HUT ke-70 Korpaskhas, TNI AU Tambah Hercules dan Oerlikon
A
A
A
YOGYAKARTA - TNI AU memastikan menambah sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) berupa pesawat C-130 J Hercules dan senjata penangkis serangan udara Oerlikon Skyshield.
Hal itu ditegaskan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto saat memperingati HUT ke 70 Korpaskhas di Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta, Selasa (17/10/2017)
"Sesuai dengan pembinaan kekuatan di Angkatan Udara, dalam rencana strategi (renstra) kedua ini akan menambah kekuatan pesawat Hercules tipe J. Ini satu lompatan teknologi sehingga berpengaruh langsung kepada kesiapan pasukan khas," ujarnya.
Menurut Hadi, kedatangan pesawat Hercules tipe J tersebut sangat membantu prajurit Paskhas dalam melakukan penerjunan karena dilengkapi dengan oksigen.
"Profile penerjunan akan berubah menjadi penerjunan high altitude low opening (HALO) menjadi high altitude open (HAHO). Sehingga pasukan bisa melaksanakan kegiatan penerjunan dengan aman karena ketika di ketinggian lebih dari 10.000 feet saat pesawat buka pintu, oksigen masih bisa mereka hirup karena peralatan yang ada di pesawat itu," ucapnya.
Selain Hercules, kata dia, TNI AU juga akan menambah 11 senjata penangkis serangan udara jenis Oerlikon. Senjata tersebut nantinya akan ditempatkan di landasan udara (lanud) penting dan terluar.
"Yang akan kita berikan sementara ini ada tambahan 11 Oerlikon dan itu kita gelar di lanud-lanud yang kita pertimbangkan itu harus digelar persenjataan Oerlikon," kata Hadi.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara ini menegaskan, pengadaan alutsista tersebut sedang dalam proses di renstra kedua. "Akhir renstra kedua diharapkan mereka (alutsista) sudah datang, dan kita gelar sesuai renstra TNI AU," katanya.
Senjata buatan Rheinmetall, Jerman ini dinilai cukup efektif dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia. Senjata yang mengombinasikan auto twin canon 35 mm dengan rudal anti serangan udara jarak pendek ini mampu merontokkan pesawat maupun rudal.
Senjata ini mampu menembakkan 1.000 peluru permenit dengan membentuk perisai dengan jangkauan tembak hingga 4 kilometer. Sistem penangkis serangan udara ini juga dapat dihubungkan dengan sistem pertahanan udara lainnya.
Hal itu ditegaskan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto saat memperingati HUT ke 70 Korpaskhas di Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta, Selasa (17/10/2017)
"Sesuai dengan pembinaan kekuatan di Angkatan Udara, dalam rencana strategi (renstra) kedua ini akan menambah kekuatan pesawat Hercules tipe J. Ini satu lompatan teknologi sehingga berpengaruh langsung kepada kesiapan pasukan khas," ujarnya.
Menurut Hadi, kedatangan pesawat Hercules tipe J tersebut sangat membantu prajurit Paskhas dalam melakukan penerjunan karena dilengkapi dengan oksigen.
"Profile penerjunan akan berubah menjadi penerjunan high altitude low opening (HALO) menjadi high altitude open (HAHO). Sehingga pasukan bisa melaksanakan kegiatan penerjunan dengan aman karena ketika di ketinggian lebih dari 10.000 feet saat pesawat buka pintu, oksigen masih bisa mereka hirup karena peralatan yang ada di pesawat itu," ucapnya.
Selain Hercules, kata dia, TNI AU juga akan menambah 11 senjata penangkis serangan udara jenis Oerlikon. Senjata tersebut nantinya akan ditempatkan di landasan udara (lanud) penting dan terluar.
"Yang akan kita berikan sementara ini ada tambahan 11 Oerlikon dan itu kita gelar di lanud-lanud yang kita pertimbangkan itu harus digelar persenjataan Oerlikon," kata Hadi.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara ini menegaskan, pengadaan alutsista tersebut sedang dalam proses di renstra kedua. "Akhir renstra kedua diharapkan mereka (alutsista) sudah datang, dan kita gelar sesuai renstra TNI AU," katanya.
Senjata buatan Rheinmetall, Jerman ini dinilai cukup efektif dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia. Senjata yang mengombinasikan auto twin canon 35 mm dengan rudal anti serangan udara jarak pendek ini mampu merontokkan pesawat maupun rudal.
Senjata ini mampu menembakkan 1.000 peluru permenit dengan membentuk perisai dengan jangkauan tembak hingga 4 kilometer. Sistem penangkis serangan udara ini juga dapat dihubungkan dengan sistem pertahanan udara lainnya.
(maf)