Komisi X Nilai Sail Sabang 2017 Minim Persiapan
A
A
A
JAKARTA - Persiapan pelaksanaan Festival ‘Sail Sabang’ di Aceh yang akan berlangsung pada 28 November hingga 3 Desember 2017 dinilai minim. Maka itu, DPR mendorong pemerintah pusat untuk ikut terlibat.
Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri menilai festival yang akan berlokasi di Sabang, Aceh, itu hingga kini belum terlalu siap. Padahal, kata dia, pelaksanaannya 28 November sampai dengan 3 Desember 2017.
"Sehari sebelumnya, ada juga ada agenda besar, yaitu ‘Islamic Cruise’. Maka pemerintah pusat harus ikut campur tangan agar sukses,” ujar Abdul Fikri dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Rabu (2/8/2017).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan bahwa Aceh pernah mengalami musibah tsunami terbesar di dunia. "Sehingga, mestinya beberapa sektor kementerian/lembaga yang membidangi hal ini, fokus untuk menjadikan Aceh sebagai pusat riset manajemen bencana," paparnya.
Di sisi lain, Indonesia dan beberapa negara yang rawan bencana, selama ini mengikuti pola kerja Sendai Framework dari PBB (dalam mitigasi bencana. “Padahal ternyata bahan kajiannya dari Aceh. Tiap tahun ada peneliti dari Sendai melakukan penelitian di Aceh. Ke depan, Indonesia harusnya menjadi pusat riset manajemen bencana dunia. Jadi, kita tidak merujuk ke asing, tapi asing lah yang merujuk ke kita,” pungkasnya.
Diketahui, tema ‘Sail Sabang’ kali ini adalah ‘Sabang Menuju Gerbang Destinasi Wisata Bahari Dunia’. Tema itu diambil agar diikuti banyak event yang bertujuan untuk pengembangan kepariwisataan, seperti flying pass, diving, dan sailing pass.
Bahkan, saat pembukaan, tarian kolosal Laksamana Malahayati akan dihadirkan, bersamaan dengan parade kapal laut yang berlayar dari Spanyol yang berakhir di Pantai Aceh. Ditambah, acara ini akan digelar juga sejumlah kegiatan pendukung, seperti Jambore IPTEK, Sabang Underwater Contest, Sales Mission Cruise Operator and Yatch, hingga bakti sosial bersih pantai.
Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri menilai festival yang akan berlokasi di Sabang, Aceh, itu hingga kini belum terlalu siap. Padahal, kata dia, pelaksanaannya 28 November sampai dengan 3 Desember 2017.
"Sehari sebelumnya, ada juga ada agenda besar, yaitu ‘Islamic Cruise’. Maka pemerintah pusat harus ikut campur tangan agar sukses,” ujar Abdul Fikri dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Rabu (2/8/2017).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan bahwa Aceh pernah mengalami musibah tsunami terbesar di dunia. "Sehingga, mestinya beberapa sektor kementerian/lembaga yang membidangi hal ini, fokus untuk menjadikan Aceh sebagai pusat riset manajemen bencana," paparnya.
Di sisi lain, Indonesia dan beberapa negara yang rawan bencana, selama ini mengikuti pola kerja Sendai Framework dari PBB (dalam mitigasi bencana. “Padahal ternyata bahan kajiannya dari Aceh. Tiap tahun ada peneliti dari Sendai melakukan penelitian di Aceh. Ke depan, Indonesia harusnya menjadi pusat riset manajemen bencana dunia. Jadi, kita tidak merujuk ke asing, tapi asing lah yang merujuk ke kita,” pungkasnya.
Diketahui, tema ‘Sail Sabang’ kali ini adalah ‘Sabang Menuju Gerbang Destinasi Wisata Bahari Dunia’. Tema itu diambil agar diikuti banyak event yang bertujuan untuk pengembangan kepariwisataan, seperti flying pass, diving, dan sailing pass.
Bahkan, saat pembukaan, tarian kolosal Laksamana Malahayati akan dihadirkan, bersamaan dengan parade kapal laut yang berlayar dari Spanyol yang berakhir di Pantai Aceh. Ditambah, acara ini akan digelar juga sejumlah kegiatan pendukung, seperti Jambore IPTEK, Sabang Underwater Contest, Sales Mission Cruise Operator and Yatch, hingga bakti sosial bersih pantai.
(kri)