkoba," tandasnya.
Sayang, kata Syafii, tidak semua masyarakat Indonesia mengerti sejarah bangsa maupun latar belakang pemikiran dari para pendiri bangsa Indonesia ini.
Menurut dia, hal itu yang membuat paham-paham negatif bisa masuk menyebar di tengah masyarakat kita.
“Apalagi bila ada persoalan yang menyangkut kesejahteraan dan keadilan, maka makin gampang lah masyarakat kita tersulut dan malah mau menghancurkan ‘rumah’ bangsa besar dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Ini persoalan yang selalu muncul setiap ada masalah di negeri ini,” tuturnya.
Dia berpesan agar semua yang mengerti sejarah pendirian bangsa ini untuk selalu mengingatkan kepada tokoh-tokoh, pemimpin atau pejabat-pejabat di negeri ini mengenai asal-usul bangsa ini.
“Karena kalau sampai tidak diingatkan lalu membuat masyarakat terpecah maka Indonesia ini bisa tidak ada lagi seperti halnya kerajaan Majapahit, Kerajaan Sriwijaya atau kerajaan lainnya yang mana dahulu besar kemudian hilang,” ucap Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta.
Pemahaman tersebut dinilai penting agar bangsa Indonesia selalu bersatu dan tidak mudah diadu domba.
Direktur Indonesia Institute for Society Empowerment Ahmad Syafii Mufid mengungkapkan, bangsa Indonesia memiliki warisan besar berupa Pancasila sebagai pandangan dan filsafat hidup bangsa Indonesia.
“Hayati dan amalkan nilai Pancasila sila demi sila. Selain itu juga harus menjiwai watak manusia Indonesia seperti kepercayaan dengan adanya Tuhan, kesadaran kekeluargaan, musyawarah mufakat, gotong royong dan tepo seliro (tenggang rasa)," katanya di Jakarta, Selasa 10 Desember 2017.
Menurut dia, nilai dasar ini telah mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa sepanjang sejarah bangsa Indonesia, demi terciptanya persatuan antarumat manusia agar tidak mudah dipecah belah.
Dia mengungkapkan Indonesia adalah negara yang dibangun oleh orang-orang yang mengerti tentang bangsanya, agama yang dianut serta kekuatan dan kelemahannya.
Untuk itu, kata dia, disepakatilah dasar negara dan filosofi negara sampai dengan simbol-simbol negara yang sesuai keyakinan agama yang dianut masyarakat Indonesia
“Dengan landasan dasar yang sangat religius, nasionalis dan juga sekaligus mempertimbangkan kearifan lokal, itu menjadi garansi buat bangsa Indonesia untuk melawan berbagai ancaman, baik itu disintegrasi, radikalisme, dan bahaya narkoba," tandasnya.
Sayang, kata Syafii, tidak semua masyarakat Indonesia mengerti sejarah bangsa maupun latar belakang pemikiran dari para pendiri bangsa Indonesia ini.
Menurut dia, hal itu yang membuat paham-paham negatif bisa masuk menyebar di tengah masyarakat kita.
“Apalagi bila ada persoalan yang menyangkut kesejahteraan dan keadilan, maka makin gampang lah masyarakat kita tersulut dan malah mau menghancurkan ‘rumah’ bangsa besar dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Ini persoalan yang selalu muncul setiap ada masalah di negeri ini,” tuturnya.
Dia berpesan agar semua yang mengerti sejarah pendirian bangsa ini untuk selalu mengingatkan kepada tokoh-tokoh, pemimpin atau pejabat-pejabat di negeri ini mengenai asal-usul bangsa ini.
“Karena kalau sampai tidak diingatkan lalu membuat masyarakat terpecah maka Indonesia ini bisa tidak ada lagi seperti halnya kerajaan Majapahit, Kerajaan Sriwijaya atau kerajaan lainnya yang mana dahulu besar kemudian hilang,” ucap Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta.
(dam)