Berhaji di Usia Muda, Fathiyah Ingin Kembali ke Tanah Suci
A
A
A
MEKKAH - Dalam rombongan jamaah haji Kloter 1 Embarkasi Solo (SOC 01) yang diberangkatkan ke Tanah Air, Rabu (6/9/2017) siang, terdapat dua jamaah lintas generasi. Keduanya ialah Kardin Ahmad Hartono (81), pensiunan kepala SD dan Fathiyatul Assa'di Irda (19), mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Kepada tim Media Center Haji, Fathiyah berbagi kisah tentang semangatnya berhaji di usia muda. "Alhamdulillah, senang berkesempatan berhaji di usia muda, sementara yang lainnya sudah pada tua," kata Fathiyah saat ditemui jelang keberangkatan di Bandara Jeddah.
Pengalaman paling menarik diperolehnya saat wukuf di Arafah dan mabit di Mina. Dia merasa bisa beribadah dengan baik dan berharap doanya bisa diijabah (dikabulkan).
"Saya berharap bisa kembali lagi ke sini bareng keluarga. Sepulang haji berharap menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Hajinya mabrur," tuturnya didampingi sang ayah.
Kepada teman muda lainnya, Fathiyah berpesan untuk memanfaatkan masa mudanya dengan baik. Caranya adalah dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk kegiatan yang berguna. "Buat ibadah. Tidak semuanya untuk dunia, tapi akhiratnya juga dipikirkan," pesannya.
Kepada tim Media Center Haji, Fathiyah berbagi kisah tentang semangatnya berhaji di usia muda. "Alhamdulillah, senang berkesempatan berhaji di usia muda, sementara yang lainnya sudah pada tua," kata Fathiyah saat ditemui jelang keberangkatan di Bandara Jeddah.
Pengalaman paling menarik diperolehnya saat wukuf di Arafah dan mabit di Mina. Dia merasa bisa beribadah dengan baik dan berharap doanya bisa diijabah (dikabulkan).
"Saya berharap bisa kembali lagi ke sini bareng keluarga. Sepulang haji berharap menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Hajinya mabrur," tuturnya didampingi sang ayah.
Kepada teman muda lainnya, Fathiyah berpesan untuk memanfaatkan masa mudanya dengan baik. Caranya adalah dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk kegiatan yang berguna. "Buat ibadah. Tidak semuanya untuk dunia, tapi akhiratnya juga dipikirkan," pesannya.
(zik)