Wamenlu Sebut Indonesia Warisi Kearifan Lokal Terkait Toleransi
A
A
A
JAKARTA - Dalam memelihara dan memajukan toleransi di tengah masyarakat yang beragam, diperlukan upaya bersama untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif, terbuka, dan saling menghormati.
Hal itu dikatakan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), A M Fachir. Oleh karena itu menurutnya, pendidikan formal dan non-formal untuk semua kalangan menjadi sangat penting dikembangkan.
"Menjaga toleransi di era sekarang ini memang tidak mudah dan merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia," kata Fachir, dalam acara penutupan The 1st Indonesia-Singapore Interfaith and Intercultural Dialog (ISID) di Singapura, Jumat 14 Juli 2017 malam.
Diakui Fachir, Indonesia sangat beruntung, karena mewarisi kearifan lokal, termasuk DNA masyarakat dan bangsa Indonesia yang senantiasa mendorong tumbuh dan berkembangnya toleransi dalam menciptakan kerukunan dalam keberagaman tersebut.
Dia mengharapkan, agar ISID tidak hanya menjadi forum dialog untuk meningkatkan pemahaman di kalangan tokoh agama di kedua negara. "Namun juga dapat ditindaklanjuti dengan program-program konkrit yang bermanfaat bagi bangsa kedua negara," ucapnya.
Hal senada disampaikan Menteri Transportasi Singapura, Khaw Boon Wan. Menurut Boon Wan, hal pertama yang perlu dilakukan saat ini adalah membangun sebanyak mungkin jembatan persahabatan dan saling pengertian lintas agama dan suku bangsa.
"Bahwa para pemimpin agama berperan penting dalam upaya menghilangkan prasangka, menghadapi serta mencegah berkembangnya berbagai ideologi ekstrim yang dapat memicu kebencian dan ketakutan di tengah masyarakat yang beragam," ungkapnya.
Duta Besar Ngurah Swajaya dalam sambutannya mengharapkan agar ISID dapat pula lebih mendekatkan hubungan, kerja sama dan meningkatkan people to people contact kedua negara. Apalagi sebagai negara bertetangga, Indonesia dan Singapura harus saling menguatkan dalam segala hal.
ISID diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI, bekerja sama dengan Kementerian Agama RI, KBRI Singapura dan segenap pemangku kepentingan di Singapura. Tema yang diangkat adalah "Sharing of Best Practices, Lessons Learnt and Way Forward". Forum dialog ini juga dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan Indonesia-Singapura.
Hal itu dikatakan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), A M Fachir. Oleh karena itu menurutnya, pendidikan formal dan non-formal untuk semua kalangan menjadi sangat penting dikembangkan.
"Menjaga toleransi di era sekarang ini memang tidak mudah dan merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia," kata Fachir, dalam acara penutupan The 1st Indonesia-Singapore Interfaith and Intercultural Dialog (ISID) di Singapura, Jumat 14 Juli 2017 malam.
Diakui Fachir, Indonesia sangat beruntung, karena mewarisi kearifan lokal, termasuk DNA masyarakat dan bangsa Indonesia yang senantiasa mendorong tumbuh dan berkembangnya toleransi dalam menciptakan kerukunan dalam keberagaman tersebut.
Dia mengharapkan, agar ISID tidak hanya menjadi forum dialog untuk meningkatkan pemahaman di kalangan tokoh agama di kedua negara. "Namun juga dapat ditindaklanjuti dengan program-program konkrit yang bermanfaat bagi bangsa kedua negara," ucapnya.
Hal senada disampaikan Menteri Transportasi Singapura, Khaw Boon Wan. Menurut Boon Wan, hal pertama yang perlu dilakukan saat ini adalah membangun sebanyak mungkin jembatan persahabatan dan saling pengertian lintas agama dan suku bangsa.
"Bahwa para pemimpin agama berperan penting dalam upaya menghilangkan prasangka, menghadapi serta mencegah berkembangnya berbagai ideologi ekstrim yang dapat memicu kebencian dan ketakutan di tengah masyarakat yang beragam," ungkapnya.
Duta Besar Ngurah Swajaya dalam sambutannya mengharapkan agar ISID dapat pula lebih mendekatkan hubungan, kerja sama dan meningkatkan people to people contact kedua negara. Apalagi sebagai negara bertetangga, Indonesia dan Singapura harus saling menguatkan dalam segala hal.
ISID diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI, bekerja sama dengan Kementerian Agama RI, KBRI Singapura dan segenap pemangku kepentingan di Singapura. Tema yang diangkat adalah "Sharing of Best Practices, Lessons Learnt and Way Forward". Forum dialog ini juga dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan Indonesia-Singapura.
(maf)