Penusukan 2 Anggota Brimob Dinilai Kado Hitam Hari Bhayangkara 2017

Sabtu, 01 Juli 2017 - 08:47 WIB
Penusukan 2 Anggota...
Penusukan 2 Anggota Brimob Dinilai Kado Hitam Hari Bhayangkara 2017
A A A
JAKARTA - Kasus penusukan terhadap 2 anggota Brigade Mobil (Brimob) setelah melakukan salat Isya di masjid sebelah lapangan Bhayangkara Mabes Polri pukul 19.40 WIB, Jumat 30 Juni 2017 dinilai sebagai kado hitam untuk Hari Bhayangkara tahun ini. Bahkan, kasus penusukan ini juga dinilai sebagai penghinaan.

"Kasus penusukan 2 anggota Brimob usai salat di masjid di dekat Mabes Polri adalah kado hitam untuk Hari Bhayangkara 2017 yang jatuh 1 Juli ini. Kasus penusukan itu juga sekaligus merupakan penghinaan terhadap institusi Polri karena terjadi tak jauh dari Markas Besar Kepolisian," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam keterangan persnya yang diterima wartawan, Sabtu (1/7/2017).

Neta mengaku prihatin dengan peristiwa tersebut. Dia juga menambahkan, rentetan kasus yang menyasar ke kepolisian Republik Indonesia sebagai bentuk perlawanan teroris.

"Setelah berhasil menyerang Polda Sumatera Utara (Sumut) dan membunuh seorang polisi, kelompok teroris makin nekat mendekatkan serangan ke Mabes Polri. Seakan para teroris ingin menyampaikan pesan bahwa mereka menantang Polri," kata Neta.

Maka itu, Neta mengingatkan, agar Polri meningkatkan kewaspadaannya agar kasus tersebut tidak terulang lagi. "Dengan adanya kasus ini, Polri harus meningkatkan kewaspadaan, kepekaan dan profesionalismenya. Apalagi saat ini dimana para teroris semakin agresif dan nekat serta berani menyebarkan secara terbuka rencana serangannya ke jajaran kepolisian," tuturnya.

Catatan hitam HUT Polri 2017 yang ditorehkan teroris ini harus segera disikapi, Neta mengatakan, Polri harus segera membongkar jaringan tersebut. (Baca Juga: Usai Salat, Dua Anggota Brimob Ditikam Tak Jauh dari Mabes Polri
"Polri (harus) segera membongkar dan membersihkan jaringan maupun sel-sel terorisme di negeri ini. Perang terbuka yang digelar para teroris perlu disikapi Polri dengan memerangi jaringan teroris hingga keakar-akarnya dan segera membongkar siapa sesungguhnya yang menjadi otak penyerangan beruntun terhadap polisi akhir-akhir ini," kata Neta.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6379 seconds (0.1#10.140)