Prihatin Penderita Kanker, Perempuan Bangsa Gelar Bakti Sosial
A
A
A
JAKARTA - Cukup tingginya jumlah pasien kanker serviks di Provinsi DKI Jakarta membuat miris Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perempuan Bangsa (PB).
Sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berinisiatif menggelar bakti sosial pengobatan gratis di Kampung Pulo, Jatinegata, Jakarta Timur, Sabtu 29 Juli 2017).
"Sebagai ibu kota negara dengan APBD tertinggi, Jakarta masih termasuk kota dengan prevalensi kanker serviks yang cukup tinggi. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan jumlahnya mencapai 1,9 atau setara 19.000 pasien," kata Ketua Dewan Penasihat PB, Rustini A Muhaimin Iskandar.
Rustini menegaskan, bakti sosial digelar karena masih banyak warga miskin terkendala akses layanan kesehatan yang layak. Padahal, tren urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar berdampak terhadap lingkungan dan sanitasi yang buruk, serta tingginya kawasan miskin kota.
"Biasanya di kawasan tersebut rentan terhadap berbagai macam penyakit, termasuk penyakit-penyakit kronis," katanya.
Menurut Rustini, DPP PB berinisiatif melakukan baksos juga karena ingin melindungi kaum perempuan dàn anak-anak. "Generasi sehat adalah generasi unggul. Untuk menciptakan generasi sehat harus dimulai dari ibu yang sehat dan balita yang terawat," katanya.
Istri Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar itu mengingatkan keterlibatan dan kepedulian suami atau kaum laki laki penting untuk memperjuangkan hak kesehatan bagi perempuan, termasuk perbaikan gizi bagi tumbuh kembang balita dan anak-anak.
"Hal ini juga bagian dari komitmen PKB sebagai partai yang peduli terhadap kesehatan perempuan dan anak," tuturnya.
Koordinator kegiatan yang juga anggota Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh menegaskan kegiatan ini sangat penting dilaksanakan untuk membantu kaum perempuan memahami pentingnya pola hidup sehat.
"Saya mendorong kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin dan berkala demi terwujud Indonesia sehat," ujar perempuan yang memiliki panggilan Neng Niek itu.
Neng Niek menjabarkan, acara baksos yang berisi pengobatan gratis, pembagian makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dilakukan
dalam rangka perayaan Hari Lahir PKB ke-19.
"Kita juga melakukan test iva dan papsmear. Kanker serviks merupakan pemicu kematian pertama untuk perempuan di Indonesia," tuturnya.
Dia menambahkan, pembagian makanan sehat untuk anak-anak dan balita dilakukan karena faktanya angka gizi buruk di Indonesia masih tergolong sangat memprihatinkan. Sekitar 5,4 juta anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia mengalami gizi buruk.
"Hal tersebut tentu saja mengancam bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2020. Oleh karena itu, anak-anak perlu mendapat gizi memadai agar bermutu secara fisik dan intelektual," ujar Neng Niek.
Adapun alasan menggelar pengobatan gratis, menurut Neng Niek, meminimalisasi risiko penyakit kronis yang semakin meningkat di seluruh Indonesia. Penyakit kronis tidak mengenal kelas sosial, lokasi geografis dan jenis kelamin.
"Akses layanan kesehatan masih saja menyulitkan warga. Lokasi yang tidak terjangkau, administrasi yang berbelit, dan pelayanan yang tidak maksimal menjadi dalih pelayanan kesehàtan yang tidak memadai. Oleh karena itu DPP PB sebagai badan otonom PKB berusaha mendekatkan pelayanan kesehatan gratis dan berkualitas kepada masyarakat melalui program pengobatan gratis bagi warga ini," tuturnya.
Sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berinisiatif menggelar bakti sosial pengobatan gratis di Kampung Pulo, Jatinegata, Jakarta Timur, Sabtu 29 Juli 2017).
"Sebagai ibu kota negara dengan APBD tertinggi, Jakarta masih termasuk kota dengan prevalensi kanker serviks yang cukup tinggi. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan jumlahnya mencapai 1,9 atau setara 19.000 pasien," kata Ketua Dewan Penasihat PB, Rustini A Muhaimin Iskandar.
Rustini menegaskan, bakti sosial digelar karena masih banyak warga miskin terkendala akses layanan kesehatan yang layak. Padahal, tren urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar berdampak terhadap lingkungan dan sanitasi yang buruk, serta tingginya kawasan miskin kota.
"Biasanya di kawasan tersebut rentan terhadap berbagai macam penyakit, termasuk penyakit-penyakit kronis," katanya.
Menurut Rustini, DPP PB berinisiatif melakukan baksos juga karena ingin melindungi kaum perempuan dàn anak-anak. "Generasi sehat adalah generasi unggul. Untuk menciptakan generasi sehat harus dimulai dari ibu yang sehat dan balita yang terawat," katanya.
Istri Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar itu mengingatkan keterlibatan dan kepedulian suami atau kaum laki laki penting untuk memperjuangkan hak kesehatan bagi perempuan, termasuk perbaikan gizi bagi tumbuh kembang balita dan anak-anak.
"Hal ini juga bagian dari komitmen PKB sebagai partai yang peduli terhadap kesehatan perempuan dan anak," tuturnya.
Koordinator kegiatan yang juga anggota Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh menegaskan kegiatan ini sangat penting dilaksanakan untuk membantu kaum perempuan memahami pentingnya pola hidup sehat.
"Saya mendorong kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin dan berkala demi terwujud Indonesia sehat," ujar perempuan yang memiliki panggilan Neng Niek itu.
Neng Niek menjabarkan, acara baksos yang berisi pengobatan gratis, pembagian makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dilakukan
dalam rangka perayaan Hari Lahir PKB ke-19.
"Kita juga melakukan test iva dan papsmear. Kanker serviks merupakan pemicu kematian pertama untuk perempuan di Indonesia," tuturnya.
Dia menambahkan, pembagian makanan sehat untuk anak-anak dan balita dilakukan karena faktanya angka gizi buruk di Indonesia masih tergolong sangat memprihatinkan. Sekitar 5,4 juta anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia mengalami gizi buruk.
"Hal tersebut tentu saja mengancam bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2020. Oleh karena itu, anak-anak perlu mendapat gizi memadai agar bermutu secara fisik dan intelektual," ujar Neng Niek.
Adapun alasan menggelar pengobatan gratis, menurut Neng Niek, meminimalisasi risiko penyakit kronis yang semakin meningkat di seluruh Indonesia. Penyakit kronis tidak mengenal kelas sosial, lokasi geografis dan jenis kelamin.
"Akses layanan kesehatan masih saja menyulitkan warga. Lokasi yang tidak terjangkau, administrasi yang berbelit, dan pelayanan yang tidak maksimal menjadi dalih pelayanan kesehàtan yang tidak memadai. Oleh karena itu DPP PB sebagai badan otonom PKB berusaha mendekatkan pelayanan kesehatan gratis dan berkualitas kepada masyarakat melalui program pengobatan gratis bagi warga ini," tuturnya.
(dam)