Lestarikan Budaya Bangsa, Masyarakat Diminta Terlibat Langsung

Jum'at, 27 Oktober 2017 - 17:18 WIB
Lestarikan Budaya Bangsa,...
Lestarikan Budaya Bangsa, Masyarakat Diminta Terlibat Langsung
A A A
JAKARTA - Di tengah pengaruh arus global yang besar, Indonesia khususnya generasi muda harus dibentengi dengan memperkokoh semangat persatuan dan ideologi Pancasila. Salah satu yang dilakukan adalah melalui seni dan budaya.

Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) Yudi Latief mengemukakan, diperlukan kepedulian bersama agar bangsa Indonesia semakin bersatu.

Menurutnya, konektivitas antardaerah yang sudah baik saat ini seharusnya mempermudah masyarakat Indonesia untuk menjalin persatuan dan kesatuan.

"Pada 1928, dengan tingkat konektivitas yang tikdak mudah, dari Sulawesi dan wilayah lainnya di luar Pulau Jawa harus naik kapal laut berminggu-minggu tapi kita bisa bersatu. Dengan konektivitas yang lebih baik, seharusnya kita semakin bersatu. Bukan sebaliknya," kata Yudi Latief, Jumat (27/10/2017).

Yudi menyadari, dalam upaya ini berbagai pihak tidak bisa menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah untuk merawat bangsa. Diperlukan semangat kesukarelaaan dari semua pihak.

"Masyarakat harus terlibat secara langsung ikut memelihara, melestarikan, dan mengembangkan tradisi dan budaya yang ada di masyarakat sendiri, apa pun bentuknya. Kita harus memulainya dengan memahami latar belakang dari keanekaragaman seni budaya antardaerah," terangnya.

Salah satu bentuk nyata dalam upaya ini adalah dengan digelar acara 'Nyanyian Indonesia', yakni pergelaran seni dan tarian-tarian Indonesia di bawah naungan Yayasan Cipta Asa Nusantara dan didukung oleh Cipta Olah Persada (COP) sebagai penggerak dan pelatih nyanyi serta tarian budaya Indonesia yang telah berdiri hampir 30 tahun lamanya.

Namun, COP bukanlah sanggar seni tari atau seni suara, melainkan kumpulan para mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi di Indonesia yang menyisihkan waktu untuk mempelajari latar belakang seni budaya Indonesia, baik berupa lagu daerah maupun dan tarian adat.

Sebagian besar anggota COP adalah para sarjana S-1 maupun S-2 yang mau mengambil waktu khusus untuk tetap mengabdikan dirinya untuk menyajikan bentuk pementasan tarian dan nyanyian dari berbagai suku dari seluruh Tanah Air.

"Jadi, bagaimana kita bisa menghargai dan menghormati keanekaragaman budaya Indonesia dengan 1.340 suku dan 564 bahasa yang kita punya sebagai orang Indonesia?" ungkap Yudi.

"Jawabannya adalah kita mau secara langsung ikut memelihara, melestarikan, dan mengembangkan tradisi dan budaya yang ada di masyarakat kita sendiri, apapun bentuknya. Tapi, bagaimana kita bisa melestarikan dan mengembangkannya kalau tidak memulainya dengan memahami latar belakang dari keanekaragaman seni budaya kita itu," jelas Yudi.

Adapun pagelaran Nyanyian Indonesia dilaksanakan pada Selasa 24 Oktober 2017, Pukul 12.30-17.50 WIB di Sentul International Convention Center (SICC) Sentul City-Bogor.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1660 seconds (0.1#10.140)