Mensos Pantau Pencairan Bansos PKH Tahap Empat

Kamis, 09 November 2017 - 18:56 WIB
Mensos Pantau Pencairan Bansos PKH Tahap Empat
Mensos Pantau Pencairan Bansos PKH Tahap Empat
A A A
JAKARTA - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memantau langsung dimulainya penyaluran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) tahap empat secara nasional.

Penyaluran bantuan diawali dari Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu 8 November 2017. "Tahap keempat ini adalah tahap terakhir. Sebelumnya tahap pertama cair bulan Februari, tahap kedua cair bulan Mei, dan tahap ketiga pada Agustus. Maka pencairan pada bulan Nopember ini menggenapkan total bantuan sosial PKH sebesar Rp1.890.000 per Keluarga Penerima Manfaat (KPM)," kata Khofifah kepada wartawan usai meninjau proses pencairan bansos di halaman kantor Kelurahan Jetis, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah.

Melalui Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial, kata dia, bantuan sosial (bansos) PKH tahap keempat mulai disalurkan di berbagai wilayah. Pencairan secara non tunai ini bekerja sama dengan agen bank milik Himpunan Bank Milik Negara (HImbara), yakni BNI, BRI, Bank Mandiri dan BTN.

"Target kami November tuntas. Artinya pencairan serentak sepanjang November ini mampu menyelesaikan semua titik di Indonesia. Saya optimistis ini bisa dilakukan mengingat teknologi perbankan cukup mumpuni," tutur Khofifah dalam siaran pers Kementerian Sosial.

Teknologi tersebut adalah adanya mesin EDC Offline BNI dan VSAT BRI untuk kemudahan penerima bantuan sosial PKH dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). EDC off line ini bisa menyatukan finger print atau sidik jari penerima bansos dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK), e-KTP, dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Khofifah mengatakan, transformasi dari online menjadi offline ini menjadi bagian dari inovasi teknologi baru penyaluran bantuan sosial (bansos) yang dilakukan Kementerian Sosial bersama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Tujuannya untuk memperluas jangkauan layanan kepada penerima manfaat dengan kualitas pelayanan yang setara, aman dan terjaga.

Inovasi berikutnya, kata Khofifah, teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT) melalui satelit milik BRI yang memungkinkan layanan perbankan menjangkau daerah sulit sehingga tidak ada alasan tidak ada daerah yang tidak bisa dijangkau.

"Jadi segala upaya dikerahkan untuk memastikan bansos non tunai dapat dilaksanakan kepada penerima manfaat," terangnya.

Dalam kunjungan kerja ke Sragen tersebut, Mensos juga mewisuda keluarga penerima manfaat yang telah mandiri. Ada tujuh orang yang telah dinyatakan lulus dari program ini dan tidak lagi menerima bansos PKH.

Mereka adalah Sri Wahyuni yang kini telah memiliki usaha produksi batik, Rusminarsih yang kini memiliki usaha batik dan ternak kambing, Sumiarsih yang berjualan obat dan vitamin ternak, dan Suminah yang kini sukses menjalankan bisnis warung kelontong.

Kemudian Rinawati pemilik usaha air galon dan elpiji, Muji yang kini sukses menjadi pembuat minyak cendana, dan Suparti pemilik restoran bakso dan mie ayam.

"Dulu saya buruh membatik. Lalu dapat bantuan PKH. Alhamdulillah perlahan bisa nabung sedikit-sedikit untuk mencukupi keperluan keluarga dan usaha," kata Rusminarsih.

Ibu tiga anak ini mengatakan, salah satu faktor yang mendorong ia keluar dari kemiskinan adalah bimbingan dan motivasi dari Pendamping PKH.

"Pendamping PKH di tempat saya namanya Mba Hesti selalu memberi motivasi. Alhamdulillah Bu Menteri, saya sudah enggak miskin lagi," tambah Rusminarsih kepada Mensos.

Di hadapan para KPM PKH, Rusminarsih mengajak agar terus maju dan berjuang untuk masa depan keluarga dan anak-anak. Dengan usaha yang serius, tekun dan doa maka suatu saat KPM akan dapat terlepas dari kemiskinan.

"Kita harus malu menjadi miskin. Maka kita harus berjuang untuk mengubah nasib," ujarnya bersemangat disambut tepuk tengan KPM.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7604 seconds (0.1#10.140)