KSAL Minta Pushidros Bikin Peta Laut yang Akurat

Kamis, 31 Agustus 2017 - 20:33 WIB
KSAL Minta Pushidros Bikin Peta Laut yang Akurat
KSAL Minta Pushidros Bikin Peta Laut yang Akurat
A A A
JAKARTA - Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidros) TNI Angkatan Laut (AL) diminta untuk menyediakan peta laut yang detail dan akurat untuk menjamin keselamatan pelayaran.

Peta laut dinilai penting untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi saat menghadiri seminar nasional bertema Mapping Our Seas, Oceans and Waterwasy-More Important Than Ever dalam rangka Hari Hidrografi Dunia 2017, di Jakarta, Kamis (31/8/2017).

"Hingga saat ini Indonesia masih terkendala dengan keterbatasan data dan informasi hidrografi mengingat belum semua wilayah perairan terpetakan dengan baik. Ini dapat dimaklumi, mengingat luasnya wilayah perairan Indonesia. Oleh karena itu perlu strategi dalam usaha mengatasi keterbatasan tersebut," tutur Ade.

Menurut Ade, Indonesia sebagai anggota International Hydrography Organization (IHO) harus mematuhi maklumat International Hydrographic Organization (IHO) "The Need For National Hydrographic Services-IHO Publication M-2" tentang kewajiban negara anggota untuk memberikan data dan informasi bentuk dan kondisi dasar lautnya termasuk karakteristik dan kemungkinan bahaya yang akan dihadapi.

Dia mengatakan, peta laut Indonesia merupakan hasil peta Belanda pada 1891. Menurut dia, peta itu harus diperbarui, terutama yang terkait keamanan navigasi.

Misalnya, sambung dia, peta masuk ke pelabuhan dan daerah-daerah yang terkena dampak tsunami. Tetapi yang mejadi prioritas adalah jalur laut, tempat-tempat eksplorasi tambang dan mineral. Ini baru 20%, ini cukup lama. "Kita programkan setiap tahun tiga sampai empat titik yang kita up date," ujarnya.

Peran pemetaan ini, sambung dia, sebenarnya telah diamanahkan kepada Pushidrosal melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 62 Tahun 2016 sebagai perubahan atas Perpres Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi TNI.

"Sebab 80 persen perdagangan dunia lewat laut, Indonesia sebagai negara yang dilewati harus memahami secara dalam perannya. Peta laut itu bukan hanya melengkapi kapal tapi memberikan manfaat bagi perdagangan" ujarnya.

Ade berharap peringatan Hari Hidrografi Dunia ini menjadi momentum kebangkitan Pushidros. Sekaligus meningkatkan kerja sama dengan sejumlah lembaga terkait seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta perguruan tinggi.

Dia mengakui butuh investasi, teknologi, dan sumber daya manusia dalam mengelola lautan. "Indonesia hanya memiliki 2,3 juta orang yang berpraktisi langsung dengan kelautan atau 1%. Padahal kalau mau sejahtera harus seperti Jepang di mana 30% praktisi yang concern terhadap laut. Untuk itu, pihaknya menargetkan setiap lima tahun bisa meningkat 5-10%," sebutnya.

Kepala Pusat Hidrografi Laksamana Muda Harjo Susmoro menjelaskan, seminar nasional ini bertujuan memperoleh masukan para pakar dari berbagai pemangku kepentingan sebagai bahan dalam merumuskan kebijakan terkait peran Pushidrosal dalam mendukung kebijakan pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Kegiatan ini juga meresmikan Dewan Hidrografi Indonesia (DHI) yang merupakan wadah komunitas Hidrografi Indonesia beranggotakan unsur pemerintah, Asosiasi Profesi Hidrografi, akademisi dan penggiat Hidrografi," ucapnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4769 seconds (0.1#10.140)