Puan Maharani Berharap RS Ir Soekarno Maksimal Layani Pasien
A
A
A
JAKARTA - Keberadaan rumah sakit di era jaminan kesehatan menjadi sangat penting di tengah kebutuhan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
Mutu dan kualitas pelayanan kesehatan itu dapat diukur melalui akreditasinya. Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat meresmikan perubahan nama RSUD Kabupaten Sukoharjo menjadi RSUD Ir Soekarno, Jawa Tengah, Selasa (7/11/2017).
Seperti yang diketahui, RSUD Kabupaten Sukoharjo sudah mencapai paripurna dalam standar akreditasi penilaian tertinggi. Puan berharap penggunaan nama Ir Soekarno pada RSUD harus menjadi motivasi kuat bagi seluruh jajaran RSUD untuk memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat Sukoharjo dan sekitarnya.
Pada acara tersebut, Puan sekaligus mengimbau rumah sakit mampu membantu masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit. "Jadikan rumah sakit tak hanya sebagai rujukan orang yang sakit, namun sekaligus fungsikan peran rumah sakit untuk sarana edukasi kesehatan. Buka rumah sakit bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi mencegah sakit dengan upaya promotif preventif," tutur Menko PMK dalam sambutannya.
Dia mengatakan, rumah sakit juga harus mampu menunjukkan keramahan dan jangan membuat masyarakat takut berobat dan khawatir ditolak atau tak dilayani.
"Pengelolaan SDM rumah sakit harus prima, layani pasien dengan senyum, ikhlas, dan sabar. Pelayanan yang baik tak hanya pada saat pengobatan, namun berbagai layanan lainnya," tutur Menko Puan.
Menurut dia, hal tersebut sangat penting karena dengan kepuasan masyarakat yang tinggi akan mendukung suksesnya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Sebagai wakil pemerintah sekaligus wakil dari keluarga, Puan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas usulan nama RSUD Ir Soekarno.
Penggunaan nama Proklamator sebagai nama fasilitas dan sarana pelayanan kepada masyarakat dikatakan Puan membawa konsekuensi tidak ringan. Salah satunya menjaga kredibilitas dari nama yang telah disandangnya.
Dia berpesan perubahan nama menambah motivasi untuk bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dari sebelumnya.
"Tadi saya bertanya kepada pasien, mereka cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, serta pelayanan Jamkesmas dan BPJS kesehatan berjalan sebagaimana mestinya," tutur Puan.
Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti dan penekanan tombol yang membuka kain selubung patung Ir Soekarno oleh Menko PMK.
Pada acara itu, Menko PMK memberikan bantuan berupa pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak sekolah, balita dan ibu hamil sebanyak 1,5 ton, PKH untuk 30 kelompok usaha bersama senilai Rp20 juta, pembangunan jamban untuk 3451 kepala keluarga dengan total nilai Rp5,176 M, penyerahan 485 sertifikat Program Daerah (Proda), medis operasi pria untuk 96 orang, dan paket sembako untuk 147 keluarga miskin dengan nilai Rp150.000 per paket.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya dan Direktur Utama RSUD Kabupaten Sukoharjo Gani Suharto.
Mutu dan kualitas pelayanan kesehatan itu dapat diukur melalui akreditasinya. Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat meresmikan perubahan nama RSUD Kabupaten Sukoharjo menjadi RSUD Ir Soekarno, Jawa Tengah, Selasa (7/11/2017).
Seperti yang diketahui, RSUD Kabupaten Sukoharjo sudah mencapai paripurna dalam standar akreditasi penilaian tertinggi. Puan berharap penggunaan nama Ir Soekarno pada RSUD harus menjadi motivasi kuat bagi seluruh jajaran RSUD untuk memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat Sukoharjo dan sekitarnya.
Pada acara tersebut, Puan sekaligus mengimbau rumah sakit mampu membantu masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit. "Jadikan rumah sakit tak hanya sebagai rujukan orang yang sakit, namun sekaligus fungsikan peran rumah sakit untuk sarana edukasi kesehatan. Buka rumah sakit bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi mencegah sakit dengan upaya promotif preventif," tutur Menko PMK dalam sambutannya.
Dia mengatakan, rumah sakit juga harus mampu menunjukkan keramahan dan jangan membuat masyarakat takut berobat dan khawatir ditolak atau tak dilayani.
"Pengelolaan SDM rumah sakit harus prima, layani pasien dengan senyum, ikhlas, dan sabar. Pelayanan yang baik tak hanya pada saat pengobatan, namun berbagai layanan lainnya," tutur Menko Puan.
Menurut dia, hal tersebut sangat penting karena dengan kepuasan masyarakat yang tinggi akan mendukung suksesnya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Sebagai wakil pemerintah sekaligus wakil dari keluarga, Puan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas usulan nama RSUD Ir Soekarno.
Penggunaan nama Proklamator sebagai nama fasilitas dan sarana pelayanan kepada masyarakat dikatakan Puan membawa konsekuensi tidak ringan. Salah satunya menjaga kredibilitas dari nama yang telah disandangnya.
Dia berpesan perubahan nama menambah motivasi untuk bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dari sebelumnya.
"Tadi saya bertanya kepada pasien, mereka cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, serta pelayanan Jamkesmas dan BPJS kesehatan berjalan sebagaimana mestinya," tutur Puan.
Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti dan penekanan tombol yang membuka kain selubung patung Ir Soekarno oleh Menko PMK.
Pada acara itu, Menko PMK memberikan bantuan berupa pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak sekolah, balita dan ibu hamil sebanyak 1,5 ton, PKH untuk 30 kelompok usaha bersama senilai Rp20 juta, pembangunan jamban untuk 3451 kepala keluarga dengan total nilai Rp5,176 M, penyerahan 485 sertifikat Program Daerah (Proda), medis operasi pria untuk 96 orang, dan paket sembako untuk 147 keluarga miskin dengan nilai Rp150.000 per paket.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya dan Direktur Utama RSUD Kabupaten Sukoharjo Gani Suharto.
(dam)