Ajukan Narasi Kebangsaan, KNPI Ajak Elite Utamakan Kepentingan Rakyat
A
A
A
JAKARTA - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) mengajak elite politik untuk bersatu dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok.
Ketua KNPI Muhammad Rifai Darus (MRD) mengatakan, sudah saatnya elite menyudahi kegaduhan politik. Masyarakat menurut dia ingin melihat kedamaian agar tercipta suasana kondusif yang berimbas pada pembangunan bangsa.
“Bahwa perbedaan haluan politik silakan tapi mereka bisa berhimpun dan rembug bersama serta saling memberi masukan positif agar kondisi bangsa dan masyarakat semakin kuat,” ujar Rifai melalui pesan tertulisnya Jumat (18/8/2017).
Pandangan ini menurut Rifai, telah dituangkan dalam narasi kebangsaan yang bersumber dari pengamatan dan diskursus di internal kaum muda. Dia menilai, ada kecenderungan sikap dari elite ini telah mendemokratisasi politik serta mendistorsi tradisi. Imbasnya tidak jarang memicu kegaduhan di ruang publik.
Dari hasil pemikiran kaum muda ini lahir juga usulan agar pemerintah membentuk Forum Kebangsaan Indonesia yang menghimpun mantan pemimpin bangsa. Berkaca pada negara demokrasi, tradisi menghargai para pemimpin terdahulu adalah sesuatu yang hingga hingga kini masih dirawat.
“Di antaranya melalui forum yang dibentuk sebagai media komunikasi dan interaksi antara presiden dan mantan presiden,” jelas Rifai.
KNPI sendiri, kata Rifai akan mengagendakan Sekolah Kepemimpinan Kaum Muda yang menjadi bagian dari ikhtiar kaum muda untuk menyiapkan diri menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Dia berharap, pemerintah ikut serta dalam rencana tersebut dengan melibatkan stakeholder membuat pola, rute, dan mengaktivasi potensi kaum muda di seluruh lini.
“Berikutnya adalah merumuskan program bersama yang terukur, efektif serta diperlukan kesepahaman lintas sektor,” pungkasnya.
Ketua KNPI Muhammad Rifai Darus (MRD) mengatakan, sudah saatnya elite menyudahi kegaduhan politik. Masyarakat menurut dia ingin melihat kedamaian agar tercipta suasana kondusif yang berimbas pada pembangunan bangsa.
“Bahwa perbedaan haluan politik silakan tapi mereka bisa berhimpun dan rembug bersama serta saling memberi masukan positif agar kondisi bangsa dan masyarakat semakin kuat,” ujar Rifai melalui pesan tertulisnya Jumat (18/8/2017).
Pandangan ini menurut Rifai, telah dituangkan dalam narasi kebangsaan yang bersumber dari pengamatan dan diskursus di internal kaum muda. Dia menilai, ada kecenderungan sikap dari elite ini telah mendemokratisasi politik serta mendistorsi tradisi. Imbasnya tidak jarang memicu kegaduhan di ruang publik.
Dari hasil pemikiran kaum muda ini lahir juga usulan agar pemerintah membentuk Forum Kebangsaan Indonesia yang menghimpun mantan pemimpin bangsa. Berkaca pada negara demokrasi, tradisi menghargai para pemimpin terdahulu adalah sesuatu yang hingga hingga kini masih dirawat.
“Di antaranya melalui forum yang dibentuk sebagai media komunikasi dan interaksi antara presiden dan mantan presiden,” jelas Rifai.
KNPI sendiri, kata Rifai akan mengagendakan Sekolah Kepemimpinan Kaum Muda yang menjadi bagian dari ikhtiar kaum muda untuk menyiapkan diri menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Dia berharap, pemerintah ikut serta dalam rencana tersebut dengan melibatkan stakeholder membuat pola, rute, dan mengaktivasi potensi kaum muda di seluruh lini.
“Berikutnya adalah merumuskan program bersama yang terukur, efektif serta diperlukan kesepahaman lintas sektor,” pungkasnya.
(kri)