Sindir Pimpinan KPK, Politikus PKS Tawari Powerbank
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menyindir pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sindiran itu menyikapi pengakuan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aris Budiman bahwa Novel Baswedan sangat berpengaruh di lembaga antikorupsi itu.
Nasir akan menanyakan kepada pimpinan KPK apakah tidak memiliki kekuatan atau power, sehingga Novel Baswedan memiliki pengaruh di lembaga antirasuah itu. Atau, karena Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) tidak memberikan power.
"Misalnya pimpinan KPK bilang enggak punya power, dia yang enggak punya power atau undang-undangnya enggak memberikan power? Kalau perlu saya kasih powerbank sama dia," sindir Nasir Djamil di halaman Kantor Dewan Pengurus Pusat PKS, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (3/9/2017).
Menurut dia, jika lima pimpinan KPK kuat, riak-riak kecil di internal lembaga itu bisa diatasi. Lagipula, kata dia, lima pimpinan KPK diberi amanat untuk membenahi KPK.
"Tapi kalau kemudian mereka (pimpinan KPK, red) mengeluh, katakan lah bahwa ada friksi-friksi dan sebagainya, lalu kemudian dianggap ini mengganggu, kami mempertanyakan kepemimpinan lima orang (pimpinan KPK, red) tadi itu," tegasnya.
Nasir akan menanyakan kepada pimpinan KPK apakah tidak memiliki kekuatan atau power, sehingga Novel Baswedan memiliki pengaruh di lembaga antirasuah itu. Atau, karena Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) tidak memberikan power.
"Misalnya pimpinan KPK bilang enggak punya power, dia yang enggak punya power atau undang-undangnya enggak memberikan power? Kalau perlu saya kasih powerbank sama dia," sindir Nasir Djamil di halaman Kantor Dewan Pengurus Pusat PKS, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (3/9/2017).
Menurut dia, jika lima pimpinan KPK kuat, riak-riak kecil di internal lembaga itu bisa diatasi. Lagipula, kata dia, lima pimpinan KPK diberi amanat untuk membenahi KPK.
"Tapi kalau kemudian mereka (pimpinan KPK, red) mengeluh, katakan lah bahwa ada friksi-friksi dan sebagainya, lalu kemudian dianggap ini mengganggu, kami mempertanyakan kepemimpinan lima orang (pimpinan KPK, red) tadi itu," tegasnya.
(kri)