Panglima TNI Puji Kepemimpinan Megawati
A
A
A
JAKARTA - Ada momen spesial saat mantan Presiden Megawati Sukarnoputri hadir di Mabes TNI di Cilangkap, Jakarta Timur untuk memberikan pidato pembekalan kepada taruna dan taruni TNI.
Pidato diberikan Megawati dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP).
Pada acara itu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memuji kepemimpinan Megawati saat menjadi kepala negara. Gatot menyebut Megawati sebagai salah satu Presiden yang peduli dengan anggaran pertahanan.
Hal itu, kata Gatot, diwujudkan dengan pembelian pesawat tempur jenis Sukhoi saat era Megawati. "Di era Ibu Megawati masih jadi Presiden, ia terus menganggap persenjataam TNI itu penting, yang akhirnya sebagai bukti, di era Ibu Megawati, Indonesia bisa beli dua pesawat Sukhoi," kata Gatot saat membuka acara Pembekalan Calon Perwira Remaja TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jumat (21/7/2017).
Gatot mengenang masa kepemimpinan Megawati. Menurut dia, Mega dikenal sebagai Presiden yang keras tapi keputusan politik yang diambil tetap diperhitungkan.
"Kadang suka keras, suka menyindir tapi keputusan politiknya yang harus diingat. Keputusan-keputusan dalam menjaga kedaulatan negara," kata Gatot.
Pidato diberikan Megawati dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP).
Pada acara itu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memuji kepemimpinan Megawati saat menjadi kepala negara. Gatot menyebut Megawati sebagai salah satu Presiden yang peduli dengan anggaran pertahanan.
Hal itu, kata Gatot, diwujudkan dengan pembelian pesawat tempur jenis Sukhoi saat era Megawati. "Di era Ibu Megawati masih jadi Presiden, ia terus menganggap persenjataam TNI itu penting, yang akhirnya sebagai bukti, di era Ibu Megawati, Indonesia bisa beli dua pesawat Sukhoi," kata Gatot saat membuka acara Pembekalan Calon Perwira Remaja TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jumat (21/7/2017).
Gatot mengenang masa kepemimpinan Megawati. Menurut dia, Mega dikenal sebagai Presiden yang keras tapi keputusan politik yang diambil tetap diperhitungkan.
"Kadang suka keras, suka menyindir tapi keputusan politiknya yang harus diingat. Keputusan-keputusan dalam menjaga kedaulatan negara," kata Gatot.
(dam)