Sektor Khusus Masjid Nabawi Dibekali 30 Sandal Jepit Per Minggu
A
A
A
MADINAH - Jamaah haji Indonesia yang sudah tiba di Madinah, Arab Saudi sudah mencapai 60.000 orang lebih. Sebagian sudah mulai diberangkatkan ke Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah quddum (wajib).
Seiring makin bertambahnya jamaah haji Indonesia yang tiba di Madinah, maka kasus jamaah kesasar makin bertambah saat berada di Kompleks Masjid Nabawi. Setiap hari setidaknya ada 100 kasus jamaah yang kesasar saat akan pulang dari masjid ke pemondokannya.
“Biasanya jamaah yang baru sampai, atau dua tiga hari masih tersesat. Terutama yang sepuh, kebanyakan tidak tahu arah pulang karena tidak tahu pintu gerbang yang dimasuki di pintu awal. Menyimpan sandal di pintu mana, keluar di mana,” ujar Kepala Sektor Khusus Masjid Nabawi, Harun Arrosyid, Senin malam (7/8/2017).
Dia pun tak bosan mengimbau jamaah saat baru datang ke Masjid Nabawi untuk membawa kartu hotel guna membantu petugas mengantar mereka ke pemondokan. Lalu bisa menghapalkan pintu gerbang saat masuk kompleks masjid lantaran itu adalah titik pulang jamaah menuju hotel. “Untuk jamaah sepuh lanjut tolong didampingi,” pintanya.
Jamaah bukan hanya tersasar tapi banyak yang lupa dengan sandalnya. Sampai akhirnya banyak jamaah yang kakinya melepuh lantaran ke luar masjid dengan kaki tanpa alas. “Daker Madinah siapkan 30 sandal per pekan untuk membantu jamaah. Kasihan jamaah yang sandalnya hilang, padahal suhu di Madinah masih sangat panas,” tuturnya.
Menurut letnan kolonel dari TNI AL itu, puncak keberadaan jamaah haji di Masjid Nabawi terjadi pada hari Jumat. Sebab semua jamaah Indonesia ingin melaksanakan salat Jumat di sini. “Baik yang laki atau perempuan dan yang baru datang. Jadi tingkat kepadatannya luar biasa,” imbuhnya.
Sekadar informasi, Seksus Masjid Nabawi terdiri dari 17 anggota. Mereka terbagi atas dua shift dengan empat pos mobile, dan satu pos di Raudhah perempuan guna membantu jamaah di dalam masjid.
“Tiap pos ada dua dan satu anggota. Dengan keterbatasan petugas, maka yang kalau mereka sedang mengantar jamaah posnya tidak ada yang menjaga. Tapi kami berupaya untuk bekerja melindungi jamaah secara maksimal,” tandasnya.
Seiring makin bertambahnya jamaah haji Indonesia yang tiba di Madinah, maka kasus jamaah kesasar makin bertambah saat berada di Kompleks Masjid Nabawi. Setiap hari setidaknya ada 100 kasus jamaah yang kesasar saat akan pulang dari masjid ke pemondokannya.
“Biasanya jamaah yang baru sampai, atau dua tiga hari masih tersesat. Terutama yang sepuh, kebanyakan tidak tahu arah pulang karena tidak tahu pintu gerbang yang dimasuki di pintu awal. Menyimpan sandal di pintu mana, keluar di mana,” ujar Kepala Sektor Khusus Masjid Nabawi, Harun Arrosyid, Senin malam (7/8/2017).
Dia pun tak bosan mengimbau jamaah saat baru datang ke Masjid Nabawi untuk membawa kartu hotel guna membantu petugas mengantar mereka ke pemondokan. Lalu bisa menghapalkan pintu gerbang saat masuk kompleks masjid lantaran itu adalah titik pulang jamaah menuju hotel. “Untuk jamaah sepuh lanjut tolong didampingi,” pintanya.
Jamaah bukan hanya tersasar tapi banyak yang lupa dengan sandalnya. Sampai akhirnya banyak jamaah yang kakinya melepuh lantaran ke luar masjid dengan kaki tanpa alas. “Daker Madinah siapkan 30 sandal per pekan untuk membantu jamaah. Kasihan jamaah yang sandalnya hilang, padahal suhu di Madinah masih sangat panas,” tuturnya.
Menurut letnan kolonel dari TNI AL itu, puncak keberadaan jamaah haji di Masjid Nabawi terjadi pada hari Jumat. Sebab semua jamaah Indonesia ingin melaksanakan salat Jumat di sini. “Baik yang laki atau perempuan dan yang baru datang. Jadi tingkat kepadatannya luar biasa,” imbuhnya.
Sekadar informasi, Seksus Masjid Nabawi terdiri dari 17 anggota. Mereka terbagi atas dua shift dengan empat pos mobile, dan satu pos di Raudhah perempuan guna membantu jamaah di dalam masjid.
“Tiap pos ada dua dan satu anggota. Dengan keterbatasan petugas, maka yang kalau mereka sedang mengantar jamaah posnya tidak ada yang menjaga. Tapi kami berupaya untuk bekerja melindungi jamaah secara maksimal,” tandasnya.
(kri)