Dari Bali, Pesantren Al-Hikam Serukan Semangat Cinta NKRI
A
A
A
BALI - Seluruh ulama dan dai diajak untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu diungkapkan Direktur Kulliyatul Qur'an Al-Hikam Depok, Arif Zamhari saat lokakarya Dai Aswaja Bela Negara bekerja sama Pesantren Al-Hikam Depok dengan Kementerian Pertahanan RI di Hotel The Radana, Kuta, Bali.
Dia mengingatkan, bahwa mencintai Tanah Air adalah menjadi prasyarat dalam mempertahankan NKRI dari rongrongan asing, ideologi, ekonomi dan lainnya. Karena menurutnya, ajaran di dalam Alquran dan Hadits telah jelas bagaimana mengajarkan landasan yang kokoh untuk mencintai Tanah Air.
"Mari kita jaga dan pertahankan keutuhan NKRI yang kita cintai ini. Ulama memiliki peran yang vital dalam menyebarkan pesan agama dengan baik kepada masyarakat. Bagaimana mungkin para pemeluk agama bisa menjalankan ajaran agamanya dengan baik kalau kondisi negaranya tidak aman. Keutuhan NKRI menjadi syarat mutlak agar umat dan pemeluk agama bisa menjalankan ajaran maupun tuntunan agamanya dengan sempurna," ujarnya, Selasa (14/11/2017).
Dengan kondisi masyarakat saat ini perlu penekanan metode dakwah pada dakwah nyata, namun tetap dengan menjalankan dakwah bil lisan (ceramah). Terlebih lagi, materi yang disampaikan berupa Aswaja.
"Tidak bisa dipungkiri, ajaran Aswaja sangat cocok dengan kondisi bangsa Indonesia yang plural, beragam dan multi etnis. Apalagi, di dalam Aswaja menjunjung tinggi prinsip toleransi, keseimbangan dan jalan tengah. Sehingga, bisa menjalankan kehidupan dalam beragama dan bermasyarakat dengan baik," terang menantu alm KH Hasyim Muzadi ini.
Sementara itu, salah satu satu panitia Penyelenggara Ustaz Sofiudin mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut bagian dari rangkaian finalisasi perumusan modul Dai Aswaja Bela Negara. Menurutnya, seusai perumusan tersebut akan dikaji lebih lanjut oleh dewan pakar dan ahli.
Selanjutnya, akan dijadikan sebagai panduan bagi para dai dalam berdakwah yang mengajak pada bela Negara. "Ini adalah kelanjutan dari lokakarya yang diselenggarakan di Yogyakarta. Di Bali merupakan finalisasi perumusan modul Dakwah Aswaja Bela Negara. Diharapkan setelah ini cepat tersusun dan bermanfaat menjaga keutuhan NKRI melalui dakwah," katanya.
Sofi menuturkan, sebanyak 39 peserta perwakilan dai dari Indonesia bagian Timur seperti NTT, NTB, Papua Barat, Sorong, Maluku, Merauke, Tual, Jawa dan lainnya. Ia mengungkapkan, dalam kesempatan tersebut juga dibahas mengenai perumusan materi Metodologi Dakwah Aswaja Bela Negara dan Kaderisasi Dakwah Bela Negara.
"Kita berharap pertemuan para ulama, kiai dan dai Aswaja Bela Negara ini bisa memiliki manfaat secara menyeluruh dari Bali untuk Indonesia," tutupnya.
Dia mengingatkan, bahwa mencintai Tanah Air adalah menjadi prasyarat dalam mempertahankan NKRI dari rongrongan asing, ideologi, ekonomi dan lainnya. Karena menurutnya, ajaran di dalam Alquran dan Hadits telah jelas bagaimana mengajarkan landasan yang kokoh untuk mencintai Tanah Air.
"Mari kita jaga dan pertahankan keutuhan NKRI yang kita cintai ini. Ulama memiliki peran yang vital dalam menyebarkan pesan agama dengan baik kepada masyarakat. Bagaimana mungkin para pemeluk agama bisa menjalankan ajaran agamanya dengan baik kalau kondisi negaranya tidak aman. Keutuhan NKRI menjadi syarat mutlak agar umat dan pemeluk agama bisa menjalankan ajaran maupun tuntunan agamanya dengan sempurna," ujarnya, Selasa (14/11/2017).
Dengan kondisi masyarakat saat ini perlu penekanan metode dakwah pada dakwah nyata, namun tetap dengan menjalankan dakwah bil lisan (ceramah). Terlebih lagi, materi yang disampaikan berupa Aswaja.
"Tidak bisa dipungkiri, ajaran Aswaja sangat cocok dengan kondisi bangsa Indonesia yang plural, beragam dan multi etnis. Apalagi, di dalam Aswaja menjunjung tinggi prinsip toleransi, keseimbangan dan jalan tengah. Sehingga, bisa menjalankan kehidupan dalam beragama dan bermasyarakat dengan baik," terang menantu alm KH Hasyim Muzadi ini.
Sementara itu, salah satu satu panitia Penyelenggara Ustaz Sofiudin mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut bagian dari rangkaian finalisasi perumusan modul Dai Aswaja Bela Negara. Menurutnya, seusai perumusan tersebut akan dikaji lebih lanjut oleh dewan pakar dan ahli.
Selanjutnya, akan dijadikan sebagai panduan bagi para dai dalam berdakwah yang mengajak pada bela Negara. "Ini adalah kelanjutan dari lokakarya yang diselenggarakan di Yogyakarta. Di Bali merupakan finalisasi perumusan modul Dakwah Aswaja Bela Negara. Diharapkan setelah ini cepat tersusun dan bermanfaat menjaga keutuhan NKRI melalui dakwah," katanya.
Sofi menuturkan, sebanyak 39 peserta perwakilan dai dari Indonesia bagian Timur seperti NTT, NTB, Papua Barat, Sorong, Maluku, Merauke, Tual, Jawa dan lainnya. Ia mengungkapkan, dalam kesempatan tersebut juga dibahas mengenai perumusan materi Metodologi Dakwah Aswaja Bela Negara dan Kaderisasi Dakwah Bela Negara.
"Kita berharap pertemuan para ulama, kiai dan dai Aswaja Bela Negara ini bisa memiliki manfaat secara menyeluruh dari Bali untuk Indonesia," tutupnya.
(kri)