Tokoh Lintas Agama Kecam Kekerasan terhadap Etnis Rohingya
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KWI, PGI, Walubi/NSI, Matakin, dan PHDI yang tergabung dalam Solidaritas Lintas Agama untuk Kemanusiaan Rohingya (Salam) mengutuk serta mengecam segala bentuk kekerasan yang menimpa etnis Rohingya terjadi di Rakhine State, Myanmar. Tindakan kekerasan adalah tindakan yang mencederai kemanusiaan. Apapun alasannya, hal tersebut sama sekali tidak dibenarkan oleh agama dan keyakinan mana pun.
Kedua, Salam mengapresiasi dan mendukung penuh langkah Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Presiden Jokowi dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam rangka mengupayakan solusi untuk mengatasi tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rohingya. ”Langkah tersebut merupakan langkah konkrit dan sigap dalam menyikapi tragedi yang sedang berlangsung,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Jumat (22/9/2017).
Ketiga, Salam mendesak seluruh elemen internasional, PBB dan ASEAN untuk bersama lebih proaktif mencari langkah dan solusi dalam menyelesaikan tragedi kemanusiaan yang sedang terjadi. Keempat, mengajak seluruh elemen untuk tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan konflik yang terjadi dengan menyeret agama dan keyakinan tertentu.
Salam berpendapat apa yang terjadi di Rohingya adalah tragedi kemanusiaan. Dengan demikian semuanya harus meletakkannya dalam kaca mata kemanusiaan tanpa pernah tersekat dan terkotak oleh keyakinan tertentu.
Selain itu, apa yang terjadi di Rohingya lebih kompleks dari hanya sekedar simplifikasi isu soal agama. Di sana ada perebutan sumber daya dan juga ada pertarungan politik. ”Maka, yang peling tepat adalah mendudukkan tergedi di Rohingya sebagai tragedi kemanusiaan,” lanjutnya.
Kelima, menyerukan kepada seluruh umat beragama untuk berpartisipasi aktif dalam menggalang donasi dan bantuan kemanusiaan kepada korban tragedi kemanusiaan di Rohingya. “Langkah paling bijaksana dan nyata sekaligus dibutuhkan oleh korban saat ini adalah bantuan berupa makanan, sarana kesehatan, dan juga sarana pendidikan,” jelasnya.
Kedua, Salam mengapresiasi dan mendukung penuh langkah Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Presiden Jokowi dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam rangka mengupayakan solusi untuk mengatasi tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rohingya. ”Langkah tersebut merupakan langkah konkrit dan sigap dalam menyikapi tragedi yang sedang berlangsung,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Jumat (22/9/2017).
Ketiga, Salam mendesak seluruh elemen internasional, PBB dan ASEAN untuk bersama lebih proaktif mencari langkah dan solusi dalam menyelesaikan tragedi kemanusiaan yang sedang terjadi. Keempat, mengajak seluruh elemen untuk tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan konflik yang terjadi dengan menyeret agama dan keyakinan tertentu.
Salam berpendapat apa yang terjadi di Rohingya adalah tragedi kemanusiaan. Dengan demikian semuanya harus meletakkannya dalam kaca mata kemanusiaan tanpa pernah tersekat dan terkotak oleh keyakinan tertentu.
Selain itu, apa yang terjadi di Rohingya lebih kompleks dari hanya sekedar simplifikasi isu soal agama. Di sana ada perebutan sumber daya dan juga ada pertarungan politik. ”Maka, yang peling tepat adalah mendudukkan tergedi di Rohingya sebagai tragedi kemanusiaan,” lanjutnya.
Kelima, menyerukan kepada seluruh umat beragama untuk berpartisipasi aktif dalam menggalang donasi dan bantuan kemanusiaan kepada korban tragedi kemanusiaan di Rohingya. “Langkah paling bijaksana dan nyata sekaligus dibutuhkan oleh korban saat ini adalah bantuan berupa makanan, sarana kesehatan, dan juga sarana pendidikan,” jelasnya.
(poe)