Mengendalikan Penduduk, Kunci Raih Bonus Demografi
A
A
A
KUPANG - BKKBN Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Pemerintah Provinsi NTT dalam memperingati Hari Jadi ke-59 NTT, Hari Ibu, dan Hari Aids Sedunia dengan menggelar seminar advokasi jejaring kemitraan program KKBPK, di Kota Kupang, NTT, Senin (4/12/2017).
Seminar dengan narasumber dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Gubernur NTT, dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada tersebut dihadiri 250 orang dari berbagai kalangan.
Dalam pemaparannya Gubernur NTT Frans Lebu Raya menyoroti soal hubungan antara kesejahteraan ekonomi dan kuantitas penduduk. Meskipun pembangunan di NTT sangat pesat dan secara pertumbuhan ekonomi berada di atas rata-rata nasional, angka penduduk miskinnya juga tinggi.
“Jika negara atau daerah yang memiliki dependency ratio atau rasio usia ketergantungan 50 per 100 ke atas, maka negara atau daerah tersebut belum bisa mencapai bonus demografi,” kata Frans.
Dia mengajak untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui program Kependudukan, Keluarga, Berencana dan Pembangunan Keluarga, sehingga sebelum 2035 tercipta generasi emas di NTT dan mencapai bonus Demografi. “Semua pihak harus terlibat aktif untuk suksesnya program-program BKKBN khususnya di NTT,” tambahnya.
Menurut Gubenur NTT, acara seminar bertema “Integrasi Kampung KB ke Dalam Agenda Prioritas Pembangunan Daerah dalam Mengatasi Ketimpangan Pembangunan Antarwilayah dan Ketimpangan Pendapatan dalam Mewujudkan Bonus Demografi di NTT” ini penting untuk melihat apa yang sudah dilakukan dan akan dilakukan ke depan.
“Intervensi dari pembangunan yang dilakukan secara terintegrasi dapat mempercepat pembangunan Kampung KB di NTT,” kata Frans.
Seminar dengan narasumber dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Gubernur NTT, dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada tersebut dihadiri 250 orang dari berbagai kalangan.
Dalam pemaparannya Gubernur NTT Frans Lebu Raya menyoroti soal hubungan antara kesejahteraan ekonomi dan kuantitas penduduk. Meskipun pembangunan di NTT sangat pesat dan secara pertumbuhan ekonomi berada di atas rata-rata nasional, angka penduduk miskinnya juga tinggi.
“Jika negara atau daerah yang memiliki dependency ratio atau rasio usia ketergantungan 50 per 100 ke atas, maka negara atau daerah tersebut belum bisa mencapai bonus demografi,” kata Frans.
Dia mengajak untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui program Kependudukan, Keluarga, Berencana dan Pembangunan Keluarga, sehingga sebelum 2035 tercipta generasi emas di NTT dan mencapai bonus Demografi. “Semua pihak harus terlibat aktif untuk suksesnya program-program BKKBN khususnya di NTT,” tambahnya.
Menurut Gubenur NTT, acara seminar bertema “Integrasi Kampung KB ke Dalam Agenda Prioritas Pembangunan Daerah dalam Mengatasi Ketimpangan Pembangunan Antarwilayah dan Ketimpangan Pendapatan dalam Mewujudkan Bonus Demografi di NTT” ini penting untuk melihat apa yang sudah dilakukan dan akan dilakukan ke depan.
“Intervensi dari pembangunan yang dilakukan secara terintegrasi dapat mempercepat pembangunan Kampung KB di NTT,” kata Frans.
(kri)