Golkar Diminta Lakukan Konsensus Bersama Libatkan Tokoh Senior
A
A
A
JAKARTA - Kasus pemecatan terhadap Ketua bidang Politik, Hukum dan Keamanan, DPP Partai Golkar, Yorrys Raweyai dan kader muda Golkar, Ahmad Doli Kurnia dinilai memiliki dampak buruk terhadap masa depan partai ini.
Apalagi, partai berlambang pohon beringin ini harus mempersiapkan diri untuk menghadapi Pilkada Serentak 2018, dan Pemilu 2019 yang waktunya sudah mepet. Untuk itu, Golkar diminta membuat konsensus bersama untuk menyudahi polemik yang terjadi.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, konsensus dilakukan dengan melibatkan elite atau tokoh senior Golkar seperti Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie, BJ Habibie dan Agung Laksono.
"Besar harapan kita konflik ini segera disudahi dan tak lagi dipertahankan dan diteruskan," tutur Pangi saat dihubungi SINDOnews, Selasa (10/10/2017).
Pangi berpandangan, hampir dua tahun partai yang sekarang dipimpin Setya Novanto ini gagal membangun konsolidasi politik. Mereka sibuk dengan konflik di internal mereka. Sehingga, tak mempunyai kesempatan bersaing dengan partai lain.
Menurutnya, jangan sampai perahu Golkar bocor dan sedikit demi sedikit air sudah mulai masuk, jelas hal ini berbahaya. Ambil pelajaran seperti kerajaan Majapahit hancur dan runtuh bukan karena faktor eksternal, namun karena konflik di internal yang pada akhirnya kerajaan tersebut runtuh.
"Pemecatan belakangan juga menjadi tren Partai golkar, saya pikir ini bukan menjadi habitus Golkar. Jangan diteruskan. Namun pemecatan selama lebih kuat alasan pendisiplinan kader, saya yakin pada akhirnya akan kembali dipulihkan nama baiknya dan kembali menjadi kader penuh alias ditarik jadi pengurus," pungkasnya.
Apalagi, partai berlambang pohon beringin ini harus mempersiapkan diri untuk menghadapi Pilkada Serentak 2018, dan Pemilu 2019 yang waktunya sudah mepet. Untuk itu, Golkar diminta membuat konsensus bersama untuk menyudahi polemik yang terjadi.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, konsensus dilakukan dengan melibatkan elite atau tokoh senior Golkar seperti Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie, BJ Habibie dan Agung Laksono.
"Besar harapan kita konflik ini segera disudahi dan tak lagi dipertahankan dan diteruskan," tutur Pangi saat dihubungi SINDOnews, Selasa (10/10/2017).
Pangi berpandangan, hampir dua tahun partai yang sekarang dipimpin Setya Novanto ini gagal membangun konsolidasi politik. Mereka sibuk dengan konflik di internal mereka. Sehingga, tak mempunyai kesempatan bersaing dengan partai lain.
Menurutnya, jangan sampai perahu Golkar bocor dan sedikit demi sedikit air sudah mulai masuk, jelas hal ini berbahaya. Ambil pelajaran seperti kerajaan Majapahit hancur dan runtuh bukan karena faktor eksternal, namun karena konflik di internal yang pada akhirnya kerajaan tersebut runtuh.
"Pemecatan belakangan juga menjadi tren Partai golkar, saya pikir ini bukan menjadi habitus Golkar. Jangan diteruskan. Namun pemecatan selama lebih kuat alasan pendisiplinan kader, saya yakin pada akhirnya akan kembali dipulihkan nama baiknya dan kembali menjadi kader penuh alias ditarik jadi pengurus," pungkasnya.
(kri)