Pemimpin Dunia Diminta Bersatu untuk Kemerdekaan Palestina
A
A
A
JAKARTA - Tindakan keji dan kekerasan yang dilakukan Israel ke warga Palestina dikecam keras oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). ICMI mengimbau para pemimpin dunia memutuskan segera untuk menyelamatkan warga Palestina.
ICMI menganggap, tindakan Israel terus mengintimidasi warga Palestina merupakan penjajahan yang sudah tidak boleh ada lagi di dunia.
Persoalan tersebut, diimbau ICMI, jangan hanya dijadikan sebagai isu krusial umat Islam, tapi soal kemanusiaan. Demikian seruan yang diungkapkan Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie, dalam siaran pers, Sabtu (29/7/2017).
"Jadilah umat manusia yang melawan kebiadaban Israel. Baitul Maqdis itu warisan nenek moyang tiga agama. Termasuk orang Islam, Kristen dan orang Yahudi pun harus melawan kebiadaban Pemerintahan Israel," tutur Jimly.
Terkait sikap Pemerintah Indonesia, ucap Jimly, ICMI berharap agar lebih agresif dan inisiatif menyelesaikan konflik Israel da Palestina yang sudah lama berlangsung ini.
"Bersama kekuatan negara-negara lain, seperti Turki atau Mesir, saya rasa bisa bekerja sama mengambil inisiatif untuk menggerakan solidaritas dunia, menyelesaikan masalah Palestina," ujar Jimly.
(Baca juga: Fadli Zon Bilang Persoalan Palestina PR Bersama)
Jimly berpendapat, koalisi dari para pemimpin negara di dunia dapat dibentuk guna menyelesaikan konflk dan segera memberikan kemerdekaan untuk Palestina. Dengan dimotori Indonesia dan Amerika, negara-negara dari Timur Tengah dan Eropa.
"Amerika sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan, bersama Indonesia dengan mayoritas beragama Islam dan juga negara-negara lain, baik di Eropa, Amerika dan Timur Tengah, itu bisa membangun sebuah 'Koalisi Abrahamic' untuk menyelesaikan masalah Israel dan Palestina," ungkap Jimly.
Jimly menilai, masalah kemanusiaan di dunia, khususnya hubungan antara Islam dan Barat seperti konflik Israel-Palestina, dapat saja tuntas bila para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, bersikap netral.
"Kalau masalah Palestina selesai, maka sebagian masalah kemanusiaan, khususnya hubungan antara Islam dan Barat selesai. Pemerintah di negara Barat saat ini harus berusaha netral. Terhadap konflik ini, jangan berpihak lagi kepada Israel," tuturnya.
ICMI menganggap, tindakan Israel terus mengintimidasi warga Palestina merupakan penjajahan yang sudah tidak boleh ada lagi di dunia.
Persoalan tersebut, diimbau ICMI, jangan hanya dijadikan sebagai isu krusial umat Islam, tapi soal kemanusiaan. Demikian seruan yang diungkapkan Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie, dalam siaran pers, Sabtu (29/7/2017).
"Jadilah umat manusia yang melawan kebiadaban Israel. Baitul Maqdis itu warisan nenek moyang tiga agama. Termasuk orang Islam, Kristen dan orang Yahudi pun harus melawan kebiadaban Pemerintahan Israel," tutur Jimly.
Terkait sikap Pemerintah Indonesia, ucap Jimly, ICMI berharap agar lebih agresif dan inisiatif menyelesaikan konflik Israel da Palestina yang sudah lama berlangsung ini.
"Bersama kekuatan negara-negara lain, seperti Turki atau Mesir, saya rasa bisa bekerja sama mengambil inisiatif untuk menggerakan solidaritas dunia, menyelesaikan masalah Palestina," ujar Jimly.
(Baca juga: Fadli Zon Bilang Persoalan Palestina PR Bersama)
Jimly berpendapat, koalisi dari para pemimpin negara di dunia dapat dibentuk guna menyelesaikan konflk dan segera memberikan kemerdekaan untuk Palestina. Dengan dimotori Indonesia dan Amerika, negara-negara dari Timur Tengah dan Eropa.
"Amerika sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan, bersama Indonesia dengan mayoritas beragama Islam dan juga negara-negara lain, baik di Eropa, Amerika dan Timur Tengah, itu bisa membangun sebuah 'Koalisi Abrahamic' untuk menyelesaikan masalah Israel dan Palestina," ungkap Jimly.
Jimly menilai, masalah kemanusiaan di dunia, khususnya hubungan antara Islam dan Barat seperti konflik Israel-Palestina, dapat saja tuntas bila para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, bersikap netral.
"Kalau masalah Palestina selesai, maka sebagian masalah kemanusiaan, khususnya hubungan antara Islam dan Barat selesai. Pemerintah di negara Barat saat ini harus berusaha netral. Terhadap konflik ini, jangan berpihak lagi kepada Israel," tuturnya.
(maf)