Menko Puan Paparkan Soal Perlindungan Anak di Pertemuan PBB

Jum'at, 22 September 2017 - 17:52 WIB
Menko Puan Paparkan...
Menko Puan Paparkan Soal Perlindungan Anak di Pertemuan PBB
A A A
JAKARTA - Indonesia menegaskan pentingnya memberikan perlindungan terbaik bagi anak-anak. Apalagi saat ini sekitar 34% atau 87 juta penduduk Indonesia adalah anak-anak.

Bahkan pada tahun 2045, anak-anak Indonesia tersebut akan menjadi mayoritas angkatan kerja produktif di Indonesia. "Dalam rangka memberikan perlindungan terbaik tersebut, Indonesia dengan senang hati mengambil peran sebagai pathfinder dalam upaya global untuk melindungi anak-anak dari kekerasan dan eksploitasi,” tutur Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani dalam Pertemuan Tingkat Tinggi di Sidang Majelis Umum PBB ke-72, Kamis, 21 September 2017 waktu setempat, dalam keterangan tertulis kepada SINDOnews, Jumat (22/9/2017).

Melalui forum ini, Indonesia menyampaikan pandangannya mengenai usaha dan capaian yang sudah diraih di bidang perlindungan anak. Dalam pidato yang mengangkat tema Peluncuran Peta Jalan Untuk Masyarakat Damai, Adil, dan Inklusif, Puan menjelaskan dua kemajuan yang dicapai Pemerintah Indonesia pada bidang perlindungan anak.

Kemajuan pertama yang telah dicapai Indonesia adalah peluncuran Strategi Nasional untuk Menghapuskan Kekerasan terhadap Anak di tahun 2016. Fokus dari Strategi Nasional tersebut antara lain adalah mengubah norma sosial dan praktik budaya yang menerima, membenarkan, atau mengabaikan kekerasan, kemudian memberikan perawatan anak yang menjamin keamanan dan kasih sayang dengan pengasuh, dan meningkatkan kualitas data pendukung dan bukti kekerasan terhadap anak.

Sedangkan kemajuan kedua yang telah diraih Indonesia dalam bidang perlindungan anak, kata Puan, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak untuk tumbuh. “Capaian ini termasuk melalui pendirian sekolah ramah anak, taman dan kawasan bermain, penunjuk jalur yang aman ke sekolah; dan menyediakan akses ramah anak terhadap informasi dan teknologi," tutur Puan.

Selanjutnya, sambung dia, pemerintah pusat juga melakukan kerja sama yang erat dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat sipil, seperti Forum Anak-Anak, Pusat Pembelajaran Keluarga, dan Ruang Kreatif Anak-anak yang didirikan di 34 Propinsi di Indonesia. Hal ini diharapkan akan mendorong partisipasi anak dalam kegiatan sosial dan perencanaan pembangunan.

Mewakili Indonesia, Puan juga memaparkan tentang usaha melindungi anak-anak dari kekerasan perlu melibatkan unit masyarakat yang sangat mendasar, yaitu keluarga. Oleh karena itu, kata Puan, pemerintah-pemerintah di dunia perlu menerapkan kebijakan-kebijakan berorientasi kebaikan bagi keluarga.

“Terutama untuk meningkatkan akses keshatan yang berkualitas kepada ibu dan anak, pendidikan mendasar bagi anak, dan pemberdayaan ekonomi bagi keluarga," ujar Puan.

Untuk mewujudkan dan mencapai Agenda SDG 2030 khususnya agenda ke-16, yaitu perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh, Puan mengajak seluruh pihak untuk melindungi dan mempromosikan hak-hak anak serta mengakhiri kekerasan terhadap anak.

“Usaha kita akan menghasilkan dampak yang besar apabila kita melakukannya melalui kemitraan dan kerja sama dengan seluruh pemangku kebijakan” ujar Puan.

Terakhir, Puan juga menegaskan komitmen Indonesia untuk terus terlibat secara konstruktif dalam usaha melindungi dan mempromosikan hak-hak anak. “Indonesia berkomitmen dan mengajak semua pihak untuk bekerja sama menciptakan dunia yang lebih damai, adil, dan sejahtera bagi semua orang,” tutur Puan.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0912 seconds (0.1#10.140)