Survei Pilpres Bisa Jadi Pemanasan Politik Menuju 2019
A
A
A
JAKARTA - Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) akan digelar pada April 2019. Meski masih menunggu 1,5 tahun lagi, berbagai lembaga survei sudah merilis elektabilitas sosok yang dinilai berpeluang maju dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai hasil survei saat ini hanya untuk membantu mengetahui sejauh mana elektabilitas, akseptabilitas dan popularitas bakal calon.
Menurut dia, survei termasuk salah satu metode menggiring opini publik. Sejauh mana efektivitasnya, itu bisa dinilai dari tingkat keberhasilan lembaga survei dalam merespons dinamika politik.
"Survei sangat membantu partai politik dan calon sehingga mulai membaca peta politik," kata Pangi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (12/10/2017).
Pangi mengakui saat ini hasil survei belum memberikan manfaat kepada masyarakat sebagai calon pemilih karena waktu pemilihan masih terbilang lama.
Menurut dia, kebanyakan masyarakat masih undecided voter, split voter dan belum menjadi real voter.
"Keberadaan survei biasanya membantu memantapkan pilihan pemilih terhadap satu calon menjelang pemilihan," tutur dia. (Baca juga: Survei Indikator Politik: 60,39% Masyarakat Puas Kinerja Jokowi-JK )
Kendati demikian, Pangi berpendapat keberadaan lembaga survei yang merilis hasil temuannya tidak bisa disebut terlalu dini.
Sebaliknya, sambung dia, saat ini merupakan momentum pas bagi lembaga survei untuk memanaskan politik. Tidak dipungkiri lembaga survei juga memiliki kepentingan.
"Bagaimana mereka mulai dilirik calon capres untuk jadi donatur survei nasional selanjutnya. Bisa saja survei perdana ini dibiayai dahulu oleh lembaga, artinya memancing dahulu, termasuk jadi konsultan di pilpres," ucapnya.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai hasil survei saat ini hanya untuk membantu mengetahui sejauh mana elektabilitas, akseptabilitas dan popularitas bakal calon.
Menurut dia, survei termasuk salah satu metode menggiring opini publik. Sejauh mana efektivitasnya, itu bisa dinilai dari tingkat keberhasilan lembaga survei dalam merespons dinamika politik.
"Survei sangat membantu partai politik dan calon sehingga mulai membaca peta politik," kata Pangi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (12/10/2017).
Pangi mengakui saat ini hasil survei belum memberikan manfaat kepada masyarakat sebagai calon pemilih karena waktu pemilihan masih terbilang lama.
Menurut dia, kebanyakan masyarakat masih undecided voter, split voter dan belum menjadi real voter.
"Keberadaan survei biasanya membantu memantapkan pilihan pemilih terhadap satu calon menjelang pemilihan," tutur dia. (Baca juga: Survei Indikator Politik: 60,39% Masyarakat Puas Kinerja Jokowi-JK )
Kendati demikian, Pangi berpendapat keberadaan lembaga survei yang merilis hasil temuannya tidak bisa disebut terlalu dini.
Sebaliknya, sambung dia, saat ini merupakan momentum pas bagi lembaga survei untuk memanaskan politik. Tidak dipungkiri lembaga survei juga memiliki kepentingan.
"Bagaimana mereka mulai dilirik calon capres untuk jadi donatur survei nasional selanjutnya. Bisa saja survei perdana ini dibiayai dahulu oleh lembaga, artinya memancing dahulu, termasuk jadi konsultan di pilpres," ucapnya.
(dam)