Unhan Gelar IIDSS Bahas Kompleksitas Ancaman Negara

Jum'at, 14 Juli 2017 - 20:22 WIB
Unhan Gelar IIDSS Bahas...
Unhan Gelar IIDSS Bahas Kompleksitas Ancaman Negara
A A A
BOGOR - Sejumlah pakar pertahanan dari berbagai negara menilai, pentingnya ketahanan energi, anggaran, dan pengembangan teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista), dalam mengantisipasi kompleksitas ancaman.

Hal itu disampaikan sejumlah pakar pertahanan dalam Indonesia International Defense Science Seminar (IIDSS) yang digelar Universitas Pertahanan (Unhan) Sentul Bogor, selama dua hari pada 12-13 Juli.

Seminar ini dihadiri oleh para pembicara sebagai pakar pertahanan dari beberapa negara dan diikuti oleh lebih dari 1.000 orang peserta.

Dari perspektif defense studies, dibahas pentingnya anggaran pertahanan yang berfokus pada pengalaman pengadaan alutsista di Indonesia dan menggarisbawahi penyeimbangan, serta pengembangan industri pertahanan nasional yang berkelanjutan.

Perspektif ini disampaikan oleh Profesor Ron Matthews dari UK Defense Academy, yang diperkuat oleh pendapat Siemon T Wezeman, seorang peneliti senior pada SIPRI’s Arms and Military Expenditure Programme, Swedia dan mantan Seskab Andi Widjajanto.

Andi Widjajanto menjelaskan, hubungan antara politik dan ekonomi dengan belanja pertahanan, khususnya di Asia Tenggara. Andi meyakini, Indonesia adalah salah satu negara yang paling mungkin di kawasan untuk mengembangkan kompetensi produksi persenjataan.

Terkait situasi terkini dengan adanya potensi ancaman rudal Korea Utara, seminar tersebut juga membahas ciri-ciri utama ancaman udara yang muncul agar dapat diidentifikasi oleh Ground Based Air Defense (GBAD), sebuah sistem penting yang dikembangkan untuk mengatasi evolusi ancaman.

Atas dasar itu, Chief Systems Engineer di perusahaan persenjataan Kongsberg, Norwegia, Sveinung Alne membahas kebutuhan untuk menangkis serangan rudal Korea Utara dari perspektif defense technologies.

"Kemampuan tersebut penting bagi industri pertahanan nasional yang berkelanjutan mencapai kemandirian teknologi sekaligus menjamin keamanan dan stabilitas," ujar Yayat Ruyat, M.Eng, Vice President PT Pindad, Jumat (14/7/2017).

Kompleksitas isu keamanan juga menyangkut sektor energi. Para peserta seminar sepakat bahwa ketahanan energi merupakan suatu kondisi yang patut menjadi perhatian militer mengingat pentingnya memenuhi kebutuhan energi dalam menjamin kelancaran tugas-tugas operasional.

Ketua Seminar IIDSS Laksda TNI Amarulla Octavian menyampaikan, hasil diskusi seminar mencermati tinjauan ancaman yang terus berevolusi, sehingga perkembangan teknologi di bidang pertahanan sangat penting bagi Indonesia untuk memberdayakan sejumlah institusi.

"Termasuk pemerintah dan juga berbagai organisasi yang melaksanakan penelitian dan pengembangan untuk kepentingan nasional bidang pertahanan-keamanan," ujarnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0067 seconds (0.1#10.140)