Babak Baru Penghayat Aliran Kepercayaan di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Para penganut penghayat aliran kepercayaan di Indonesia bisa bernapas lega. Mahkamah Konstitusi (MK) pada 7 November lalu memutuskan untuk memperbolehkan aliran kepercayaan dicantumkan di KTP. Data Kemendikbud 2017 menyebutkan, saat ini ada 187 aliran kepercayaan yang tersebar di 13 provinsi di Tanah Air.
Berikut di antara aliran kepercayaan tersebut.
1. Agama Bali (Hindu Bali atau Hindu Dharma)
Agama Hindu Bali atau Agama Hindu Dharma (Agama Tirtha) adalah suatu praktik agama Hindu yang umumnya diamalkan oleh mayoritas suku Bali di Indonesia. Agama Hindu Bali merupakan sinkretisme (penggabungan) kepercayaan Hindu aliran Saiwa, Waisnawa, dan Brahma dengan kepercayaan asli (local genius) suku Bali.
2. Aluk Todolo (Tana Toraja)
Aluk Todolo atau Alukta sesungguhnya merupakan adat istiadat dan tata nilai masyarakat Tana Toraja. Aturan dan tatanan hidup ini bukan hanya berkaitan dengan masalah kepercayaan tetapi juga sistem pemerintahan, kemasyarakatan, adat-istiadat, dan kesenian. Dalam keyakinan masyarakat Tana Toraja, Tuhan disebut dengan Dewata Sewwa, yang berarti Tuhan Yang Maha Esa. Sang Penguasa Tunggal kehidupan dan keberlangsungan alam semesta. Dewa yang tunggal itu disebut dengan istilah Puang Matua (Tuhan yang maha Agung).
3. Sunda Wiwitan (Kanekes, Banten)
Sunda Wiwitan, secara umum merupakan bentuk kepercayaan atau religi yang berkembang di tanah Pasundan (khususnya di wilayah bekas kerajaan Pajajaran) Jawa Barat. Dalam kepercayaannya, Sunda Wiwitan mempercayai kehadiran kekuasaan tertinggi yang biasa disebut sebagai sang hyang kersa atau gusti sikang sawiji-wiji (Tuhan yang tunggal). Sang hyang kersa, dipercaya oleh pemeluk Sunda Wiwitan hidup di tempat tinggi dan agung yang disebut sebagai Buana Agung atau Buana Nyungcung.
4. Agama Djawa Sunda (Kuningan, Jawa Barat)
Agama Djawa Sunda juga sering disebut sebagai agama Madrais. Agama ini banyak dipeluk oleh orang di kawasan Kuning, Jawa Barat. Secara garis besar agama Madrais mirip sekali dengan Agama Buhun meski ada unsur Jawa di dalamnya. Madrais menjalankan ritual-ritual yang beriringan dengan tradisi Sunda. Mereka juga melakukan Seren Taun setelah panen sebagai wujud penghormatan kepada Dewi Sri.
5. Buhun (Jawa Barat)
Buhun adalah agama asli Sunda yang sudah ada sejak dahulu kala. Agama ini sering disebut dengan Jati Sunda dan belum bercampur dengan ajaran agama utama. Buhun masih murni ajaran leluhur yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lain. Buhun memiliki arti memuja nenek moyang. Mengagungkan apa yang telah dilakukan oleh leluhur di masa lalu. Zaman sekarang, orang yang menganut Buhun masih ada meski jumlahnya sangat sedikit di kawasan Bekasi, Jawa Barat.
6. Kejawen (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
Kejawen adalah sebuah kepercayaan yang telah dianut oleh masyarakat Jawa sejak lama. Mereka tetap menjalankan agama primer yang dianut (agama utama), menjalankan perintah dan larangannya namun tetap melaksanakan lelaku sebagai seorang pribumi Jawa warisan leluhur. Kepercayaan kejawen memiliki empat hal wajib dalam ajarannya. Seorang manusia Jawa harus bisa menjadi rahmat bagi dirinya sendirinya. Lalu mereka juga harus bisa menjadi rahmat bagi keluarga. Dua terakhir adalah menjadikan manusia sebagai rahmat bagi sesama dan juga alam semesta.
7. Parmalim (Sumatera Utara)
Agama ini merupakan sebuah kepercayaan ‘Terhadap Tuhan Yang Maha Esa’ yang tumbuh dan berkembang di Sumatera Utara sejak dulu. “Tuhan Debata Mulajadi Nabolon” adalah pencipta manusia, langit, bumi dan segala isi alam semesta yang disembah oleh “Umat Ugamo Malim” (“Parmalim”). Istilah Parmalim merujuk kepada penganut agama Malim. Agama Malim yang dalam bahasa Batak disebut Ugamo Malim adalah bentuk moderen agama asli suku Batak.
8. Kaharingan (Kalimantan)
Kaharingan adalah salah satu agama asli Indonesia yang berasal dari Kalimantan. Suku Dayak banyak menganut agama ini sejak lama sebelum agama-agama besar diakui oleh pemerintah. Kaharingan percaya akan adanya entitas yang sering disebut dengan Ranying. Entitas itu bisa disamakan dengan Tuan Yang Maha Esa. Agama Kaharingan dimasukkan ke dalam agama Hindu pada 1980.
9. Tonaas Walian (Minahasa, Sulawesi Utara)
Sebelum Kristen masuk, agama Tonaas Walian sudah dianut orang-orang Minahasa di Sulawesi Utara. Pemimpin Minahasa tempo dulu terdiri dari dua golongan yakni Walian dan Tona’as. Walian mengatur upacara agama asli Minahasa hingga disebut golongan pendeta. Golongan kedua adalah golongan Tona’as yang mempunyai kata asal “Ta’as”. Kata ini diambil dari nama pohon kayu besar dan tumbuh lurus ke atas. Selain itu golongan Tona’as ini juga menentukan di wilayah mana rumah-rumah itu dibangun untuk membentuk sebuah Wanua (Negeri) dan mereka juga yang menjaga keamanan negeri maupun urusan berperang.
10. Islam Tua (Sangihe, Sulawesi Utara)
Keberadaan penghayat kepercayaan ini disebut berkaitan dengan penyebaran Islam di masa lalu yang melibatkan Kesultanan Ternate, Tidore, Sulu, hingga Mindanao. Agama Islam Tua pertama kali diajarkan dan dikembangkan seorang bernama Masade kira-kira lima ratus tahun yang lalu. Inti dari ajaran Agama Islam Tua adalah Kemurnian Jiwa. Umat diminta menjauhi semua aktifitas yang mengakibatkan dosa. Meski tempat ibadah agama Islam Tua adalah masjid namun alat yang digunakan memanggil umat untuk ibadah salat Jumat adalah lonceng bukan bedug seperti Islam pada umumnya.
11. Adat Musi (Talaud, Sulawesi Utara)
Adat Musi merupakan kepercayaan turun-temurun dari leluhur masyarakat Musi Talaud Sulawesi Utara yang masih bertahan hingga kini. Masyarakat Adat Musi menyebut tuhannya dengan sebutan Tuhan Allah. Penganutnya bisa ditemukan di salah satu desa di pulau Salibabu, Kecamatan Lirung Kabupaten Kepulauan Talaud. Tempat ibadah mereka berada di Bukit Duanne, yang berjarak seitar 1 km dari Desa Musi Induk. Ritual ibadah di Bukit Duanne dilaksanakan setiap Rabu, Sabtu, dan hari besar keagamaan. Dalam ritual Adat Musi setiap penghayat yang mengikuti ibadah harus mengenakan pakaian berwarna putih. Warna putih merupakan lambang kesucian.
12. Tolottang (Sulawesi Selatan)
Tolotang (kadang ditulis Tolottang) adalah sebuah kepercayaan yang dianut di Kab. Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan. Inti kepercayaan Tolottang bertumpu pada lima keyakinan, yaitu: 1) Percaya adanya Dewata SeuwaE (Tuhan YME), 2) Percaya adanya hari kiamat, 3) Percaya adanya hari kemudian, 4) Percaya adanya penerima wahyu dari Tuhan, 5) Percaya kepada Lontara sebagai kitab suci Penyembahan To Lotang kepada Dewata SeuwaE berupa penyembahan kepada batu-batuan, sumur dan kuburan leluhur.
13. Wetu Telu (Lombok)
Wetu Telu (Waktu Tiga) adalah praktik unik sebagian masyarakat suku Sasak yang mendiami Pulau Lombok dalam menjalankan agama Islam. Saat ini para penganut Wetu Telu sudah sangat berkurang, dan hanya terbatas pada generasi-generasi tua di daerah tertentu, sebagai akibat gencarnya para pendakwah Islam mainstream dalam usahanya meluruskan praktik tersebut.
14. Marapu (Sumba)
Marapu adalah sebuah agama lokal yang dianut oleh masyarakat di Pulau Sumba. Agama ini merupakan kepercayaan peninggalan nenek moyang. Lebih dari setengah penduduk Sumba memeluk agama ini. Pemeluk agama ini percaya bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan setelah akhir zaman mereka akan hidup kekal di dunia roh, di surga Marapu, yang dikenal sebagai Prai Marapu.
Aliran Kepercayaan Unik di Dunia
1. The Prince Philip Movement (Gerakan Sang Pangeran Philip)
Suku Yaohnanen di Pulau Tanna Selatan, Kepulauan Vanuatu, dekat Hawaii ini konon terobsesi raja Inggris, dan melaksankan ibadah memuja Pangeran Philip sebagai dewa. Mereka percaya bahwa pangeran Philip merupakan jelmaan dari anak roh kuno yang mendiami sebuah gunung di Vanuatu.Tidak jelas kapan kepercayaan ini muncul di sana, tetapi tampaknya diduga kepercayaan ini muncul di tahun 1950-an saat Inggris mengambil otoritas di sana.
2. The Church of All Worlds (Gereja Seluruh Dunia)
The Church of All Worlds adalah agama neo-pagan yang didirikan pada 1962 oleh Oberon Zell-Ravenheart dan istrinya MorningGlory Zell-Ravenheart. Konon, ini terinspirasi oleh agama fiksi dengan nama yang sama dalam Stranger in Strange Land, sebuah novel oleh Robert A. Heinlein. Baru-baru ini, mengikuti tradisi yang terinspirasi oleh literatur di atas, Zell-Ravenheart akhirnya sempat mendirikan Grey School of Wizard, model sekolah Hogwarts, sekolah dalam novel Harry Potter.
3. Raelisme
Didirikan oleh seorang pengemudi mobil balap Prancis bernama Claude Vorilhons, yang akhirnya berganti nama dirinya menjadi Rael. Dalam kepercayaan Raelians, mereka percaya bahwa manusia diciptakan dalam laboratorium asing 25.000 tahun yang lalu. Lantas alien akan tiba di Yerusalem pada 2025. Dari sini, Rael mengajarkan perdamaian dan "meditasi sensual ". Rael juga mendirikan Clonaid, sebuah perusahaan yang mengklaim telah mengkloning anak manusia yang konon dapat menjadi penyelamat mereka.
4. Jedi-ism (Jedisme)
George Lucas, pencipta film Star Wars, mungkin tidak mengantisipasi efek film tersebut akan menciptakan sebuah agama baru, yang pengikutnya sungguh-sungguh percaya pada adanya 'The Force'. Menurut mitologi Star Wars, 'The Force' adalah energi yang memegang alam semesta bersama-sama dan mengalir melalui setiap hal yang bersifat material. Mereka menyebut diri mereka 'Real World Jedis', yang percaya bahwa mereka dapat memanipulasi Force.
Tempat Ibadah Megah di Indonesia
1. Gereja Katedral Jakarta
Gereja Katedral Jakarta diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan membangun gedung gereja beberapa abad yang lalu. Ada 3 menara di Gereja Katedral, yaitu: Menara Benteng Daud, Menara Gading dan Menara Angelus Dei.
2. Masjid Kubah Emas Depok Jawa Barat
Masjid Dian Al Mahri ini dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten berlokasi di Depok, Jawa Barat. Masjid ini mulai dibangun sejak 2001 dan selesai sekitar akhir 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada 31 Desember 2006. Dengan luas kawasan 50 hektare, bangunan masjid ini menempati luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8000 meter persegi. Masjid ini sendiri dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000 jemaah.
3. Gereja Immanuel Jakarta
Gereja Immanuel awalnya adalah gereja yang dibangun atas dasar kesepakatan antara umat Reformasi dan Umat Lutheran di Batavia. Pembangunannya dimulai pada 1834 dengan mengikuti hasil rancangan JH Horst. Pada 24 Agustus 1835, batu pertama diletakkan. Empat tahun kemudian, 24 Agustus 1839, pembangunan berhasil diselesaikan.
4. Candi Borobudur
Borobudur adalah nama sebuah candi Budha di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Budha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi saat Pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar di dunia. Pada 1991, Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.
5. Candi Prambanan
Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama dengan ketinggian 47 meter. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.
6. Klenteng Kwan si Bio, Tuban, Jawa Timur
Terletak di tengah-tengah antara Semarang dan Surabya, Klenteng Kwan si Bio yang memiliki luas 4 hektare merupakan klenteng terbesar se-Asia Tenggara. Klenteng ini didirikan pada tahun 1928. Di area luas ini akan dibangun pagoda yang terdiri dari beberapa tingkat. Seperti yang dilakukan klenteng lainnya di dunia, perayaan imlek juga selalu dirayakan besar-besaran di Klenteng Kwan Sing Bio. Beragam hiburan akan diselenggarakan untuk memeriahkan imlek, seperti barongsai, wayang tionghoa/wayang titi, atraksi kung fu, hingga pesta kembang api.
7. Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal adalah masjid yang terletak di pusat Jakarta. Masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini mulai dibangun pada 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban. Lokasi masjid ini berada di timur laut lapangan Monas. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah berdiameternya 45 m. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari dua ratus ribu jamaah.
Berikut di antara aliran kepercayaan tersebut.
1. Agama Bali (Hindu Bali atau Hindu Dharma)
Agama Hindu Bali atau Agama Hindu Dharma (Agama Tirtha) adalah suatu praktik agama Hindu yang umumnya diamalkan oleh mayoritas suku Bali di Indonesia. Agama Hindu Bali merupakan sinkretisme (penggabungan) kepercayaan Hindu aliran Saiwa, Waisnawa, dan Brahma dengan kepercayaan asli (local genius) suku Bali.
2. Aluk Todolo (Tana Toraja)
Aluk Todolo atau Alukta sesungguhnya merupakan adat istiadat dan tata nilai masyarakat Tana Toraja. Aturan dan tatanan hidup ini bukan hanya berkaitan dengan masalah kepercayaan tetapi juga sistem pemerintahan, kemasyarakatan, adat-istiadat, dan kesenian. Dalam keyakinan masyarakat Tana Toraja, Tuhan disebut dengan Dewata Sewwa, yang berarti Tuhan Yang Maha Esa. Sang Penguasa Tunggal kehidupan dan keberlangsungan alam semesta. Dewa yang tunggal itu disebut dengan istilah Puang Matua (Tuhan yang maha Agung).
3. Sunda Wiwitan (Kanekes, Banten)
Sunda Wiwitan, secara umum merupakan bentuk kepercayaan atau religi yang berkembang di tanah Pasundan (khususnya di wilayah bekas kerajaan Pajajaran) Jawa Barat. Dalam kepercayaannya, Sunda Wiwitan mempercayai kehadiran kekuasaan tertinggi yang biasa disebut sebagai sang hyang kersa atau gusti sikang sawiji-wiji (Tuhan yang tunggal). Sang hyang kersa, dipercaya oleh pemeluk Sunda Wiwitan hidup di tempat tinggi dan agung yang disebut sebagai Buana Agung atau Buana Nyungcung.
4. Agama Djawa Sunda (Kuningan, Jawa Barat)
Agama Djawa Sunda juga sering disebut sebagai agama Madrais. Agama ini banyak dipeluk oleh orang di kawasan Kuning, Jawa Barat. Secara garis besar agama Madrais mirip sekali dengan Agama Buhun meski ada unsur Jawa di dalamnya. Madrais menjalankan ritual-ritual yang beriringan dengan tradisi Sunda. Mereka juga melakukan Seren Taun setelah panen sebagai wujud penghormatan kepada Dewi Sri.
5. Buhun (Jawa Barat)
Buhun adalah agama asli Sunda yang sudah ada sejak dahulu kala. Agama ini sering disebut dengan Jati Sunda dan belum bercampur dengan ajaran agama utama. Buhun masih murni ajaran leluhur yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lain. Buhun memiliki arti memuja nenek moyang. Mengagungkan apa yang telah dilakukan oleh leluhur di masa lalu. Zaman sekarang, orang yang menganut Buhun masih ada meski jumlahnya sangat sedikit di kawasan Bekasi, Jawa Barat.
6. Kejawen (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
Kejawen adalah sebuah kepercayaan yang telah dianut oleh masyarakat Jawa sejak lama. Mereka tetap menjalankan agama primer yang dianut (agama utama), menjalankan perintah dan larangannya namun tetap melaksanakan lelaku sebagai seorang pribumi Jawa warisan leluhur. Kepercayaan kejawen memiliki empat hal wajib dalam ajarannya. Seorang manusia Jawa harus bisa menjadi rahmat bagi dirinya sendirinya. Lalu mereka juga harus bisa menjadi rahmat bagi keluarga. Dua terakhir adalah menjadikan manusia sebagai rahmat bagi sesama dan juga alam semesta.
7. Parmalim (Sumatera Utara)
Agama ini merupakan sebuah kepercayaan ‘Terhadap Tuhan Yang Maha Esa’ yang tumbuh dan berkembang di Sumatera Utara sejak dulu. “Tuhan Debata Mulajadi Nabolon” adalah pencipta manusia, langit, bumi dan segala isi alam semesta yang disembah oleh “Umat Ugamo Malim” (“Parmalim”). Istilah Parmalim merujuk kepada penganut agama Malim. Agama Malim yang dalam bahasa Batak disebut Ugamo Malim adalah bentuk moderen agama asli suku Batak.
8. Kaharingan (Kalimantan)
Kaharingan adalah salah satu agama asli Indonesia yang berasal dari Kalimantan. Suku Dayak banyak menganut agama ini sejak lama sebelum agama-agama besar diakui oleh pemerintah. Kaharingan percaya akan adanya entitas yang sering disebut dengan Ranying. Entitas itu bisa disamakan dengan Tuan Yang Maha Esa. Agama Kaharingan dimasukkan ke dalam agama Hindu pada 1980.
9. Tonaas Walian (Minahasa, Sulawesi Utara)
Sebelum Kristen masuk, agama Tonaas Walian sudah dianut orang-orang Minahasa di Sulawesi Utara. Pemimpin Minahasa tempo dulu terdiri dari dua golongan yakni Walian dan Tona’as. Walian mengatur upacara agama asli Minahasa hingga disebut golongan pendeta. Golongan kedua adalah golongan Tona’as yang mempunyai kata asal “Ta’as”. Kata ini diambil dari nama pohon kayu besar dan tumbuh lurus ke atas. Selain itu golongan Tona’as ini juga menentukan di wilayah mana rumah-rumah itu dibangun untuk membentuk sebuah Wanua (Negeri) dan mereka juga yang menjaga keamanan negeri maupun urusan berperang.
10. Islam Tua (Sangihe, Sulawesi Utara)
Keberadaan penghayat kepercayaan ini disebut berkaitan dengan penyebaran Islam di masa lalu yang melibatkan Kesultanan Ternate, Tidore, Sulu, hingga Mindanao. Agama Islam Tua pertama kali diajarkan dan dikembangkan seorang bernama Masade kira-kira lima ratus tahun yang lalu. Inti dari ajaran Agama Islam Tua adalah Kemurnian Jiwa. Umat diminta menjauhi semua aktifitas yang mengakibatkan dosa. Meski tempat ibadah agama Islam Tua adalah masjid namun alat yang digunakan memanggil umat untuk ibadah salat Jumat adalah lonceng bukan bedug seperti Islam pada umumnya.
11. Adat Musi (Talaud, Sulawesi Utara)
Adat Musi merupakan kepercayaan turun-temurun dari leluhur masyarakat Musi Talaud Sulawesi Utara yang masih bertahan hingga kini. Masyarakat Adat Musi menyebut tuhannya dengan sebutan Tuhan Allah. Penganutnya bisa ditemukan di salah satu desa di pulau Salibabu, Kecamatan Lirung Kabupaten Kepulauan Talaud. Tempat ibadah mereka berada di Bukit Duanne, yang berjarak seitar 1 km dari Desa Musi Induk. Ritual ibadah di Bukit Duanne dilaksanakan setiap Rabu, Sabtu, dan hari besar keagamaan. Dalam ritual Adat Musi setiap penghayat yang mengikuti ibadah harus mengenakan pakaian berwarna putih. Warna putih merupakan lambang kesucian.
12. Tolottang (Sulawesi Selatan)
Tolotang (kadang ditulis Tolottang) adalah sebuah kepercayaan yang dianut di Kab. Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan. Inti kepercayaan Tolottang bertumpu pada lima keyakinan, yaitu: 1) Percaya adanya Dewata SeuwaE (Tuhan YME), 2) Percaya adanya hari kiamat, 3) Percaya adanya hari kemudian, 4) Percaya adanya penerima wahyu dari Tuhan, 5) Percaya kepada Lontara sebagai kitab suci Penyembahan To Lotang kepada Dewata SeuwaE berupa penyembahan kepada batu-batuan, sumur dan kuburan leluhur.
13. Wetu Telu (Lombok)
Wetu Telu (Waktu Tiga) adalah praktik unik sebagian masyarakat suku Sasak yang mendiami Pulau Lombok dalam menjalankan agama Islam. Saat ini para penganut Wetu Telu sudah sangat berkurang, dan hanya terbatas pada generasi-generasi tua di daerah tertentu, sebagai akibat gencarnya para pendakwah Islam mainstream dalam usahanya meluruskan praktik tersebut.
14. Marapu (Sumba)
Marapu adalah sebuah agama lokal yang dianut oleh masyarakat di Pulau Sumba. Agama ini merupakan kepercayaan peninggalan nenek moyang. Lebih dari setengah penduduk Sumba memeluk agama ini. Pemeluk agama ini percaya bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan setelah akhir zaman mereka akan hidup kekal di dunia roh, di surga Marapu, yang dikenal sebagai Prai Marapu.
Aliran Kepercayaan Unik di Dunia
1. The Prince Philip Movement (Gerakan Sang Pangeran Philip)
Suku Yaohnanen di Pulau Tanna Selatan, Kepulauan Vanuatu, dekat Hawaii ini konon terobsesi raja Inggris, dan melaksankan ibadah memuja Pangeran Philip sebagai dewa. Mereka percaya bahwa pangeran Philip merupakan jelmaan dari anak roh kuno yang mendiami sebuah gunung di Vanuatu.Tidak jelas kapan kepercayaan ini muncul di sana, tetapi tampaknya diduga kepercayaan ini muncul di tahun 1950-an saat Inggris mengambil otoritas di sana.
2. The Church of All Worlds (Gereja Seluruh Dunia)
The Church of All Worlds adalah agama neo-pagan yang didirikan pada 1962 oleh Oberon Zell-Ravenheart dan istrinya MorningGlory Zell-Ravenheart. Konon, ini terinspirasi oleh agama fiksi dengan nama yang sama dalam Stranger in Strange Land, sebuah novel oleh Robert A. Heinlein. Baru-baru ini, mengikuti tradisi yang terinspirasi oleh literatur di atas, Zell-Ravenheart akhirnya sempat mendirikan Grey School of Wizard, model sekolah Hogwarts, sekolah dalam novel Harry Potter.
3. Raelisme
Didirikan oleh seorang pengemudi mobil balap Prancis bernama Claude Vorilhons, yang akhirnya berganti nama dirinya menjadi Rael. Dalam kepercayaan Raelians, mereka percaya bahwa manusia diciptakan dalam laboratorium asing 25.000 tahun yang lalu. Lantas alien akan tiba di Yerusalem pada 2025. Dari sini, Rael mengajarkan perdamaian dan "meditasi sensual ". Rael juga mendirikan Clonaid, sebuah perusahaan yang mengklaim telah mengkloning anak manusia yang konon dapat menjadi penyelamat mereka.
4. Jedi-ism (Jedisme)
George Lucas, pencipta film Star Wars, mungkin tidak mengantisipasi efek film tersebut akan menciptakan sebuah agama baru, yang pengikutnya sungguh-sungguh percaya pada adanya 'The Force'. Menurut mitologi Star Wars, 'The Force' adalah energi yang memegang alam semesta bersama-sama dan mengalir melalui setiap hal yang bersifat material. Mereka menyebut diri mereka 'Real World Jedis', yang percaya bahwa mereka dapat memanipulasi Force.
Tempat Ibadah Megah di Indonesia
1. Gereja Katedral Jakarta
Gereja Katedral Jakarta diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan membangun gedung gereja beberapa abad yang lalu. Ada 3 menara di Gereja Katedral, yaitu: Menara Benteng Daud, Menara Gading dan Menara Angelus Dei.
2. Masjid Kubah Emas Depok Jawa Barat
Masjid Dian Al Mahri ini dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten berlokasi di Depok, Jawa Barat. Masjid ini mulai dibangun sejak 2001 dan selesai sekitar akhir 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada 31 Desember 2006. Dengan luas kawasan 50 hektare, bangunan masjid ini menempati luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8000 meter persegi. Masjid ini sendiri dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000 jemaah.
3. Gereja Immanuel Jakarta
Gereja Immanuel awalnya adalah gereja yang dibangun atas dasar kesepakatan antara umat Reformasi dan Umat Lutheran di Batavia. Pembangunannya dimulai pada 1834 dengan mengikuti hasil rancangan JH Horst. Pada 24 Agustus 1835, batu pertama diletakkan. Empat tahun kemudian, 24 Agustus 1839, pembangunan berhasil diselesaikan.
4. Candi Borobudur
Borobudur adalah nama sebuah candi Budha di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Budha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi saat Pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar di dunia. Pada 1991, Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.
5. Candi Prambanan
Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama dengan ketinggian 47 meter. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.
6. Klenteng Kwan si Bio, Tuban, Jawa Timur
Terletak di tengah-tengah antara Semarang dan Surabya, Klenteng Kwan si Bio yang memiliki luas 4 hektare merupakan klenteng terbesar se-Asia Tenggara. Klenteng ini didirikan pada tahun 1928. Di area luas ini akan dibangun pagoda yang terdiri dari beberapa tingkat. Seperti yang dilakukan klenteng lainnya di dunia, perayaan imlek juga selalu dirayakan besar-besaran di Klenteng Kwan Sing Bio. Beragam hiburan akan diselenggarakan untuk memeriahkan imlek, seperti barongsai, wayang tionghoa/wayang titi, atraksi kung fu, hingga pesta kembang api.
7. Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal adalah masjid yang terletak di pusat Jakarta. Masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini mulai dibangun pada 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban. Lokasi masjid ini berada di timur laut lapangan Monas. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah berdiameternya 45 m. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari dua ratus ribu jamaah.
(nfl)