Tangkal Radikalisme, 100 Mahasiswa Lintas Agama Kumpul di Semarang

Kamis, 28 September 2017 - 13:31 WIB
Tangkal Radikalisme,...
Tangkal Radikalisme, 100 Mahasiswa Lintas Agama Kumpul di Semarang
A A A
SEMARANG - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Hindu Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Temu Kebangsaan Mahasiswa Lintas Agama pada 27 hingga 29 September 2017 di Hotel New Puri Garden, Semarang.

Acara ini merupakan respon dari sejumlah peristiwa yang menggambarkan lunturnya semangat kerukunan antar umat beragama. Termasuk mulai banyaknya aktivitas yang ditengarai mengarah pada ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketua Panitia kegiatan, I Dewa Made Artayasa mengatakan, mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, tentunya perlu diberikan pemahaman dan pembentukan karakter wawasan kebangsaan serta ke-Bhinekaan.

"Melalui kegiatan Mahasiswa Lintas Agama ini, mahasiswa yang memiliki perbedaan suku, agama dan budaya dipertemukan," kata I Dewa Made Artayasa dalam pembukaan 'Temu Kebangsaan Mahasiswa Lintas Agama Tahun 2017' di Hotel New Puri Garden, Semarang, Kamis (28/9/2017).

Menurut I Dewa Made, perbedaan bukanlah sumber permusuhan, tapi perbedaan adalah sumber kebersamaan karena perbedaan akan memperindah lukisan Indonesia dengan ragam adat istiadat dan budaya. "Perbedaan tersebut menjadi kekayaan Indonesia untuk menjadi negara yang maju, besar dan disegani dalam tata pergaulan Internasional," terangnya.

Selain untuk mencegah berkembangnya gerakan radikalisasi di kalangan mahasiswa, mereka sebagai generasi penerus bangsa harus ditanami nilai-nilai luhur Pancasila serta menegakkan empat pilar kebangsaan agar mencegah perkembangan radikalisme di Indonesia.

"Pembangunan tidak bisa dilakukan oleh segelintir golongan saja. Semua pemeluk agama apapun di Indonesia tetap memiliki porsi yang sama untuk berkontribusi dalam memajukan Indonesia," katanya.

Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama, I Ketut Widnya mengatakan, mahasiswa yang saat ini erat kaitannya dengan media sosial diminta untuk menjadi garda depan dalam mencegah hancurnya kerukunan lewat hujatan di dunia maya.

Saling menjatuhkan lewat dunia maya dirasa hanya akan membuat energi habis, yang seharusnya digunakan untuk membangun bangsa. “Oleh karena itu, bijak dalam menggunakan media sosial sangatlah perlu,” ungkapnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6032 seconds (0.1#10.140)